Keluarga Imran (Ali imran) adalah keluarga mulia yang namanya diabadikan di dalam kitab suci Al Quran. Allah memilih keluarga ini dibanding keluarga lain di dunia karena bisa dijadikan pelajaran untuk membina keluarga yang selalu taat kepada Allah. Imran sendiri bukanlah nabi atau rasul, namun keluarganya bisa sejajar dan memiliki kedudukan yang terhormat di dunia dan akhirat. Meskipun bukan nabi, namun keluarga ini bisa jadi teladan yang baik.
Anggota Keluarga Imran (Ali Imran)
Anggota Keluarga Imran (Ali Imran)
Jumlah anggota keluarga Imran tidaklah banyak. Namun walaupun sedikit namun keluarga ini penuh dengan berkah dan memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah. Allah memilih keluarga ini dibanding keluarga yang lain untuk menunjukan betapa agung posisi mereka:
إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali Imran: 33-34)
Keluarga Imran dikepalai oleh Imran bin Matsan bin Al-Azar bin Al-Yud yang kemudian pada akhirnya bernasab ke Sulaiman bin Daud ‘alaihissalam. Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Hannah adalah wanita solehah yang rajin beribadah. Saking salehnya, istri Imran pernah bernazar bahwa anak yang dikandungnya akan dinazarkan untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah secara penuh di Baitul Maqdis. Hal ini diceritakan pada ayat Al Quran.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Ali Imran: 35)
Keistimewaan Keluarga Imran (Ali Imran)
Keluarga Imran atau Ali Imran sangat istimewa di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Walaupun banyak keluarga Nabi atau rasul, namun ternyata ada satu keluarga yang dipilih Allah untuk dijadikan bahan pembelajaran umat manusia. Keistimewaan keluarga Imran terlihat dari beberapa hal berikut, yaitu:
- Keluarga Imran adalah satu-satunya nama keluarga yang dipakai di dalam Al Quran. Tidak ada surat lain yang menggunakan nama keluarga, kecuali Ali Imran
- Walaupun Imran bukan nabi, namun ia dan keluarganya dianggap sejajar dengan nabi dan keluarga nabi.
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (QS. Ali Imran: 33)
- Keluarga ini dianggap (dibandingkan) lebih mulia dibanding dua keluarga nabi. Hal ini bisa dilihat dari ayat Al Quran surat At Tahrim:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat. (QS. At-Tahrim: 12)
Dua ayat sebelum ayat ini, menceritakan tentang istri dua nabi yang kafir yaitu istri nabi Nuh dan istri nabi Luth. Selanjutnya, di ayat 11 surat At Tahrim menceritakan tentang istri Fir’aun yang beriman namun memiliki suami yang kafir. Lalu di akhir surat At Tahrim, Allah memuji Maryam yang kelak akan melahirkan seorang nabi yaitu, nabi Isa alaihis salam.
Teladan untuk Membentuk Keluarga Saleh
Dari keluarga Imran, tentunya kita bisa mendapat banyak pelajaran. Memang tidak pernah salah Allah menjadikan keluarga ini sebagai keluarga terbaik di dunia. Karena mulai dari ayah, ibu, anak, hingga cucunya bisa menjadi teladan yang baik bagi umat manusia untuk membentuk keluarga yang saleh secara seutuhnya.
- Bimbinglah anak sebaik mungkin supaya tidak keluar jalur agama Allah yang lurus. Jangan pernah beralasan tidak bisa atau gagal mendidik anak, karena nabi Nuh alaihis salam pernah ditegur langsung oleh Allah:
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ ۖ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۖ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya ia adalah perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud: 46)
Dari sini, kita bisa belajar untuk tidak memihak kepada anak ketika mereka salah. Ada baiknya kita langsung menegur dan bertindak sewajarnya ketika anak mulai membangkang. Teguran Allah kepada nabi Nuh bisa dijadikan pelajaran bahwa jangan salahi diri sendiri dan memihak anak ketika mereka berbuat salah.
- Jangan beranggapan bahwa keluarga kita tidak bisa sama mulianya dengan keluarga para nabi. Ini dibuktikan oleh keluarga Imran yang merupakan manusia biasa tapi kedudukan keluarganya bisa sejajar dengan keluarga nabi di mata Allah. Seringkali anggapan kita bukan keluarga nabi dijadikan alasan ketika tidak bisa mendidik anak. Padahal keluarga Imran saja bisa dan bahkan lebih baik dari keluarga nabi.
- Pentingnya Mendidik Anak, bahkan saat mereka belum lahir. Bagi kamu yang sedang hamil atau berencana memiliki anak, dianjurkan pelajari surat Ali Imran karena di sana kita bisa pelajari bagaimana cara mendidik anak yang baik dan bersikap dalam rumah tangga. Istri juga sebagai ibu memiliki peranan sentral dalam mendidik anak-anak. Jika ibu lengah, pendidikan anak bisa kacau dan akidah anak-anak bisa dengan mudahnya rusak.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Ali Imran: 35)
Dari ayat di atas, bisa dipelajari bahwa ada pentingnya menyematkan harapan mulia pada anak sejak mereka masih di dalam kandungan. Ayat di atas membuktikan bahwa pendidikan anak harus dimulai bahkan sejak mereka masih di kandungan. Pelajaran baik yang diberikan adalah pastinya seputar tentang agama karena hal inilah yang akan membentuk pribadi anak di masa depan.
Komentar
Posting Komentar