Langsung ke konten utama

Keajaiban kecintaan kepada Al-Qur'an

 Kisah Nyata

telah disampaikan di pengajian rutin Sabtu  pagi di al musyarofah jakarta. sabtu 18 Desemsber 2021


 


Suatu ketika Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani bercerita; dulu ada orang tua di Turki yang kesukaannya adalah membaca Al-Qur'an. Dari masa muda memang dia sangat suka  membaca Qur'an sampai di masa tuanya.


Namun ketika dia memasuki usia tua, dia mengalami kesulitan membaca karena kemampuan matanya sudah tidak seperti dulu lagi.


Lalu ia pun terlintas satu idea untuk menulis Al-Qur'an dengan tangannya sendiri dan ingin menulis dengan huruf agak besar sesuai dengan yang dia inginkan, supaya ia boleh membaca Al-Qur'an dengan jelas tanpa kesulitan sedikitpun.

Akhirnya selesailah Al-Qur'an hasil tulisan tangannya sendiri. Dan setiap hari ia membaca membawa Al-Qur'an itu kemana-mana.


Suatu saat ketika dia hendak wafat, ia berpesan kepada anaknya, nanti bila ia wafat maka hendaklah Al Qur'an yang dibuat dengan tulisan tangannya sendiri itu dikebumikan bersama jasadnya ke dalam kuburnya.


Selang berapa lama ia pun wafat dan anaknya pun segera menunaikan wasiat ayahnya untuk memasukkan Al-Qur'an itu kedalam kubur ayahnya bersama jasadnya pada saat pemakamannya.

Setelah satu tahun berlalu dari wafat ayahnya, anaknya menunaikan ibadah haji. Dan saat anaknya berada di Madinah, anaknya berjalan-jalan ke tempat-tempat perniagaan. Kebetulan ia memasuki sebuah toko kitab kaligrafi di Madinah. Alangkah terkejut anaknya ketika melihat Al-Qur'an yang ditulis ayahnya ada di toko itu.


Ia pun bertanya kepada penjual di toko itu sambil menunjukkan Al-Qur'an itu kepadanya ;-

"Dari manakah tuan dapat Al-Qur'an ini?"


"Saya mendapatkan al Qur'an itu dari seorang penggali kubur," jawab penjual itu.


"Bolehkah tidak tuan mempertemukan saya dengan penggali kubur tersebut?"


Lalu penjual buku itu pun segera mempertemukannya dengan penggali kubur tersebut.


Setelah bertemu dengan penggali kubur itu, anaknya tadi segera bertanya kepada penggali kubur.


"Bagaimana tuan mendapatkan Al-Qur'an ini?" Katanya, sambil menunjukkan Al Qur'an tulisan tangan ayahnya kepada penggali kubur tersebut.

"Saat saya menggali kubur untuk seseorang di baqi' (pemakaman di Madinah), saya melihat sebuah jasad yang masih utuh dan di samping jasad itu ada sebuah Al-Qur'an tulisan tangan yg sama dengan yang ada di tangan tuan  sekarang ini. 


Saya pun mengambilnya dan menyimpannya, dan suatu ketika saya memerlukan uang, karena saya amat perlukan uang akhirnya saya menjualnya ke sebuah toko buku," jawabnya.


"Bolehkah tuan menunjukkan kepada saya, dimana letak posisi makam dimana tuan menemukan Al-Qur'an ini. 


Dan kalau tak keberatan bolehkah tuan menggali makam tersebut untuk saya sekali saja, karena saya ingin melihat orang yang ada di dalam makam tersebut," terang si anak.


"InsyaAllah saya akan lakukan jika itu yang tuan pinta," jawab penggali kubur.

Setelah penggalian dilakukan oleh si penggali kubur. 


Akhirnya tampaklah, ternyata memang jasad ayahnya yang berada di dalam kubur tersebut, sementara jasadnya dalam keadaan masih utuh !!.


Anak itupun menangis melihat jasad ayahnya tersebut dan kagum dengan keajaiban tersebut. 


Padahal dia melihat sendiri saat pemakaman ayahnya itu di Turki setahun yang lalu. Dan bagaimana mungkin makam ayahnya sekarang berada di Madinah.


Mengenai hal ini As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berkata:

المَرْءُ مَعَ مَنْ اَحَبَّ

Ertinya:

"Seseorang itu dikumpulkan bersama orang yang dia cintai". 

Baik di dunia, di alam kubur ataupun di akhirat nanti. 


Karena orang yang di dalam kubur tersebut mencintai Rasulullah s.a.w., maka Allah s.w.t. mengumpulkan dia dengan Rasulullah s.a.w., baik secara zohir ataupun secara batin.


Menurut Imam Al Ghozali, hal itu bukan suatu perkara yang sulit atau mustahil. Dan kejadian seperti itu memang sudah sering terjadi.

Hal itupun banyak dibahas dalam kitab Karomatul Auliya' karya As-Syeikh Yusuf An Nabhani, Thobaqotul Auliya' karya As-Syeikh Sirojuddin ibnu Al-Mulaqqon, dan Hilyatul Auliya' karya As-Syeikh Abu Nu'aim Al Ashbahani.


Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Ramadan sangat istimewa, salah satunya karena menjadi bulan diturunkannya Al-Qur'an. Karenanya, Ramadan sering dijadikan sebagai bulan membaca Al-Qur'an.

Umat Islam dalam menjalani ibadah puasa Ramadan, banyak yang mengisi hari-harinya dengan membaca dan memahami Al-Qur'an. Banyak keutamaan dari membaca dan memahami Al-Qur'an.

Syekhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitabnya, Riyaadhus-Shaalihiin, membuat bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur'an, di antaranya:

Pertama, Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya.

عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال : سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : « اقْرَؤُا القُرْآنَ فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ » رواه مسلم

Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim); 

Kedua, orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan sebaik-baik manusia. 

عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ »  رواه البخاري

Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi); 

Ketiga, untuk orang-orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka kelak ia akan bersama para malaikat-Nya; 

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه .

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim);

Keempat, untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala. 

« وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران » متفقٌ عليه

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim); 

Kelima, Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah. 

عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رَوَاهُ مُسْلِمُ

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim); 

Dalam literatur hadis lain, dijelaskan juga tentang keutamaan membaca Al-Qur'an. Antara lain, bahwa Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta malaikat akan melingkarinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ »  رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim) 

Selain itu, mengkhatamkan Al-Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ .(رواه الترمذي : 2872 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ – الجزء : 10 – صفحة : 202)

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa sab’ati ahruf, juz 10, hal.202


"Ya Allah ya Tuhan kami, apabila kami telah meninggal nanti, Engkau pindahkanlah jasad kami ke pemakaman Baqi', moga kami dapat berada dekat dengan insan yg amat kami kasihi habibina Rasulullah s.a.w ". 

Kabulkanlah ya Rabb.. Aamiin... 🤲

Sumber: grup Wa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat