Jumat, 24 Desember 2021

Kisah Imam Ahmad Dalam Menjaga 'Iffah (Kehormatan Diri)

 🔖 

Diceritakan bahwa pernah suatu hari Imam Ahmad ketika sedang menimba ilmu di Yaman rumah beliau dimasuki pencuri, pakaian beliau ludes dicuri.


Imam Ahmad pun tidak bisa keluar rumah karena sudah tidak punya lagi pakaian untuk ganti.


Dengan keadaan demikian, akhirnya selama beberapa waktu Imam Ahmad tidak terlihat di majelis ilmu.


Teman-temannya merasa kehilangan karena mereka tidak tahu dengan apa yang sedang menimpa Imam Ahmad.


Mereka pun akhirnya bersama-sama menuju ke rumah Imam Ahmad untuk mencari kabar.


Ketika sampai di rumahnya, mereka pun menanyakan kabar beliau.


Imam Ahmad akhirnya terpaksa bercerita tentang kejadian yang menimpanya.


Karena rasa iba atas apa yang terjadi, di antara mereka ada yang menawarkan bantuan berupa emas kepada Imam Ahmad.


Temannya mempersilahkan kepada Imam Ahmad agar emas tersebut digunakan untuk berbelanja segala kebutuhannya, tapi Imam Ahmad menolaknya dan beliau hanya mau mengambil satu dinar dari salah seorang temannya.


Itu pun beliau ambil karena statusnya sebagai upah atas pekerjaan beliau menyalinkan catatan kepada salah seorang temannya tersebut.


Allahu akbar!


Ikhwan wa akhwat fillah! Perhatikanlah sedemikian keadaannya Imam Ahmad, tapi beliau tidak mudah untuk meminta-minta.


Beliau tetap menjaga kehormatan dirinya.


Beda dengan kita yang selalu berharap bantuan dari manusia padahal keadaannya belum pada taraf darurat.


Allahu musta'an, wallahu a'lam, semoga bermanfaat.


📚 Al Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir, jilid 1 halaman 329


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه وبارك وسلم أجمعين


 Ilmu Dan Dakwah

Sabtu, 18 Desember 2021

Kisah Nabi yang tertidur selama 100 tahun merupakan salah saatu tanda-tanda kebesaran Allah.

 Kisah Nabi Uzair yang Tertidur 100 Tahun

Al musyarofah 2021


✍️Rusman H Siregar


Jum'at, 10 Desember 2021 - 22:11 WIB



Dikisahkan, seorang hamba Allah melewati satu negeri yang kosong tanpa penduduk dan telah runtuh setelah kehancuran Nebukadnezar. Kemudian hamba itu berkata: "Bagaimana Allah akan menghidupkan negeri ini kembali setelah mati?" Maka Allah menidurkannya selama 100 tahun lalu menghidupkannya kembali.


Kisahnya diabadikan oleh Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an. Hamba Allah yang dimaksud ialah Uzair. Al-Qur'an tidak menyebutnya sebagai Nabi, namun para ulama menyatakan bahwa Uzair adalah seorang Nabi di antara 313 orang Rasul utusan Allah.


Ibnu Katsir mengatakan, pendapat yang masyhur menyatakan Uzair adalah seorang Nabi yang diutus kepada Bani Israil. Riwayat lain menyebut beliau adalah seorang pemuka agama dari Bani Israel yang hidup sebelum kelahiran Nabi Isa 'alahissalam.


Berikut firman-Nya:


اَوۡ كَالَّذِىۡ مَرَّ عَلٰى قَرۡيَةٍ وَّ هِىَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوۡشِهَا ‌ۚ قَالَ اَنّٰى يُحۡىٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَا ‌ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ‌ؕ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَ‌ؕ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٍ‌ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَةَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡ‌ۚ وَانْظُرۡ اِلٰى حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ‌ وَانْظُرۡ اِلَى الۡعِظَامِ كَيۡفَ نُـنۡشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوۡهَا لَحۡمًا ‌ؕ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ


"Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?" Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, "Berapa lama engkau tinggal (di sini)?" Dia (orang itu) menjawab, "Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari." Allah berfirman, "Tidak! Engkau telah tinggal 100 tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, "Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Al-Baqarah Ayat 259)


Nabi Uzair dihidupkan kembali setelah 100 tahun tertidur. Allah menghidupkan kembali jasadnya sebagaimana sebelum beliau tertidur. Nabi Uzair bertemu ahli keluarga dan masyarakat. Setelah itu beliau menunggang keledai dan pergi ke rumahnya sendiri yang ditinggalkannya 100 tahun dahulu dan menemui seorang wanita buta yang berusia 120 tahun.


Beliau bertanya kepadanya, adakah rumah itu kepunyaan Uzair? Wanita itu mengiyakannya dan menyatakan bahwa Uzair sudah dilupakan orang. Akhirnya, beliau meyakinkan wanita itu bahwa dirinya adalah Uzair. Wanita itu pun mengumumkan kepada orang ramai (kaum Yahudi) bahwa Uzair sudah kembali.


Uzair pun didatangi anaknya sendiri yang berusia 118 tahun. Sewaktu beliau ditidurkan, anaknya berusia 18 tahun. Lalu anaknya mengatakan bahwa ayahnya dulu memiliki tanda kelahiran di antara dua bahunya. Beliau pun menunjukkan tanda kelahiran itu.


Kaum Yahudi Menyebut Uzair Anak Allah


Al-Qur'an mengisahkan sikap orang-orang Yahudi yang melampaui batas karena menyebut Uzair sebagai anak Allah. Orang-orang Yahudi menyebutnya 'Izra dan dianggap pahlawan karena menulis salinan Kitab Taurat.


Kala itu tidak ada satu pun yang menghafal Kitab Taurat setelah semuanya dibakar pada zaman penyerangan Raja Bukhtunasar. Maka mereka meminta Uzair mengeluarkan satu-satunya salinan Taurat yang disembunyikan oleh ayahnya sendiri bernama Sarukha.


Ketika Nabi Uzair mengeluarkan salinan Kitab Taurat dari tempat persembunyiannya, didapatinya kertasnya sudah rusak dan berderai. Maka Uzair pun duduk sambil memikirkan bagaimana beliau dapat menulis kembali Kitab Taurat itu.


Saat berada di hadapan orang-orang Yahudi, tiba-tiba dua bintang jatuh dari langit dan menghentak dadanya dan seketika membuka ingatannya. Lalu Uzair menulis kembali Kitab Taurat itu.


Melihat itu, orang-orang Yahudi mengatakan Uzair adalah anak Allah disebabkan dua perkara. Pertama, penyaksian mereka terkait jatuhnya dua bintang dari langit. Menurut pandangan mereka, ini adalah tanda sebagai anak Tuhan. Perkara kedua adalah Nabi Uzair mampu menyalin Kitab Taurat hanya melalui ingatannya.


Anggapan berlebihan orang-orang Yahudi ini pun mendapat laknat dari Allah. Berikut firman-Nya Al-Qur'an:


وَقَالَتِ الۡيَهُوۡدُ عُزَيۡرُ ۨابۡنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ النَّصٰرَى الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ اللّٰهِ‌ؕ ذٰ لِكَ قَوۡلُهُمۡ بِاَ فۡوَاهِهِمۡ‌ ۚ يُضَاهِئُونَ قَوۡلَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ‌ ؕ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ‌ۚ اَنّٰى يُؤۡفَكُوۡنَ


"Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?" (QS. At-Taubah Ayat 30)


Dalam Tafsir Kemenag disebutkan bahwa Uzair hidup di sekitar tahun 457 sebelum Masehi. Dia seorang pengarang ulung, pendiri suatu perhimpunan besar, dan rajin mengumpulkan naskah-naskah Kitab Suci dari berbagai daerah.

Dialah yang memasukkan huruf-huruf Kaldea atau Arami sebagai pengganti huruf-huruf Ibrani kuno. Dia juga yang menulis hal-hal yang terkait dengan peredaran matahari, dan menyusun kembali kitab-kitab bermutu yang telah berantakan. Semasa hidupnya, ia dianggap sebagai masa kesuburan agama Yahudi, karena dialah penyair syariat Taurat yang terkemuka, menghidupkan syariat itu kembali sesudah sekian lama dilupakan orang.


Karena itu kaum Yahudi menganggapnya sebagai orang suci yang lebih dekat kepada Allah. Bahkan sebagian dari mereka yang fanatik menganggap dan memanggilnya dengan "anak Allah". Meskipun hanya sebagian kaum Yahudi yang berkeyakinan demikian tetapi tidak ada yang membantahnya dan mengingkarinya.


Allah mengutuk mereka karena tidak mau kembali ke akidah tauhid bahwa Allah itu Esa. Adapun Uzair dan Isa Al-Masih bukanlah anak Allah melainkan hamba yang saleh, taat kepada Allah, mulia dan dihormati.


📝(www.facebook.com/muhammadrozi) (17/12/21). 

______

Copyright © 2021 SINDOnews.com, All Rights Reserved

https://kalam.sindonews.com/read/624873/70/kisah-nabi-uzair-yang-tertidur-100-tahun-1639149130

______

> Ikhlashati Olshop www.tokopedia.com/ikhlashatiolshop

___

Foto/dok alnurceyhan.com

Rabu, 15 Desember 2021

Masalah Doa🌹*

 *ıllıllı🌿ıllıllı🌼ıllıllı🌼ıllıllı🌿ıllıllı*

《﷽📿𝕭𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘𝖇𝖎𝖍 𝕴𝖓𝖉𝖆𝖍📿﷽》


*اَلسّٰلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّٰهِ وَ بَرَكَاتُهُ* 


*۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞*


*☪️


🌸🍃Seseorang mengeluh pada seorg ustad, "Dimanakah keadilan Alloh, telah lama aku meminta dan memohon padaNya namun tak pernah dikabulkan..aku beribadah, bersedekah, berbuat kebajikan.. tapi tak satupun keinginanku dikabulkan.


Padahal seorang teman yg ibadahnya kacau, bicaranya menyinggung hati, akhlaknya buruk, tapi apa yang dimintanya terkabul dengan cepat ..... Oh sungguh Alloh tidak adil ....."


Ustad pun berkata,

"Pernahkah engkau didatangi pengamen?"

"Pernah, tentu saja" Kata orang itu serius.

"Bayangkan jika pengamen itu berpenampilan seram, bertato, bertindik, nyanyiannya tak merdu memekakkan telinga, apa yang kau lakukan?"

Orang itu menjawab, "segera kuberi uang agar dia cepat berlalu dari hadapanku"


"Lalu bgmn jika pengamen itu besuara merdu mendayu, menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi, apa yg kau lakukan?"

"Kudengarkan dan kunikmati hingga akhir lagu lalu kuminta ia bernyanyi lagi sekali lagi dan tambah lagi..", kata orang itu sambil tersenyum.


"Kalau begitu bisa saja Alloh bersikap begitu pada kita hambaNya.

Jika ada manusia yang berakhlak buruk & dibenciNya berdoa & memohon padaNya, mungkin akan Dia firmankan pd malaikat "Cepat berikan apa yg dia minta. Aku muak dengan pintanya".


Tapi bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang sholeh yang rajin bersedekah, maka mungkin saja Alloh berfirman pada malaikatNya : "Tunggu, Tunda dulu apa yang dipintanya, aku menyukai doa2nya, Aku menyukai isak-tangis nya. Aku tak ingin dia menjauh dari Ku setelah mendapat apa yg dipintanya. Aku ingin mendengar tangisnya karena Aku mencintainya.." Aku inginkan sesuatu yang Terbaik utknya nanti.


SAUDARA dan SAHABATKU...

Sesungguhnya Alloh akan memperlakukan kita sesuai prasangka kita terhadap-Nya.

Baikkan prasangkamu, maka Allohpun akan menjanjikan kehidupan yang indah, yang kelak membuat kita semakin bersyukur kepadaNya


Apapun yang terjadi pada kita, itu yg terbaik untuk kita.

Jangan pernah berprasangka buruk pada Allah)


*🌷📿ikhsan[berbuatbaik]💕✍🏻*


*آللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّد*


   *🕊𝕸𝖆𝖏𝖊𝖑𝖎𝖘 𝕻𝖊𝖈𝖎𝖓𝖙𝖆 𝕽𝖆𝖘𝖚𝖑🕊*

❀✰✰ᨖᨖᨖᨖᨖᨖᨖᨖ✰✰❀

*《📿🌷sabar&syukur🌷📿》*

*ıllıllı🌿ıllıllı🌼ıllıllı🌼ıllıllı🌿ıllıllı*

Minggu, 07 November 2021

KISAH PEMUDA AHLI TAHAJJUD

 https://www.facebook.com/groups/1016398002204881/permalink/1213475945830418/?sfnsn=wiwspmo&ref=share

https://www.facebook.com/groups/1016398002204881/permalink/1213475945830418/

Ibrah/pelajaran berharga.


KISAH PEMUDA AHLI TAHAJJUD 

Telah disampaikan di pengajian rutin Sabtu Pagi Mushola Al Musyarofah Jakarta Desember 2021

===========================

Seorang pemuda berusia 17 tahun dilarikan ke Rumah sakit militer di Riyadh. Sebuah peluru nyasar mengenai tubuhnya.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, pemuda itu memandang wajah ibunya yang sedang menangis sedih seraya mengatakan, “Wahai ibunda, janganlah engkau bersedih. 


Aku baik-baik saja. Sesungguhnya aku akan meninggal. Aku telah mencium wanginya bau surga.” Orang tua mana yang tidak terkejut dengan kalimat tersebut dari putra kesayangannya. Mereka masih berharap putranya dapat diselamatkan.


Sesampainya di instalasi gawat darurat, seorang dokter langsung menanganinya. Namun sang pemuda itu berkata kepadanya, “Wahai saudaraku, sesungguhnya aku akan meninggal. Aku telah mencium semerbak harum bau surga. maka janganlah engkau merepotkan dirimu sendiri. Aku hanya menginginkan kehadiran ayah dan ibuku di sisiku.”


Sesuai permintaan pemuda, kini ayah dan ibu telah berada di instalasi gawat daurat. Sebuah senyum kebahagiaan terpancar di wajah sang pemuda. Lalu ia membaca dua syahadat.

“Asyhadu an laa-ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhamamadan rasulullah” kalimat sang pemuda ini sekaligus mejadi kalimat terakhir dalam hidupnya. Ia menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala segera setelah menyelesaikan ikrar syahadat, bahkan ia meninggal dalam posisi telunjuk jari tangannya menunjuk, seperti posisi tasyahud dalam shalat.


Setelah Maghrib, dokter Kholid bin Abdul Aziz Al Jubair bertemu dengan Dhiya’, petugas rumah sakit yang memandikan jenazah pemuda tersebut. Ia menceritakan kondisi pemuda tersebut saat dimandikannya. “Jari telunjukkan membentuk isyarat seperti orang shalat yang sedang membaca tasyahud.”


Selain itu, hal yang paling ajaib adalah, jenazah pemuda tersebut tetap segar. Terlihat segar bugar. Seperti orang yang sedang beristirahat dengan nyenyak.

.

Dokter spesialis bedah itu penasaran. Ia pun menemui orang tua si pemuda dan menanyakan amal apa yang dilakukan oleh putra mereka sehingga ia bisa membaca syahadat di akhir hayatnya, bertasyahud dan jasadnya tetap segar bugar.


“Anak kami,” kata orang tuanya kepada dokter Kholid, “sejak memasuki usia akil baligh, dialah yang selalu membangunkan kami untuk shalat Subuh. Ia sangat rajin qiyamullail dan membaca Al Qur’an. Selalu berupaya menunaikan shalat jama’ah di masjid…”


Masya Allah… usianya baru 17 tahun, masih duduk di kelas 2 SMA, tetapi amalnya luar biasa. Pantaslah jika dirinya mendapatkan karunia Allah berupa husnul khatimah dan jenazahnya segar bugar.

.

Dokter Kholid lantas menceritakan apa yang diketahuinya kepada rekannya yang juga dokter ahli bedah. “Masya Allah… usianya baru 17 tahun? Ia sungguh jauh lebih baik dariku. Mengapa aku tidak belajar darinya?” kata dokter itu. Ia pun kemudian mengambil cuti satu minggu. “Aku ingin melakukan muhasabah,” katanya kepada dokter Kholid.


Dokter Kholid juga menceritakan kepada rekannya yang dokter bedah di Jeddah. Mendengar cerita dokter Kholid, dokter itu menangis. Ia pun berkomitmen untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal- amalnya.


 “Jika anak berusia 17 tahun saja bisa, mengapa ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda ibadah kepada-Nya?” Wallahu A'lam..


Semoga Allah memberikan kita petunjuk dan hidayah-Nya, agar di setiap ilmu yang kita miliki, dapat menggerakkan kita untuk lebih dekat lagi kepada Allah.


#copas.

Jumat, 22 Oktober 2021

Emas dan Tanah

 EMAS berkata pada TANAH


" Coba lihat pada dirimu suram dan lemah , apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku ??,,,


TANAH menjawab.

" Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah , bisa menumbuhkan rumput dan pohon , bisa menumbuhkan tanaman dan banyak lagi apakah kamu bisa ?,,,

EMAS pun terdiam seribu bahasa....!!


Dalam hidup ini banyak orang yang seperti EMAS berharga , menyilaukan tapi tidak bermanfaat bagi sesama.

Sukses dalam karir, rupawan dalam paras , tapi sukar dalam membantu apalagi peduli.

Tapi ada juga yang seperti tanah , posisi biasa saja , bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapan pun.


Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa Bernilainya Diri kita, tetapi seberapa besar bermafaatnya kita bagi orang lain.

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang barulah kita benar-benar Bernilai.


Apa gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat kita, keluarga, dan 

orang lain.

Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan

Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.

Karena hidup adalah proses ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.


#selfreminder

Sumber:

https://www.facebook.com/100026864083158/posts/882311186007676/

Sabtu, 16 Oktober 2021

AL-KISAH SEORANG PENGEMIS MENGETUK PINTU RUMAH RASULULLAH SAW

 


Pengemis itu berkata: "saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullah."


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu".


Sayyidah Aisyah pun melaksanakan perintah Rasulullohu shallallahu ‘alaihi wasallam.


Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau, dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar: 


"Siapa yang mau membeli baju Rasulullah? ".


Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang, dan semua ingin membelinya.


Kemudian ada seorang kaya namun buta yang mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya:


 “jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka”. 

Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi.


Alangkah gembiranya si buta tersebut, dengan memegang baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu, orang buta tersebut kemudian berdoa dan berkata: 


“Yaa Rabb dengan hak Rasulullah dan berkat baju yg suci ini, kembalikanlah pandanganku... ".


Masyaa Allah...

dengan izin Allah, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.


Keesokan harinya, iapun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh gembira dan berkata:

 "Wahai Rasulullah... pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan baju anda sebagai hadiah dariku.. ".


Sebelumnya orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, padahal biasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam jarang sekali tertawa... 


Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Sayyidah Aisyah: 

"Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan izin dan berkahNya, ia telah mengkayakan orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan budak dan kembali lagi kepada kita."


Masya Allah ...


Al-Imam as-Suyuti menyebutkan dalam salah satu kitabnya bahwa pahala shadaqoh itu ada 5 macam:


Sesungguhnya pahala bersedekah itu ada lima kategori :


1) Satu dibalas sepuluh (1:10) yaitu bersedekah kepada orang yang sehat jasmani.

2) Satu dibalas sembilan puluh (1:90) yaitu bersedekah terhadap orang buta, orang cacat atau tertimpa musibah, termasuk anak yatim dan piatu.

3) Satu dibalas sembilan ratus (1:900) yaitu bersedekah kepada kerabat yang sangat membutuhkan.

4) Satu dibalas seratus ribu (1: 100.000) yaitu sedekah kepada kedua orangtua.

5) Satu dibalas sembilan ratus ribu (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang yg alim atau ahli fiqih.


[Kitab Bughyatul Musytarsyidin].


Wallahu A'lam bish-shawab


Semoga Allah Ta'ala mendekatkan kita hari ini dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya dan memudahkan kita untuk bermurah hati, suka bersedekah dengan ikhlas. Aamiin yaa Rabbal'Aalamiin 🤲

Selasa, 05 Oktober 2021

Akhir Hidup Penyembah Berhala yang Mendapatkan Hidayah

 


Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika itu kami naik perahu, angin kencang berhembus menerpa perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau itu dan mendapat seorang laki-laki sedang terdiam menyembah patung.”


Kami berkata kepadanya, ‘Di antara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan seperti yang kamu perbuat.’


Dia bertanya, ‘Kalau demikian, apa yang kalian sembah?’


Kami menjawab, ‘Kami menyembah Allah.’


Dia bertanya, ‘Siapakah Allah?’


Kami menjawab, ‘Dzat yang memiliki istana di langit dan kekuasaan di muka bumi.’


Dia bertanya, ‘Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?’


Kami jawab, ‘Dzat tersebut mengutus seorang rasul kepada kami dengan membawa mukjizat yang jelas, maka rasul itulah yang menerangkan kepada kami mengenai hal itu.’


Dia bertanya, ‘Apa yang dilakukan rasul kalian?’


Kami menjawab, ‘Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalah-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut ruhnya. Kini utusan itu telah meninggal.’


Dia bertanya, ‘Apakah dia tidak meninggalkan sesuatu tanda kepada kalian?’


Kami menjawab, ‘Dia meninggalkan kitabullah untuk kami.’


Dia berkata, ‘Coba kalian perlihatkan kitab suci itu kepadaku!’


Kemudian kami memberikan mushaf kepadanya. Dia berkata, ‘Alangkah bagusnya bacaan yang terdapat dalam mushaf itu.’ Lalu kami membacakan beberapa ayat untuknya. Tiba-tiba ia menangis, dan berkata, ‘Tidak pantas Dzat yang memiliki firman ini didurhakai.’ Kemudian ia memeluk Islam dan menjadi seorang muslim yang baik.’


Selanjutnya, dia meminta agar diizinkan ikut serta dalam perahu. Kami pun menyetujuinya lalu kami mengajarkan beberapa surat Al-Quran. Ketika malam tiba, sementara kami semua berangkat tidur, tiba-tiba dia bertanya, ‘Wahai kalian, apakah Dzat yang kalian beritahukan kepadaku itu juga tidur?’


Kami menjawab, ‘Dia Hidup terus, Maha Mengawasi dan tidak pernah ngantuk atau tidur.’


Dia berkata, ‘Ketahuilah, adalah termasuk akhlak yang tercela bilamana seorang hamba tidur nyenyak di hadapan tuannya.’ Dia lalu melompat, berdiri untuk mengerjakan shalat. Demikianlah, kemudian ia qiyamullail sambil menangis hingga datang waktu subuh.


Ketika sampai di suatu daerah, aku berkata kepada kawan-kawanku, ‘Laki-laki ini orang asing, dia baru saja memeluk Islam, sangat pantas jika kita membantunya.’ Mereka pun bersedia mengumpulkan beberapa barang untuk diberikan kepadaya, lalu kami menyerahkan bantuan itu kepadanya. Seketika saja ia bertanya, ‘Apakah ini?’


Kami menjawab, ‘Sekadar infak, kami berikan kepadamu.’


Dia berkata, ‘Subhanallah. Kalian telah menunjukkan kepadaku suatu jalan yang kalian sendiri belum mengerti. Selama ini aku hidup di suatu pulau yang dikelilingi lautan, aku menyembah dzat lain (bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala). Sekalipun demikian, dia tidak pernah menyia-nyiakan aku…. Maka bagaimana mungkin dan apakah pantas Dzat yang aku sembah sekarang ini, Dzat Yang Maha Mencipta dan Dzat Maha Memberi rezeki akan menelantarkan aku?’


Setelah itu, dia pergi meninggalkan kami. Beberapa hari kemudian, aku mendapat khabar bahwa ia dalam keadaan sakaratul maut. Kami segera menemuinya, dan ia sedang dalam detik-detik kematian. Setiba di sana, aku ucapkan salam kepadanya, lalu bertanya, ‘Apa yang kamu inginkan?’


Dia menjawab, ‘Keinginan dan harapanku telah tercapai pada saat kalian datang ke pulau itu, sementara ketika aku tidak mengerti kepada siapa aku harus menyembah.’


Kemudian aku bersandar pada salah satu ujung kainnya untuk menenangkan hatinya, tiba-tiba saja aku tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi melihat taman yang di atasnya terdapat kubah di sebuah kuburan seorang ahli ibadah. Di bawah kubah terdapat tempat tidur sedang di atasnya tampak seorang gadis sangat cantik. Gadis itu berkata, ‘Demi Allah, segeralah mengurus jenazah ini, aku sangat rindu kepadanya.’ Maka aku terbangun dan aku dapati orang tersebut telah mati. Lalu aku mandikan jenazah itu dan aku kafani.


Pada malam harinya, saat aku tidur, aku memimpikannya lagi. Aku lihat ia sangat berbahagia, didampingi seorang gadis di atas tepat tidur di bawah kubah sambil menyenandungkan firman Allah.


سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“(Sambil mengucapkan), ‘Salamu ‘alaikum bima shabartum.’’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 24) (Al-Mawa’izh wal Majalis, 40).

Senin, 04 Oktober 2021

Kisah Rasullullaoh dan 2 orang

 اللهم صل على سيدنا محمد 


Alkisah, suatu hari Nabi Muhammad SAW sedang duduk di dalam masjid Madinah. Ketika itu tampak dua orang yang berpenampilan bersih dan rupa yang tampan datang menghampiri. Mereka memberi Salaam.


“Dari mana kalian berasal?” tanya Nabi.


"Kami berasal dari masa yang sudah lama berlalu,” jawab mereka.


“Sudah lama kami menyembah Allah dan kami telah mendengar untaian kata-kata yang lebih indah dari segala kata yang pernah ada. Dari seluruh Kitab Allah yang ada, untaian kata-kata ini disebutkan sebagai yang terindah, dan untaian kata-kata ini hanya akan muncul di akhir zaman, di dalam Kitab yang paling akhir muncul (yakni Al Qur’an Karim, red.). 

Jadi kami kemudian beribadah selama seribu tahun hingga Allah bertanya kepada kami berdua karunia apa yang bisa diberikan-NYA kepada kami. 

Kami memohon agar bisa mendengar untaian kata-kata indah itu, yakni surah Al-Faatihah.” 

Allah tidak menjawab mereka. Lalu mereka berdua kembali berdoa selama seribu tahun. 

Baru Allah menjawab mereka. Dia berkata, “Surah ini hanya KU-peruntukkan bagi Kekasih-KU tercinta Muhammad SAW dan umatnya.”


Kedua lelaki itu berdoa selama seribu tahun lagi hingga Allah kembali bertanya kepada mereka karunia apa yang bisa Dia berikan kepada mereka. Mereka menjawab, “Karena kami tak bisa dikaruniai Al-Faatihah mohon agar ijinkan kami berdua hidup berusia panjang agar bisa menjadi bagian dari umat Beliau SAW, menyalami Beliau SAW, dan mendengar pembacaan surah Al-Faatihah, walau hanya sekali saja. Sehingga kami kemudian wafat dalam keadaan puas/ridho.”


Kedua lelaki ini adalah Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS. 


Mereka kemudian ber-Syahadah kepada Nabi SAW yang dengannya mereka merasa puas. Mereka tidak lagi menjadi Nabi tapi “hanyalah” bagian dari Umat Muhammad SAW. Mereka memohon agar Nabi SAW berkenan membacakan Al-Faatihah untuk mereka. Beliau SAW kemudian membacakan surah Al-Faatihah untuk mereka berdua dan kemudian mereka berdua membacanya bersama Beliau SAW. Lalu mereka semua bersama-sama mengucapkan “Amiin” yang artinya “Duhai Allah, mohon terimalah doa kami…”


Mereka kemudian bertanya,


“Duhai Rassulullah, apakah balasannya membaca Al-Faatihah?”


“Jika saja Allah mengaruniaiku kehidupan hingga akhir masa, maka tidaklah cukup untuk mengatakan kepadamu semua manfaatnya (semua kebaikan yang akan kita terima karena membaca surah Al-Faatihah, red.),” jawab Nabi SAW. “


"Jadi, aku akan mengatakan kepadamu manfaat dari mengucapkan Amiin.”


Alif tertulis di kening Israfil AS. 

Mim tertulis di kening Mikail AS. 

Yaa tertulis di kening Jibril AS. 

Nun tertulis di kening Izrail AS. 

Siapa saja yang mengucapkan “Amiin” akan mendapat manfaat dari keempat Malaikat ini.”


“Mohon ceritakan lebih banyak lagi,” kata mereka berdua.


“Alif tertulis di dalam Taurat. 

Mim tertulis didalam Zabur. 

Yaa tertulis didalam Injil. Nun tertulis didalam Qur’an.

Siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam mengucapkan “Amiin” setelah pembacaan al-Faatihah, maka seolah-olah dia telah membaca Keempat Kitab Suci itu.”


“Kalian mau yang lebih lagi?”


“Ya…” jawab mereka.


“Alif tertulis di kening Sayyidina Abu Bakar RA. Mim tertulis di kening Sayyidina Umar RA. 

Yaa tertulis di kening Sayyidina Utsman RA. 

Nun tertulis di kening Sayyidina Ali RA.  

Siapa saja yang mengucapkan “Amiin” akan mendapat manfaat dari Keempat Sahabat ini”.


Kedua lelaki baru saja akan berdoa memohon agar Allah mencabut nyawa mereka sebagaimana yang mereka kehendaki apabila keinginan mereka sudah mereka peroleh, seketika Nabi SAW menghentikan maksud mereka. 

Beliau SAW berkata 


“Allah telah mengaruniai kalian usia yang panjang dan kekuatan khusus. Umatku lemah dan mereka membutuhkan kalian.”


Kemudian Allah mengaruniai mereka usia yang panjang untuk berkhidmat kepada Umat Sayyidina Muhammad SAW. 

Nabi Ilyas AS di daratan, Nabi Khidir AS di lautan.

Lahumul faatihahh... آمين 

(Naskah ini ditulis oleh Hajjah Anne Aminah Adil al-Haqqani, yang tak lain adalah istri dari Maulana Syaikh Naziem Adil Al-Haqqoni).

Jumat, 01 Oktober 2021

MEMAHAMI KEADILAN ALLAH*

 ​🇮​🇵​🇳

*♻️🍁I͞k͞a͞t͞a͞n͞ P͞e͞c͞i͞n͞t͞a͞ N͞a͞b͞i͞♻️🍁*

*📚السلام عليكم ورحمةالله وبركاته.*

     *✶✶✶࿐ཽ༵﷽࿐༵*   ┊┊┊ 

        


*


Ketika Nabi Musa as. bermunajat di bukit Thursina , ia berdoa ;


_"Ya Allah ...Engkau Maha Adil, tunjukkanlah keadilanMu ... "_


Allah pun menjawab ;

_"Hai Musa ... Jika Aku menampakkan keadilanKu padamu , engkau tidak akan sabar dan tergesa gesa menyalahkanKu."_


Lalu Musa menjawab :

_"Dengan taufikMu, aku akan sabar menerima dan menyaksikan keadilanMu . "_


Allah megijabah permintaan Musa, kemudian berfirman :

_"Pergilah engkau ke sebuah mata air, bersembunyilah di dekatnya dan saksikan apa yang akan terjadi... "_


Musa pun pergi ke mata air yang di maksud. 

Tak lama kemudian, datanglah seorang penunggang kuda, lalu turun untuk minum air. Saat itu si penunggang kuda sedang membawa sekantong uang. Dengan tergesa gesa, ia pergi sehingga lupa membawa kantong uangnya.


Tak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil untuk mengambil air. Ia melihat kantong itu lalu bocah itu mengambilnya dan terus pergi. 


Setelah anak itu pergi , datanglah seorang kakek buta. Si kakek buta mengambil air untuk wudhu dan beribadah. 

Selesai beribadah datanglah penunggang kuda tadi yang bermaksud mengambil kantong uangnya, namun ia hanya menemukan Si kakek buta yang sedang berdiri mau beranjak pergi.


_"Wahai kakek tua...kamu pasti mengambil kantongku yang berisi uang !!??"_ bentak si penunggang kuda.


Kagetlah si kakek, lalu berkata :

_"Bagaimana saya bisa mengambil kantong mu, sementara saya ini buta! "_


_"Jangan dusta kamu.!!"_ bentak si penunggang kuda.


Setelah bersitegang, kakek itu pun dibunuhnya. Kemudian penunggang pun menggeledah baju si kakek, namun tidak menemukan apa apa.


Saat melihat kejadian tersebut Nabi Musa protes kepada Allah :


_"Ya Allah... hamba sungguh tidak sabar melihat kejadian ini. Namun hamba yakin Engkau Maha Adil. Mengapa ini bisa terjadi ?"_


Lalu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menjelaskan :


_"Wahai Musa, Allah Maha Mengetahui hal hal ghaib yang tidak engkau ketahui. Anak kecil itu sebenarnya mengambil haknya sendiri._

_Dahulu ayahnya pernah bekerja pada si penunggang kuda, tetapi jerih payahnya tidak dibayarkan. Jumlah yang harus dibayarkan sama persis dengan yang diambil anak itu._ 

_Sementara kakek buta adalah orang yang membunuh ayah anak kecil itu, sebelum ia mengalami kebutaan."_


(Dinukil dari buku: _"Nasihat Al-Ghazali Bagi Penguasa"_)


Betapa pentingnya kita mengenal _(ma'rifah)_ kepada Allah, agar hati kita selalu berprasangka baik padaNya. 

Sering karena keterbatasan, manusia tidak mampu membaca keadilan Allah secara tepat. Manusia menganggap Allah tidak adil karena keputusanNya  dinilai merugikannya.


_"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu"_ 

(QS. Al-Baqarah, 2:216 ) 


Allah Maha Adil dan memberikan sesuatu kepada manusia dengan jalan terbaik menurut perhitunganNya, bukan menurut nafsu atau kepentingan kita.


Jadi tidak ada satu pun ketentuan Allah yang gagal dan buruk. Namun kitalah yang belum mengerti Hakikat kejadian tersebut. 


Subhanallah, Maha kuasa dan maha suci Allah dengan segala perbuatanNya. 


***

Selamat beraktifitas, saudara-riku tercinta...

🙂

*───✒️T͞i͞n͞t͞a͞ h͞a͞t͞i͞ 💚───(⸙ᰰ۪۪᭢*

*#Y͞a͞n͞g͞ t͞e͞r͞i͞n͞d͞a͞h͞ b͞u͞k͞a͞n͞ y͞a͞n͞g͞ m͞e͞n͞y͞a͞m͞p͞a͞i͞k͞a͞n͞ t͞a͞p͞i͞ y͞a͞n͞g͞ m͞a͞m͞p͞u͞ m͞e͞n͞g͞a͞m͞a͞l͞k͞a͞n͞n͞y͞a͞..*

*#J͞a͞g͞a͞ h͞a͞t͞i͞ d͞a͞l͞a͞m͞ k͞e͞t͞a͞a͞t͞a͞n͞ i͞s͞t͞i͞g͞h͞f͞a͞r͞,d͞z͞i͞k͞i͞r͞,s͞h͞o͞l͞a͞w͞a͞t͞ t͞a͞n͞p͞a͞ b͞a͞t͞a͞s͞..*


*۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.۞* 

       

*♻️🍁۪۪۪۫ ۪۪۫ ۪۪۪✍️ 🧕🏻Butiran Air Mata💧~IPN~🇮🇩*

Kamis, 30 September 2021

SEMUT HEBAT PENGGALI SEMANGAT*

 .⃟ꓸ᭄ꦿ⃔🌻⁾𝕬𝖑𝖋𝖎𝖞𝖆𝖍 𝕬𝖑 𝕶𝖆𝖋𝖋🌻.⃟ꓸ᭄ꦿ⃔⁾

🌹●○ .•°``°•.¸🌹.•°``°•.●○🌹

🕊𝕸𝖆𝖏𝖊𝖑𝖎𝖘 𝕻𝖊𝖈𝖎𝖓𝖙𝖆 𝕽𝖆𝖘𝖚𝖑🕊

🌹●○•°~  ° •.¸¸🌹.•° *🌹


*اَلسّٰلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّٰهِ وَ بَرَكَاتُهُ*


🧺⃕͜ꦿ𖡜ོꞋꞌ🥀🧺⃕͜ꦿ𖡜ོꞋꞌ🥀



*

🐜🐜🐜🐜🐜


Suatu hari, sekelompok semut  berjalan melewati hutan.


Diantara jalan yang mereka lewati, rupanya terdapat genangan air yang cukup besar.


Dan genangan air itu menenggelamkan dua diantara sekelompok semut tersebut.


Kedua semut itu jatuh dan tidak tahu bagaimana cara berenang.


Mereka hanya berteriak dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menyentuh daratan.


Genangan air itu rupanya cukup besar, sehingga setiap kali dua semut nyaris berhasil gelombang air seakan membuat mereka kembali menjauh dari daratan yang dituju.


Melihat hal ini, sekelompok semut lainnya akhirnya berkata, “Hai, genangan air itu tidak akan bisa membuatmu kembali. Usahamu hanya akan sia-sia. Kamu akan mati disana.”


Namun kedua semut itu mengabaikan komentar dari teman-teman sekelompoknya.


Mereka tidak mendengar ocehan tersebut dan hanya berusaha sekuat mungkin untuk mencoba dan terus mencoba.


Kemudian kelompok semut yang lainnya kembali berkata, “Sudah kukatakan, usahamu itu tidak akan pernah membuahkan hasil. Kamu hanya akan tenggelam dan mati disana.”


Semakin banyak anggota semut yang meminta mereka menghentikan usahanya,

akhirnya satu semut pun menyerah.


Ia berpikir bahwa apa yang dikatakan kelompoknya adalah benar.


Untuk bisa kembali ke daratan, sepertinya hanyalah mimpi yang sia-sia.


Usahanya yang sudah dilakukan tak membuahkan hasil juga.

Ia menyerah dan akhirnya mati disana.


Sedangkan semut yang lain masih terus berupaya sekuat tenaga.


Kelompoknya terheran-heran, mengapa ia terus saja melakukan hal konyol seperti itu. “Hei, apa kau tidak dengar apa yang kita katakan? Berhentilah, percuma. Kau tidak akan pernah berhasil!”


Namun tak lama kemudian, selembar daun gugur terjatuh tepat disampingnya. Tanpa berpikir panjang, semut pun segera naik dan akhirnya selamat sampai ke darat.


Saat ia tiba, semut lain bertanya, “Apa kau tidak dengar apa yang kita katakan tadi?” Lalu semut itu pun menjelaskan bahwa sebenarnya ia tuli. Telinganya tidak cukup baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi yang tidak dekat jaraknya. Ia justru mengira bahwa kelompok menyemangatinya sepanjang waktu.


Sebetulnya, dengan memberikan semangat dan motivasi kepada orang lain, sama halnya dengan kita turut memotivasi diri sendiri.


Jangan mendengar komentar buruk dari orang lain terhadap apa yang kita lakukan. Karena itu hanya akan menjadi penghalang dalam perjalanan kita mencapai tujuan.


Percayalah bahwa kita akan bisa mencapai tujuan dengan usaha dan cara yang kita lakukan sendiri.


Percayalah bahwa kerja keras kita pasti akan membuahkan hasil yang berarti.


Wassallam,

_Barakallahu fiikum_

*۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞*

                               

🌹●○ .•°``°•.¸🌹.•°``°•.●○🌹

   📿𝕭𝖊𝖗𝖙𝖆𝖘𝖇𝖎𝖍 𝕴𝖓𝖉𝖆𝖍📿

🌹●○•°~  ° •.¸🌹¸.•° *🌹

.⃟ꓸ᭄ꦿ⃔🌻⁾𝕬𝖑𝖋𝖎𝖞𝖆𝖍 𝕬𝖑 𝕶𝖆𝖋𝖋🌻.⃟ꓸ᭄ꦿ⃔⁾

Sabtu, 25 September 2021

seekor burung

 *✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 🌹﷽*

  

```🖍Ada seekor Burung yang hidup di Padang pasir, sedang sangat sakit, tidak ada bulu, tidak ada makan dan minum, tidak ada tempat tinggal. 


🌹Suatu hari seekor Burung Merpati lewat, jadi Burung yang tidak bahagia itu menghentikan Burung Merpati dan bertanya, "Mau pergi kemana?".. Merpati itu menjawab, "Aku akan pergi ke Surga".


🍀Maka Burung yang sakit itu berkata, "Tolong cari tahu, kapan penderitaanku akan berakhir?". Burung Merpati itu berkata, "Tentu, aku akan melakukannya." Dengan mengucapkan selamat tinggal kepada Burung yang sakit, Burung Merpati melanjutkan perjalanannya mencapai Surga dan membagikan pesan Burung yang sakit itu kepada Malaikat di Pintu Surga.


🌾Malaikat itu berkata, "Selama tujuh tahun ke depan hidup Burung tersebut harus menderita seperti itu, tidak ada kebahagiaan sampai saat itu."


🌿Burung Merpati berkata, "Ketika Burung yang sakit mendengar ini, dia pasti berkecil hati. Bisakah Anda menyarankan solusi apa pun untuk ini."


🌾Sang Malaikat menjawab, “Katakan padanya untuk selalu mendoakan ini, *_Alhamdulillah Ala Kulli Haal_*"


☘️Burung Merpati itu bertemu dengan Burung yang sakit lagi & menyampaikan pesan Malaikat itu kepadanya.


🎋Setelah tujuh hari, Merpati itu lewat lagi, dia melihat Burung yang sakit itu sangat senang, bulunya tumbuh di tubuhnya, tanaman kecil tumbuh di daerah gurun, kolam kecil air juga ada di sana, Burung itu bernyanyi dan menari riang. Merpati itu tercengang. Malaikat telah mengatakan bahwa tidak akan ada kebahagiaan bagi Burung itu selama tujuh tahun ke depan. 

Melihat keadaan ini, Burung Merpati pergi mengunjungi Malaikat di Gerbang Surga.```


🕊Burung Merpati itu mengajukan pertanyaannya kepada Malaikat. 

Sang Malaikat menjawab, "Ya memang benar tidak ada kebahagiaan untuk Burung itu selama tujuh tahun, tetapi karena Burung itu selalu mengucapkan, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_ dalam setiap situasi maka hidupnya berubah.


Ketika Burung itu jatuh di atas pasir panas dia berkata, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_


Ketika tidak bisa terbang dia berkata, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL."*_


Ketika haus dan tidak ada air di sekitar, dia berkata, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_


Apapun situasinya, Burung itu terus mengulang, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_ dan karena itu tujuh tahun dihapuskan dalam tujuh hari.


```🌾Ketika saya mendengar cerita ini, saya merasakan perubahan besar dalam cara saya Merasakan, Berpikir, Menerima & Melihat Kehidupan```.


Saya mengadopsi kalimat ini dalam hidup saya... APA PUN situasi yang saya hadapi, saya mulai mengucapkan ini _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_


```🌿Ini membantu saya mengubah pandangan saya dari apa yang saya tidak punyai, apa yang saya miliki dalam hidup saya.```


Contohnya: jika sakit kepala, saya ucapkan _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_.... *TERIMA KASIH* atas tubuh saya yang lain, yang baik² saja, yang sehat, dan saya perhatikan bahwa sakit kepala itu tidak mengganggu saya sama sekali.


```🍀Dengan cara yang sama saya mulai gunakan kalimat ini dalam hubungan saya (baik Keluarga, Teman, Tetangga, Kolega) Keuangan, Kehidupan Sosial, Bisnis dan semua hal yang dapat saya ceritakan. 

Saya berbagi cerita ini dengan semua orang yang saya hubungi, dan itu membawa perubahan besar dalam perilaku mereka juga.


🌵Kalimat sederhana ini benar² memiliki dampak yang mendalam pada hidup saya, saya mulai merasakan betapa beruntungnya saya, betapa bahagianya saya, betapa hidup adalah baik.

 

🌴Mari kita ulangi kalimat ini secara terus menerus untuk mengalami pergeseran dalam hidup kita.


🍃Jadi bersyukurlah dalam segala hal dan lihatlah perubahan mulai terjadi dalam diri  Kita.

Ada KUASA dalam BERSYUKUR.```


INGAT ‼️

*_ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL_*


*Terimakasih ya Allah atas segalanya...*


```🎋Bila tulisan ini dirasa bermanfaat, bantu share ya. Semoga Jadi Amal Kebaikan Bagi yg Menulis dan Yg Menyebarkannya```

Jumat, 24 September 2021

HIDUP INI HANYA ANTARA ASTAGHFIRULLAH DAN ALHAMDULILLAAH

 


كان الفقيه التابعي (بكر المزني) رحمه الله يمشي وأمامه رجل يعمل حطاب ويكرر أثناء مشيه ويقول : الحمد لله .. استغفر الله الحمد لله .. استغفر الله.


فقال له الفقيه : ألا تجيد غيرها ؟


فقال الحطاب : بلى ، فإني أحفظ القرآن ، وأعلم الكثير ولكن المرء لا يزال يتقلب بين ذنب أو نعمة وأنا أستغفر الله من الذنب وأحمده على النعمة.


فقال الفقيه : جهل بكر وعلم الحطاب.


Adalah seorang Ahli Fiqh (Faqih) dari kalangan Tabi'in bernama Bakr Al Muzanny RahimahuLLAAH sedang berjalan..


Dan di depannya seorang pengumpul kayu yang sambil berjalan mengulang2 kalimat : AlhamduliLLAAH.. AstaghfiruLLAAH.. AlhamduliLLAAH.. AstaghfiruLLAAH..


Lalu berkata sang Faqih : Tidakkah kamu mempunyai selain dua kalimat itu..?


Maka berkata sang penebang kayu : Ada, bahkan saya hafal seluruh Al Qur'an, dan mengetahui berbagai macam doa dan Dzikir..


Tetapi bukankah manusia itu hanya berjalan antara 2 hal saja, yaitu antara dosa yang dilakukannya dan nikmat yang diterimanya, maka saya ingin terus memohon ampun atas dosa saya dan bersyukur atas nikmat yang diberikan pada saya..


Maka berkata Sang Faqih : Sungguh jahil (bodoh) Bakr ini dan sungguh alim sang pengumpul kayu itu.

Sabtu, 04 September 2021

Peranan seorang ayah adalah untuk menegur anak anak bila dia buat salah

 Ruginya kalau kita tak tegur anak anak kita.



1 - Sesungguhnya anak lebih mudah dengar kata-kata ayah berbanding ibu. Ibu marah setiap hari pun, anak tak dengar tapi ayah kata sepatah saja terus menusuk ke jiwanya.


2 - Sesungguhnya anak lebih takut dan segan bila ayah marah. Ibu kalau marah, anak bisa  ketawa lagi tapi kalau ayah yang marah semua kecut diam.


3 - Sesungguhnya anak lebih menunggu pujian dan teguran dari ayahnya berbanding ibu. Pujian dari ayah memberi rasa Gratification ( kepuasan ) dan teguran ayah memberi rasa Self-Reflection ( muhasabah diri )


4 - Sesungguhnya anak lebih cepat mengikut gaya ayah berbanding gaya ibu. Ini fitrah kanak-kanak, apa yang ayah buat anak cepat ikut. Maka jadilah contoh teladan yang terbaik  buat anak anakmu.


5 - Sesungguhnya dalam hati setiap anak ayah adalah hero sejati mereka, hanya ayah yang boleh berikan anak rasa selamat, rasa secure dan rasa diri dia berharga ( self-esteem )


6 - Sesungguhnya anak lebih risau kalau ayah nampak kesalahan dia berbanding ibu. Ini karena di mata anak, dia mau kelihatan sempurna di depan ayahnya.


7 - Sesungguhnya di kala anak bertemu dengan kawan-kawannya, mereka selalu cerita dan membanding-banding kehebatan ayah masing masing. Kerana ayah adalah simbol kebanggaan setiap anak.


Ruginya kalau kita absen soal mendidik dan memperbaiki anak pada pasangan semata-mata, sedangkan ini tanggungjawab kita bersama.


Positif dampak adanya ayah yang rajin menegur,


- anak lebih baik tingkahlakunya ( PQ )

- anak lebih stabil emosinya ( EQ )

- anak lebih cerdik kognitif jugdement ( IQ )

- anak lebih tinggi harga dirinya ( SQ )


Kita saling melengkapi. Pasangan kita tugasnya sebagai guru kasih sayang, tugas kita pula sebagai guru tarbiah anak anak.


Jangan cuek, tegur untuk memperbaiki


~ Mohd Fhais Salim ~


#Hakikat_KakRizal 

#CantikQ 

#KamuPenyeimbang 

#perananAyah

Sabtu, 14 Agustus 2021

Obrolan guru dan murid ⠀

 

Guru : Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.

Murid : Ya Guru.


Tidak berapa lama, si murid sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil.


Guru : Cobalah kamu rasakan kopimu , bagaimana rasa kopimu?


Murid : Guru, rasanya sangat pahit sekali.

Guru : Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : Rasa pahitnya sudah mulai berkurang guru.


Guru : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : Rasa pahitnya sudah berkurang banyak guru.

Guru : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : Rasa manis mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa guru.


Guru : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis guru.

Guru : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : sangat manis sekali guru.

Guru : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : Terlalu manis, malah tidak enak guru.

Guru : Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?


Murid : Aduh guru, rasa wedang kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa guru.


Guru : Ketahuilah muridku, jika rasa pahit kopi ibarat kefakiran hidup kita dan rasa manis gula ibarat harta, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa muridku.


Sejenak sang murid termenung, lalu menjawab.

Murid : Ya Guru, sekarang saya tahu, kenikmatan hidup dapat aku rasakan jika aku dapat merasakan hidup seperlunya, secukupnya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini guru.

Guru : Ayo muridku, kopi yg sudah kamu beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kamu beri gula, aduklah, lalu tuangkan dalam kedua gelas ini, lalu kita nikmati segelas kopi ini.


Si murid lalu mengerjakan perintah gurunya.


Guru : Bagaimana rasanya muridku?


Murid : rasanya nikmat guru... ⠀

Guru : Begitu pula jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan yang fakir.


SEMOGA BERMANFAAT

Rabu, 11 Agustus 2021

DIALOG ANTARA, PEMABUK DENGAN SULTAN AULIA SYEKH ABDUL QODIR AL JAELANI

 JANGAN BANGGA DULU KETIKA KITA TELAH MEMILIKI ILMU AGAMA & TELAH BERAMAL DENGAN ISTIQOMAH 


۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞




Suatu ketika Sultonul Auliya' Syekh Abdul Qodir Jaelani Ra. bersama murid muridnya berpapasan dengan seorang pemabuk yang sudah mabuk berat.

Bertanyalah pemabuk itu dengan 3 pertanyaan kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani :


1. Yaa syekh apakah ALLAH SWT mampu merubah pemabuk sepertiku menjadi ahli ta'at?

Syekh Abdul Qodir Jaelani menjawabnya : Pasti Mampu.


2. Apakah ALLAH SWT mampu merubah ahli ma'siat sepertiku menjadi ahli ta'at setingkat dirimu??

Sangat mampu, jawab Syekh Abdul Qodir Jaelani.


3. Apakah ALLAH SWT mampu merubah dirimu menjadi ahli ma'siat sepertiku..???

Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, Seketika itu Syekh Abdul Qodir Jaelani MENANGIS dan Tersungkur, Bersujud kepada ALLAH SWT.


Murid-murid syekh Abdul Qodir Jaelani kebingungan dan bertanya, ada apa wahai Tuan Syekh..??

Betul sekali orang ini, kata syekh Abdul Qodir Jaelani kepada murid muridnya. Kapan saja ALLAH SWT mampu merubah nasib seseorang termasuk diriku. Siapa yang bisa menjamin diriku bernasib baik, meninggal dalam keadaan Khusnul khotimah.


Sekelas Sultonul Auliya Syekh Abdul Qodir Al Jaelani aja, SANGAT khawatir dengan dirinya dan TIDAK pernah bangga dengan maqam kewaliannya, APALAGI dengan kita yang belum jelas kedudukan disisi ALLAH SWT. Tak ada alasan untuk kita bangga diri dengan amal.

...

Rabu, 28 Juli 2021

Keajaiban kecintaan kepada Al-Qur'an

 Kisah Nyata

telah disampaikan di pengajian rutin Sabtu  pagi di al musyarofah jakarta. sabtu 18 Desemsber 2021


 


Suatu ketika Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani bercerita; dulu ada orang tua di Turki yang kesukaannya adalah membaca Al-Qur'an. Dari masa muda memang dia sangat suka  membaca Qur'an sampai di masa tuanya.


Namun ketika dia memasuki usia tua, dia mengalami kesulitan membaca karena kemampuan matanya sudah tidak seperti dulu lagi.


Lalu ia pun terlintas satu idea untuk menulis Al-Qur'an dengan tangannya sendiri dan ingin menulis dengan huruf agak besar sesuai dengan yang dia inginkan, supaya ia boleh membaca Al-Qur'an dengan jelas tanpa kesulitan sedikitpun.

Akhirnya selesailah Al-Qur'an hasil tulisan tangannya sendiri. Dan setiap hari ia membaca membawa Al-Qur'an itu kemana-mana.


Suatu saat ketika dia hendak wafat, ia berpesan kepada anaknya, nanti bila ia wafat maka hendaklah Al Qur'an yang dibuat dengan tulisan tangannya sendiri itu dikebumikan bersama jasadnya ke dalam kuburnya.


Selang berapa lama ia pun wafat dan anaknya pun segera menunaikan wasiat ayahnya untuk memasukkan Al-Qur'an itu kedalam kubur ayahnya bersama jasadnya pada saat pemakamannya.

Setelah satu tahun berlalu dari wafat ayahnya, anaknya menunaikan ibadah haji. Dan saat anaknya berada di Madinah, anaknya berjalan-jalan ke tempat-tempat perniagaan. Kebetulan ia memasuki sebuah toko kitab kaligrafi di Madinah. Alangkah terkejut anaknya ketika melihat Al-Qur'an yang ditulis ayahnya ada di toko itu.


Ia pun bertanya kepada penjual di toko itu sambil menunjukkan Al-Qur'an itu kepadanya ;-

"Dari manakah tuan dapat Al-Qur'an ini?"


"Saya mendapatkan al Qur'an itu dari seorang penggali kubur," jawab penjual itu.


"Bolehkah tidak tuan mempertemukan saya dengan penggali kubur tersebut?"


Lalu penjual buku itu pun segera mempertemukannya dengan penggali kubur tersebut.


Setelah bertemu dengan penggali kubur itu, anaknya tadi segera bertanya kepada penggali kubur.


"Bagaimana tuan mendapatkan Al-Qur'an ini?" Katanya, sambil menunjukkan Al Qur'an tulisan tangan ayahnya kepada penggali kubur tersebut.

"Saat saya menggali kubur untuk seseorang di baqi' (pemakaman di Madinah), saya melihat sebuah jasad yang masih utuh dan di samping jasad itu ada sebuah Al-Qur'an tulisan tangan yg sama dengan yang ada di tangan tuan  sekarang ini. 


Saya pun mengambilnya dan menyimpannya, dan suatu ketika saya memerlukan uang, karena saya amat perlukan uang akhirnya saya menjualnya ke sebuah toko buku," jawabnya.


"Bolehkah tuan menunjukkan kepada saya, dimana letak posisi makam dimana tuan menemukan Al-Qur'an ini. 


Dan kalau tak keberatan bolehkah tuan menggali makam tersebut untuk saya sekali saja, karena saya ingin melihat orang yang ada di dalam makam tersebut," terang si anak.


"InsyaAllah saya akan lakukan jika itu yang tuan pinta," jawab penggali kubur.

Setelah penggalian dilakukan oleh si penggali kubur. 


Akhirnya tampaklah, ternyata memang jasad ayahnya yang berada di dalam kubur tersebut, sementara jasadnya dalam keadaan masih utuh !!.


Anak itupun menangis melihat jasad ayahnya tersebut dan kagum dengan keajaiban tersebut. 


Padahal dia melihat sendiri saat pemakaman ayahnya itu di Turki setahun yang lalu. Dan bagaimana mungkin makam ayahnya sekarang berada di Madinah.


Mengenai hal ini As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berkata:

المَرْءُ مَعَ مَنْ اَحَبَّ

Ertinya:

"Seseorang itu dikumpulkan bersama orang yang dia cintai". 

Baik di dunia, di alam kubur ataupun di akhirat nanti. 


Karena orang yang di dalam kubur tersebut mencintai Rasulullah s.a.w., maka Allah s.w.t. mengumpulkan dia dengan Rasulullah s.a.w., baik secara zohir ataupun secara batin.


Menurut Imam Al Ghozali, hal itu bukan suatu perkara yang sulit atau mustahil. Dan kejadian seperti itu memang sudah sering terjadi.

Hal itupun banyak dibahas dalam kitab Karomatul Auliya' karya As-Syeikh Yusuf An Nabhani, Thobaqotul Auliya' karya As-Syeikh Sirojuddin ibnu Al-Mulaqqon, dan Hilyatul Auliya' karya As-Syeikh Abu Nu'aim Al Ashbahani.


Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Ramadan sangat istimewa, salah satunya karena menjadi bulan diturunkannya Al-Qur'an. Karenanya, Ramadan sering dijadikan sebagai bulan membaca Al-Qur'an.

Umat Islam dalam menjalani ibadah puasa Ramadan, banyak yang mengisi hari-harinya dengan membaca dan memahami Al-Qur'an. Banyak keutamaan dari membaca dan memahami Al-Qur'an.

Syekhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitabnya, Riyaadhus-Shaalihiin, membuat bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur'an, di antaranya:

Pertama, Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya.

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم

Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim); 

Kedua, orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan sebaik-baik manusia. 

عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ »  رواه البخاري

Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi); 

Ketiga, untuk orang-orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka kelak ia akan bersama para malaikat-Nya; 

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه .

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim);

Keempat, untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala. 

« وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران » متفقٌ عليه

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim); 

Kelima, Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah. 

عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رَوَاهُ مُسْلِمُ

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim); 

Dalam literatur hadis lain, dijelaskan juga tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Antara lain, bahwa Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta malaikat akan melingkarinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ »  رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim) 

Selain itu, mengkhatamkan Al-Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ .(رواه الترمذي : 2872 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ – الجزء : 10 – صفحة : 202)

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa sab’ati ahruf, juz 10, hal.202


"Ya Allah ya Tuhan kami, apabila kami telah meninggal nanti, Engkau pindahkanlah jasad kami ke pemakaman Baqi', moga kami dapat berada dekat dengan insan yg amat kami kasihi habibina Rasulullah s.a.w ". 

Kabulkanlah ya Rabb.. Aamiin... 🤲

Sumber: grup Wa

Minggu, 25 Juli 2021

B͟A͟T͟A͟L͟ M͟I͟S͟K͟I͟N͟ L͟A͟G͟I͟

 (s͟u͟n͟g͟g͟u͟h͟ s͟e͟d͟e͟k͟a͟h͟ i͟t͟u͟ s͟a͟n͟g͟a͟t͟ a͟m͟p͟u͟h͟)


D͟i͟ z͟a͟m͟a͟n͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ A͟S͟, a͟d͟a͟ s͟e͟p͟a͟s͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ i͟s͟t͟r͟i͟ y͟a͟n͟g͟ h͟i͟d͟u͟p͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ n͟a͟m͟u͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟g͟h͟a͟d͟a͟p͟i͟n͟y͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟s͟a͟b͟a͟r͟a͟n͟.


S͟u͟a͟t͟u͟ k͟e͟t͟i͟k͟a͟, t͟a͟t͟k͟a͟l͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ b͟e͟r͟i͟s͟t͟i͟r͟a͟h͟a͟t͟, s͟a͟n͟g͟ i͟s͟t͟r͟i͟ b͟e͟r͟t͟a͟n͟y͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ s͟u͟a͟m͟i͟n͟y͟a͟: 

"W͟a͟h͟a͟i͟ s͟u͟a͟m͟i͟k͟u͟, b͟u͟k͟a͟n͟k͟a͟h͟ M͟u͟s͟a͟ a͟d͟a͟l͟a͟h͟ s͟e͟o͟r͟a͟n͟g͟ N͟a͟b͟i͟ y͟a͟n͟g͟ b͟i͟s͟a͟ b͟e͟r͟b͟i͟c͟a͟r͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ T͟u͟h͟a͟n͟n͟y͟a͟ (A͟l͟l͟a͟h͟)..?"


L͟a͟l͟u͟ s͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟ : 

"Y͟a͟, b͟e͟n͟a͟r͟."


S͟a͟n͟g͟ i͟s͟t͟r͟i͟ b͟e͟r͟k͟a͟t͟a͟ l͟a͟g͟i͟: 

"K͟e͟n͟a͟p͟a͟ k͟i͟t͟a͟ t͟i͟d͟a͟k͟ p͟e͟r͟g͟i͟ s͟a͟j͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟-n͟y͟a͟ u͟n͟t͟u͟k͟ m͟e͟n͟g͟a͟d͟u͟k͟a͟n͟ k͟o͟n͟d͟i͟s͟i͟ k͟i͟t͟a͟ y͟a͟n͟g͟ p͟e͟n͟u͟h͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ d͟a͟n͟ m͟e͟m͟i͟n͟t͟a͟n͟y͟a͟ a͟g͟a͟r͟ i͟a͟ b͟e͟r͟b͟i͟c͟a͟r͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ R͟a͟b͟b͟-n͟y͟a͟, a͟g͟a͟r͟ D͟i͟a͟ m͟e͟n͟g͟a͟n͟u͟g͟e͟r͟a͟h͟k͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ k͟i͟t͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ ?"


A͟k͟h͟i͟r͟n͟y͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟g͟a͟d͟u͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟n͟y͟a͟ i͟t͟u͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ A͟S͟.


L͟a͟l͟u͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ b͟e͟r͟m͟u͟n͟a͟j͟a͟t͟ m͟e͟n͟g͟h͟a͟d͟a͟p͟ A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ d͟a͟n͟ m͟e͟n͟y͟a͟m͟p͟a͟i͟k͟a͟n͟ k͟e͟a͟d͟a͟a͟n͟ k͟e͟l͟u͟a͟r͟g͟a͟ t͟e͟r͟s͟e͟b͟u͟t͟.


A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ p͟u͟n͟ b͟e͟r͟f͟i͟r͟m͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ M͟u͟s͟a͟: 

"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, k͟a͟t͟a͟k͟a͟n͟l͟a͟h͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟, a͟k͟u͟ a͟k͟a͟n͟ m͟e͟m͟b͟e͟r͟i͟k͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟, t͟e͟t͟a͟p͟i͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ i͟t͟u͟ a͟k͟u͟ b͟e͟r͟i͟k͟a͟n͟ h͟a͟n͟y͟a͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟,  d͟a͟n͟ s͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟, a͟k͟a͟n͟ a͟k͟u͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟k͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟."


L͟a͟l͟u͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ m͟e͟n͟y͟a͟m͟p͟a͟i͟k͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟s͟a͟n͟y͟a͟ A͟l͟l͟a͟h͟ t͟e͟l͟a͟h͟ M͟e͟n͟g͟a͟b͟u͟l͟k͟a͟n͟ p͟e͟r͟m͟o͟h͟o͟n͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟, d͟e͟n͟g͟a͟n͟ s͟y͟a͟r͟a͟t͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ i͟t͟u͟ h͟a͟n͟y͟a͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟ l͟a͟m͟a͟n͟y͟a͟. 


M͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟e͟r͟i͟m͟a͟ k͟a͟b͟a͟r͟ t͟e͟r͟s͟e͟b͟u͟t͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟b͟a͟h͟a͟g͟i͟a͟a͟n͟ d͟a͟n͟ k͟e͟g͟e͟m͟b͟i͟r͟a͟a͟n͟.


B͟e͟b͟e͟r͟a͟p͟a͟ h͟a͟r͟i͟ k͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ d͟a͟t͟a͟n͟g͟l͟a͟h͟ r͟i͟z͟q͟i͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟l͟i͟m͟p͟a͟h͟ d͟a͟r͟i͟ j͟a͟l͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ t͟a͟k͟ d͟i͟k͟e͟t͟a͟h͟u͟i͟ d͟a͟r͟i͟m͟a͟n͟a͟ a͟r͟a͟h͟n͟y͟a͟.

D͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟p͟u͟n͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ t͟e͟r͟k͟a͟y͟a͟ p͟a͟d͟a͟ s͟a͟a͟t͟ i͟t͟u͟.


K͟e͟a͟d͟a͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ p͟u͟n͟ b͟e͟r͟u͟b͟a͟h͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ b͟e͟r͟l͟i͟m͟p͟a͟h͟. 


L͟a͟l͟u͟ s͟a͟n͟g͟ i͟s͟t͟r͟i͟ b͟e͟r͟k͟a͟t͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ s͟u͟a͟m͟i͟n͟y͟a͟: 

"W͟a͟h͟a͟i͟ s͟u͟a͟m͟i͟k͟u͟, s͟e͟l͟a͟m͟a͟ s͟e͟t͟a͟h͟u͟n͟ i͟n͟i͟ k͟i͟t͟a͟ a͟k͟a͟n͟ m͟e͟m͟b͟e͟r͟i͟ m͟a͟k͟a͟n͟ o͟r͟a͟n͟g͟-o͟r͟a͟n͟g͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟ d͟a͟n͟ m͟e͟n͟y͟a͟n͟t͟u͟n͟i͟ a͟n͟a͟k͟-a͟n͟a͟k͟ y͟a͟t͟i͟m͟ m͟u͟m͟p͟u͟n͟g͟ k͟i͟t͟a͟ m͟a͟s͟i͟h͟ p͟u͟n͟y͟a͟ k͟e͟s͟e͟m͟p͟a͟t͟a͟n͟, k͟a͟r͟e͟n͟a͟ s͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ s͟e͟t͟a͟h͟u͟n͟ k͟i͟t͟a͟ a͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟."


S͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟: "B͟a͟i͟k͟l͟a͟h͟, k͟i͟t͟a͟ a͟k͟a͟n͟ m͟e͟n͟g͟g͟u͟n͟a͟k͟a͟n͟ h͟a͟r͟t͟a͟ i͟n͟i͟ u͟n͟t͟u͟k͟ m͟e͟m͟b͟a͟n͟t͟u͟ o͟r͟a͟n͟g͟-o͟r͟a͟n͟g͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟m͟b͟u͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟n͟y͟a͟."


K͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟m͟b͟a͟n͟t͟u͟ o͟r͟a͟n͟g͟-o͟r͟a͟n͟g͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟m͟b͟u͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟, d͟a͟n͟ m͟e͟m͟b͟a͟n͟g͟u͟n͟ t͟e͟m͟p͟a͟t͟-t͟e͟m͟p͟a͟t͟ s͟i͟n͟g͟g͟a͟h͟ p͟a͟r͟a͟ M͟u͟s͟a͟f͟i͟r͟, s͟e͟r͟t͟a͟ m͟e͟n͟y͟e͟d͟i͟a͟k͟a͟n͟ m͟a͟k͟a͟n͟ g͟r͟a͟t͟i͟s͟ b͟a͟g͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟m͟b͟u͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟.


S͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟ b͟e͟r͟l͟a͟l͟u͟, m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟a͟s͟i͟h͟ t͟e͟t͟a͟p͟ s͟i͟b͟u͟k͟ m͟e͟n͟y͟e͟d͟i͟a͟k͟a͟n͟ m͟a͟k͟a͟n͟a͟n͟ s͟a͟m͟p͟a͟i͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ l͟u͟p͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟s͟a͟n͟y͟a͟ s͟u͟d͟a͟h͟ s͟e͟t͟a͟h͟u͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ k͟a͟y͟a͟ d͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ l͟u͟p͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟ a͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟.


N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ p͟u͟n͟ h͟e͟r͟a͟n͟ m͟e͟l͟i͟h͟a͟t͟ k͟e͟a͟d͟a͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ y͟a͟n͟g͟ t͟e͟t͟a͟p͟ k͟a͟y͟a͟.

K͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ b͟e͟r͟t͟a͟n͟y͟a͟ k͟p͟d͟ A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ : 

"Y͟a͟ R͟a͟b͟b͟, b͟u͟k͟a͟n͟k͟a͟h͟ E͟n͟g͟k͟a͟u͟ b͟e͟r͟j͟a͟n͟j͟i͟ m͟e͟m͟b͟e͟r͟i͟k͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ h͟a͟n͟y͟a͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟ s͟a͟j͟a͟, k͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ s͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ i͟t͟u͟ E͟n͟g͟k͟a͟u͟ a͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟k͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ p͟a͟d͟a͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ s͟e͟p͟e͟r͟t͟i͟ s͟e͟m͟u͟l͟a͟?"


A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ p͟u͟n͟ b͟e͟r͟f͟i͟r͟m͟a͟n͟: 

"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, A͟k͟u͟ t͟e͟l͟a͟h͟ m͟e͟m͟b͟u͟k͟a͟ s͟a͟t͟u͟ p͟i͟n͟t͟u͟ r͟i͟z͟q͟i͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟, t͟e͟t͟a͟p͟i͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟m͟b͟u͟k͟a͟ b͟e͟b͟e͟r͟a͟p͟a͟ p͟i͟n͟t͟u͟ r͟i͟z͟k͟i͟ u͟n͟t͟u͟k͟ h͟a͟m͟b͟a͟-h͟a͟m͟b͟a͟ K͟u͟."


"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, m͟a͟k͟a͟ A͟k͟u͟ t͟i͟t͟i͟p͟k͟a͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ l͟a͟m͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ i͟t͟u͟ p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟."


"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, A͟k͟u͟ s͟a͟n͟g͟a͟t͟ m͟a͟l͟u͟ j͟i͟k͟a͟l͟a͟u͟ a͟d͟a͟ h͟a͟m͟b͟a͟-K͟u͟ y͟a͟n͟g͟ l͟e͟b͟i͟h͟ m͟u͟l͟i͟a͟ d͟a͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ p͟e͟m͟u͟r͟a͟h͟ d͟a͟r͟i͟p͟a͟d͟a͟ A͟k͟u͟."


N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟: 


سبحانك اللهم ماأعظم شأنك وأرفع مكانك


"M͟a͟h͟a͟ S͟u͟c͟i͟ E͟n͟g͟k͟a͟u͟ Y͟a͟ A͟l͟l͟a͟h͟, b͟e͟t͟a͟p͟a͟ M͟a͟h͟a͟ M͟u͟l͟i͟a͟ u͟r͟u͟s͟a͟n͟-M͟u͟ d͟a͟n͟ M͟a͟h͟a͟ T͟i͟n͟g͟g͟i͟ k͟e͟d͟u͟d͟u͟k͟a͟n͟-M͟u͟."


*J͟a͟n͟g͟a͟n͟ t͟a͟n͟y͟a͟k͟a͟n͟ n͟i͟k͟m͟a͟t͟ m͟a͟n͟a͟ l͟a͟g͟i͟ y͟a͟n͟g͟ b͟e͟l͟u͟m͟ k͟i͟t͟a͟ d͟a͟p͟a͟t͟k͟a͟n͟, 

t͟a͟p͟i͟ t͟a͟n͟y͟a͟l͟a͟h͟, n͟i͟k͟m͟a͟t͟ m͟a͟n͟a͟ l͟a͟g͟i͟ y͟a͟n͟g͟ b͟e͟l͟u͟m͟ k͟i͟t͟a͟ s͟y͟u͟k͟u͟r͟i͟ d͟a͟n͟  Finansial yang b͟e͟l͟u͟m͟ k͟i͟t͟a͟ s͟e͟d͟e͟k͟a͟h͟k͟a͟n͟*.


K͟i͟t͟a͟ s͟e͟r͟i͟n͟g͟ l͟u͟p͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟ n͟i͟k͟m͟a͟t͟ d͟a͟n͟ a͟n͟u͟g͟e͟r͟a͟h͟ A͟l͟l͟a͟h͟ i͟t͟u͟ h͟a͟n͟y͟a͟l͟a͟h͟ t͟i͟t͟i͟p͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ b͟i͟s͟a͟ d͟i͟a͟m͟b͟i͟l͟ o͟l͟e͟h͟-N͟y͟a͟ k͟a͟p͟a͟n͟ s͟a͟j͟a͟ D͟i͟a͟ m͟a͟u͟ m͟e͟n͟g͟a͟m͟b͟i͟l͟n͟y͟a͟...

Kisah Sopir Taksi::*

 *::


Pengemudi taksi dihentikan oleh calon penumpang yang berpakaian kurang layak. Dari penampilannya dapat diduga orang itu orang tidak punya. Wajahnya terlihat kuyu dan letih.


"Bapak mau ke mana?" tanya pengemudi taksi itu dengan santun, begitu ia memberhentikan mobil taksinya dan berada di samping orang yang memberhentikannya.


"Saya mau pulang ke kampung di daerahTangerang, tetapi saya tidak punya uang untuk membayarnya".


"Oh, tidak apa-apa. Silahkan Bapak naik", sambut pengemudi taksi dengan simpati.


Pengemudi taksi itu pun mengantarkan orang miskin itu ke alamat yang dituju. 


Sesampainya di ujung gang menuju rumah, anak-anak kecil berhamburan menuju mobil taksi.

"Ayah dataaaaang.... ayah dataaaaaang", teriak anak-anak itu kegirangan.


"Mana makanannya, ayah? Kami sudah tidak tahan menahan lapar" rengek anak-anak kecil itu.


"Maaf nak, ayah tidak membawa apa-apa....", ujar orang miskin itu tanpa menyebutkan alasannya. 


Ia tidak ingin pengemudi taksi itu berlama-lama berada di mulut gang itu. 

Bukan karena merasa malu kalau dirinya tidak mempunyai uang dan gagal membawa makanan untuk anak-anaknya, tetapi ia tahu bahwa waktu bagi pengemudi  taksi adalah uang. 

Ia sudah sangat berbaik hati mengantar dirinya di tempat itu, tanpa bayaran pula.


Setelah orang miskin itu turun dan masuk rumah, pengemudi taksi itu meninggalkan lokasi. 


Ketika dalam perjalanan mengantar orang miskin itu ia melihat ada beberapa warung nasi. 

Ia pun menuju salah satu warung nasi terdekat. 

Ia beli enam bungkus nasi lengkap dengan lauk pauk dan beberapa botol air mineral. 


Ia bergegas kembali ke rumah orang miskin tadi.


Pengemudi sopir itu sampai mengucapkan syukur alhamdulillah beberapa kali dalam hati ketika melihat anak-anak dan ayahnya melahap nasi bungkus bawaannya habis dalam hitungan menit.


"Ya Allah, mereka benar-benar sangat kelaparan..." gumam pengemudi taksi dalam hati.


Setelah itu, pengemudi taksi kembali ke kota untuk mencari penumpang. 


Tidak seberapa lama masuk kota, ada dua orang turis asing menghentikan taksinya.

Mereka minta diantar ke bandara Soekarno-Hatta. 


Sesampainya di tujuan, pengemudi itu segera membukakan pintu penumpang dan menurunkan koper serta tas dari bagasi.


Kedua turis asing ini memberinya 100 dolar (sekitar Rp 1,5 juta)


"I have no change, Sir. Can you give me just one hundred thousand rupiahs..?" kata pengemudi itu.

( "Saya tidak punya kembalian, tuan. Bisakah Anda memberi saya 100.000 rupiah saja?" )


"Oh, no problem. Take the change for you", kata turis itu sambil menepuk pundak pengemudi taksi.

( "Gak masalah. Kembaliannya ambil saja buat kamu.")


"Thank you very much, Sir".


Eehh... Saat masih berada di bandara, ada dua turis lain mendatanginya dan meminta untuk mengantarkan mereka ke sebuah hotel di pusat kota. 


Seperti yang dilakukan selama ini kepada semua penumpang, tanpa membedakan mereka itu orang pribumi atau turis asing, pengemudi taksi yang satu ini memperlakukan semua pelanggannya sama. 


Maka ketika sampai di hotel yang dituju, ia pun dengan sigap membukakan pintu penumpang, lebih cepat dari petugas hotel yang biasa menyambut para tamunya, dan menurunkan barang bawaan kedua turis itu. 


Lagi-lagi, turis asing ini memberinya 100 dolar, dan ketika dikatakan ongkosnya hanya 100.000 rupiah, turis itu malah berkata, 

"take the change for you."


Apa yang kemudian dilakukan pengemudi taksi yang beruntung ini?


Ia langsung pergi ke pusat penukaran uang asing. 

Ia tukarkan 200 dolar ke mata uang rupiah. 

Kemudian ia pergi berbelanja sembako, makanan ringan, buah-buahan, aneka kue dan permen. 

Dari pasar tradisional ia beli beberapa kilo telur ayam. 

Ia juga mampir ke Warung Padang, membeli enam bungkus nasi dengan lauk pauk yang paling enak. 


Setelah itu ia bergegas pergi menuju ujung jalan di kampung Tangerang tadi. 

Ia menemui orang miskin dengan kelima anaknya.


"Allah memberi saya rezeki hari ini adalah karena Bapak, karena saya telah menolong Bapak,

maka jika saya memberi bantuan yang tidak seberapa ini, mohon Bapak doakan agar perbuatan ini semata-mata untuk mengharap ridha Allah.


Saya kembali ke rumah Bapak ini karena saya ingin membiasakan jiwa saya dan mendidiknya untuk bergantung hanya kepada Allah Ta'ala, karena Dialah Yang Maha Pemberi rezeki.

Saya ingin membiasakan dan mendidik jiwa saya untuk gemar bersedekah semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala..."


Si bapak miskin itu hanya bisa terpana tak bisa berkata apa-apa. 

Terlihat butiran-butiran bening menetes dari kedua pelupuk matanya...


Allah ﷻ berfirman: 


ﻣَﻦْ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻳُﻘْﺮِﺽُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗَﺮْﺿًﺎ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﻓَﻴُﻀَﺎﻋِﻔَﻪُ ﻟَﻪُ ﺃَﺿْﻌَﺎﻓًﺎ ﻛَﺜِﻴﺮَﺓً ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﻭَﻳَﺒْﺴُﻂُ ﻭَﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ ﮦ 

"Siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menginfakkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan ganjaran (berupa) pembayaran kepadanya dengan jumlah yang berlipat-lipat ganda.

Dan Allah-lah yang menyempitkan dan melapangkan (rezki).

Dan kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan."

(QS. Al-Baqarah, 2:245)


Hikmah: 

Sopir Taksi yang selalu berusaha memuliakan dan membahagiakan orang lain tanpa Pamrih. 

Sikap dan perbuatan mampu mengundang / mendatangkan rezeki. 


Rezeki kita berada di mana?

Rezeki kita Allah titipkan di kebahagiaan dan Kemuliaan orang lain. 


Selamat menggapai ridha Ilaahi, saudara ku tercinta...

❤❤❤💕💕💕💕💕💕💕❤❤❤


Copas

Jumat, 23 Juli 2021

Burung padang pasir

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ....


Ada seekor Burung yang hidup di Padang pasir, sedang sangat sakit, tidak ada bulu, tidak ada makan dan minum, tidak ada tempat tinggal. 


Suatu hari seekor Burung Merpati lewat, jadi Burung yang tidak bahagia itu menghentikan Burung Merpati dan bertanya, "Mau pergi kemana?".. Merpati itu menjawab, "Aku akan pergi ke Surga".


Maka Burung yang sakit itu berkata, "Tolong cari tahu, kapan penderitaanku akan berakhir?". Burung Merpati itu berkata, "Tentu, aku akan melakukannya." Dengan mengucapkan selamat tinggal kepada Burung yang sakit, Burung Merpati melanjutkan perjalanannya mencapai Surga dan membagikan pesan Burung yang sakit itu kepada Malaikat di Pintu Surga.


Malaikat itu berkata, "Selama tujuh tahun ke depan hidup Burung tersebut harus menderita seperti itu, tidak ada kebahagiaan sampai saat itu."


Burung Merpati berkata, "Ketika Burung yang sakit mendengar ini, dia pasti berkecil hati. Bisakah Anda menyarankan solusi apa pun untuk ini."


Sang Malaikat menjawab, “Katakan padanya untuk selalu mendoakan ini, *_Alhamdulillah Ala Kulli Haal_*"


Burung Merpati itu bertemu dengan Burung yang sakit lagi & menyampaikan pesan Malaikat itu kepadanya.


Setelah tujuh hari, Merpati itu lewat lagi, dia melihat Burung yang sakit itu sangat senang, bulunya tumbuh di tubuhnya, tanaman kecil tumbuh di daerah gurun, kolam kecil air juga ada di sana, Burung itu bernyanyi dan menari riang. Merpati itu tercengang. Malaikat telah mengatakan bahwa tidak akan ada kebahagiaan bagi Burung itu selama tujuh tahun ke depan. 

Melihat keadaan ini, Burung Merpati pergi mengunjungi Malaikat di Gerbang Surga.


Burung Merpati itu mengajukan pertanyaannya kepada Malaikat. 

Sang Malaikat menjawab, "Ya memang benar tidak ada kebahagiaan untuk Burung itu selama tujuh tahun, tetapi karena Burung itu selalu mengucapkan, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_ dalam setiap situasi maka hidupnya berubah.


Ketika Burung itu jatuh di atas pasir panas dia berkata, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_


Ketika tidak bisa terbang dia berkata, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL."*_


Ketika haus dan tidak ada air di sekitar, dia berkata, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_


Apapun situasinya, Burung itu terus mengulang, _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_ dan karena itu tujuh tahun dihapuskan dalam tujuh hari.


Ketika saya mendengar cerita ini, saya merasakan perubahan besar dalam cara saya Merasakan, Berpikir, Menerima & Melihat Kehidupan.


Saya mengadopsi kalimat ini dalam hidup saya... APA PUN situasi yang saya hadapi, saya mulai mengucapkan ini _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_


Ini membantu saya mengubah pandangan saya dari apa yang saya tidak punyai, apa yang saya miliki dalam hidup saya.


Contohnya: jika sakit kepala, saya ucapkan _*"ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL"*_.... *TERIMA KASIH* atas tubuh saya yang lain, yang baik² saja, yang sehat, dan saya perhatikan bahwa sakit kepala itu tidak mengganggu saya sama sekali.


Dengan cara yang sama saya mulai gunakan kalimat ini dalam hubungan saya (baik Keluarga, Teman, Tetangga, Kolega) Keuangan, Kehidupan Sosial, Bisnis dan semua hal yang dapat saya ceritakan. 

Saya berbagi cerita ini dengan semua orang yang saya hubungi, dan itu membawa perubahan besar dalam perilaku mereka juga.


Kalimat sederhana ini benar² memiliki dampak yang mendalam pada hidup saya, saya mulai merasakan betapa beruntungnya saya, betapa bahagianya saya, betapa hidup adalah baik.

 

Mari kita ulangi kalimat ini secara terus menerus untuk mengalami pergeseran dalam hidup kita.


Jadi bersyukurlah dalam segala hal dan lihatlah perubahan mulai terjadi dalam diri  Kita.

Ada KUASA dalam BERSYUKUR.


INGAT ‼️

*_ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAAL_*


*Terimakasih ya Allah atas segalanya...*



Bila tulisan ini dirasa bermanfaat, bantu share ya. Semoga Jadi Amal Kebaikan Bagi yg Menulis dan Yg Menyebarkannya

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...