Jumat, 16 Oktober 2020

Pancasila dan orang Madura

 PANCASILA & ORANG MADURA*👌👌👌

Suatu ketika, ada seorang Bapak yang sambil membeli Sate Madura, mencoba Mengetes Nasionalisme-nya Si Penjual Sate


Pembeli : Cak ... Sampeyan Hapal Pancasila?

Penjual : Ya hapal luar kepala saya. 

Masak Pancasila saja nggak hapal..?!


Pembeli : Coba Sebutkan..!

Penjual : 

1. Syahadat 

2. Menegakkan Sholat lima waktu

3. Membayar Zakat

4. Puasa Ramadhon

5. Naik Haji ke Mekkah Madinah


Pembeli : Lho... Itu kan Rukun Islam, Cak, Bukan Pancasila.

Penjual : Lhooo... Sampeyan belum tahu, 

kalo ini sumbernya. 

Rukun Islam itu di atasnya Pancasila.


Pembeli : Maksudnya bagaimana, Cak ?

Penjual : Lhoo... Gimana Sampeyan ini, 

kok malah belum tahu ?.....


1. Orang bisa berkeTuhanan yang Maha Esa itu kalau sudah berSyahadat. Laa ilaha illalloh Muhammadar Rosululloh.


2.  Orang bisa menjadi Manusia yang Adil 

dan Beradab, apabila dia sudah benar-benar Menegakkan Sholat lima waktu.


3. Persatuan Indonesia akan terwujud, 

apabila yang kaya suka membantu yg miskin. Dan itu Zakat namanya. 


4. Para Pejabat itu bisa Memimpin 

dengan Hikmah, Mengutamakan Kepentingan Rakyat, tidak seenaknya sendiri yaitu 

dengan Berpuasa. 

Jadi bisa ikut merasakan 

bagaimana bila rakyatnya lapar.


5. Keadilan Sosial bagi semua Rakyat, 

apabila kita bisa bertemu dan bersatu meskipun dari suku bangsa yang berbeda-beda seperti Orang berHaji di Mekkah. 

***

Pembeli : Ooo jadi gitu ya, Cak. 

Sampeyan kok pinter,


Penjual:

Looo bagimanna sampeyan ini. 

Saya ini meskipun penjual Sate 

kan Orang  Islam. 

Orang Islam ya pasti Pancasilais, 

karena Pancasila itu turunannya Islam.


Allohu Akbar .....

***

Senin, 12 Oktober 2020

Kisah: BAL'AM BIN BA'URA, ULAMA YANG DILAKNAT KARENA MEMBELA PENGUASA ZHALIM

Telah disampaikan di  al musyarofah,sabtu 28 Nopember 2020.Ba'da subuh.

Kisah ini DiCeritakan dalam Al Qur'an  surah al-araf-175-177

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ


Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۚ فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

سَآءَ مَثَلًا ٱلْقَوْمُ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُوا۟ يَظْلِمُونَ

Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.




Bal'am bin Ba’ura, adalah seorang Ulama dari kalangan Bani Israil yang hidup dijaman Nabi Musa a.s.


Beliau dikaruniai ilmu,  nama2 ALLOH yang Mulia (Ism al Adzham), dan berbagai kelebihan lainnya, hingga setiap Doanya selalu ALLOH  Ijabah.


Suatu ketika Nabi Musa a.s dan rombongannya melakukan perjalanan dari Mesir. Beliau singgah di tanah Bani Kan’an, tempat di mana Bal'am tinggal. 


Melihat kedatangan Nabi Musa a.s bersama orang2 Saleh lainnya. Penguasa dan beberapa orang pemuka kabilah merasa terancam kedudukannya.


Mereka meminta Bal ’am agar mendoakan Nabi Musa dan pengikutnya binasa. 


Mereka mendatangi Bal’am seraya berkata : 

Wahai Bal’am, Musa bin Imran telah hadir di tengah Bani Israil. Kami khawatir kalau mereka akan mengusir kami.


Sesungguhnya kami adalah kaummu, dan engkau adalah orang yang terkabul doanya. 


Keluar dan berdoalah kepada ALLOH Subhanahu wata'ala agar menimpakan keburukan kepada mereka.


Pada awalnya Bal ’am menolak.


Beliau menyadari, kalau Nabi Musa adalah utusan ALLOH  yang berada di Jalan Kebenaran. 


Karena itu, tak mungkin baginya memusuhi Nabi Musa dan pengikutnya.


Bal’am berkata : 

Celakah kalian ! 

Nabi ALLOH itu dijaga oleh para Malaikat dan orang-orang beriman. 


Bagaimana mungkin aku mendoakan keburukan atas mereka, sedangkan kelebihan yang aku miliki ini juga dari ALLOH Subhanahu wata'ala ?.


Jika aku berdoa kepada ALLOH supaya menolak/berdoa keburukan untuk  Musa berikut orang-orang yang menyertainya, niscaya Lenyaplah Dunia dan Akhiratku.


Tetapi, karena dahsyatnya bujuk rayu sang penguasa yang akan memberikan harta dan kedudukan padanya, istrinyapun goyah dan meminta agar Bal'am menerima tawaran tersebut. 

Akhirnya Iman Bal’am pun ikut goyah dan tak kuasa menolaknya. 


Akhirnya Bal'am bin Ba'urapun bergabung bersama penguasa dzalim.

Sehingga ALLOH Subhanahu wata'ala mencabut semua kemuliaan yang ada padanya.


Bal’am kemudian menaiki keledainya menuju bukit Husban, dimana ia dapat melihat Nabi Musa dan pengikutnya. 


Baru berjalan beberapa langkah, keledainyapun menderum, tak mau jalan.

Bal'am pun turun dan memukulnya. 


Awalnya keledai itu tak mau jalan. Tetapi karena dipukul keras, keledai itupun berdiri.


Baru berjalan beberapa langkah, keledai itupun berhenti.

Lalu dipukulnya kembali hingga berdiri. 

Selanjutnya, keledai itu terus menolak tak mau jalan.


Ketika ia kembali akan menyiksa keledainya, maka ALLOH Mengijinkan keledai tersebut berbicara padanya.


Keledai itu berkata : 

Celaka engkau, wahai Bal’am !. 

Kemana engkau hendak pergi ? 


Tidakkah engkau melihat para Malaikat dihadapanku menolak ?.


Apakah engkau hendak pergi kepada Nabi ALLOH dan kaum Mukminin untuk mendoakan keburukan kepada mereka.


Namun Bal'am yang sudah bergabung dengan penguasa dzalim itu, tak peduli dan terus memukulnya. 


ALLOH Subhanahu wata'ala membiarkan keledai itu berjalan hingga sampailah di hadapan Nabi Musa a.s dan Bani Israil.


Kemudian Bal'ampun mulai mendoakan keburukan kepada Nabi Musa a.s dan para pengikutnya. 


Tetapi Tidaklah ia mendoakan keburukan kepada mereka, melainkan ALLOH  Memalingkan lisannya,(lidahnya keseleo,salah ucap) sehingga mendoakan keburukan kepada penguasa dan kaumnya.(dzalim) 


Tidaklah ia mendoakan kebaikan kepada kaumnya melainkan ALLOH Memalingkan lisannya,(lidahnya keseleo,salah ucap) sehingga mendoakan kebaikan kepada Nabi Musa dan Bani Israil.


Melihat Doanya yang terbalik, kaumnyapun langsung protes : 


Wahai Bal’am, Apakah engkau tahu apa yang engkau lakukan ?.


Engkau hanyalah mendoakan kebaikan kepada mereka dan mendoakan keburukan kepada kami ?.


Ia menjawab : 

Inilah yang tidak aku kuasai. Ini sesuatu yang telah ALLOH Tentukan.


Kemudian lidahnya menjulur sampai ke dadanya, lalu ia mengatakan :  


Sekarang telah hilang dariku dunia dan Akhirat. Tidak tersisa lagi selain makar dan tipu daya, maka aku akan membuat makar dan tipu daya untuk kalian.


ALLOH Menurunkan berbagai macam bencana, serta penyakit menular yang menewaskan lebih dari 70.000 orang. 


*Dan menjadikan lidah Bal’am menjulur seperti seekor anjing.*


Begitulah Kemurkaan ALLOH  terhadap Penguasa Dzalim dan Ulama yang rela menjual Agamanya demi harta dan kedudukannya.


ALLOH  Hinakan mereka seperti seekor anjing yang setia kepada majikannya.  


Diberi peringatan ataupun tidak, ia akan tetap menjulurkan lidahnya.


Begitulah nasib Ulama yang rela menjual Agamanya, demi harta, jabatan dan orang2 yang membayarnya.


Kisah tersebut diatas 👆ALLOH Subhanahu wata'ala Ceritakan dalam Kitab Suci-NYA AL QUR'AN Surah AL A'RAF ayat 175-177.


Semoga ALLOH Subhanahu wata'ala Kuatkan Iman Islam kita.

Bisa Istiqomah melaksanakan Perintah dan menjauhi larangannya, hingga wafat dalam keadaan Husnul Khatimah. Aamiin.

Dikutip dari grup Wa mushola al musyarofah Selasa 131020 pukul 09.30

Sumber 2 :dikutip dari:Kamis 08 Maret 2018K

https://www.nusantaramengaji.com/belajar-dari-kisah-balam-bin-baura-ulama-yang-melacurkan-diri-demi-dunia Kamis 08 Maret 2018

Belajar Dari Kisah Bal'am bin Ba'ura (Ulama Yang Melacurkan Diri demi Dunia)

Nusantaramengaji.com - Allah berfirman dalam surah Al A’raf ayat 175-177;

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ  *

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ*كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

 سَاءَ مَثَلا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ*

Artinya; Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu meng­halaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menceritakan bahwa Muhammad ibnu lshaq ibnu Yasar telah meriwayatkan dari Salim Abun Nadr; ia pernah menceritakan bahwa Musa a.s. ketika turun di negeri Kan'an—bagian dari wilayah Syam—maka kaum Bal'am datang menghadap kepada Bal'am dan mengatakan kepadanya, "Musa ibnu Imran telah datang bersama dengan pasukan Bani Israil.

Dia datang untuk mengusir kita dari negeri kita dan akan membunuh kita, lalu membiarkan tanah ini dikuasai oleh Bani Israil. Dan sesungguhnya kami adalah kaummu yang dalam waktu yang dekat tidak akan mempunyai tempat tinggal lagi, sedangkan engkau adalah seorang lelaki yang doanya diperkenankan Tuhan. Maka keluarlah engkau dan berdoalah untuk kehancuran mereka." Bal'am menjawab, "Celakalah kalian! Nabi Allah ditemani oleh para malaikat dan orang-orang mukmin, maka mana mungkin saya pergi mendoakan untuk kehancuran mereka, sedangkan saya mengetahui Allah tidak akan menyukai hal itu?" Mereka mengatakan kepada Bal'am, "Kami tidak akan memiliki tempat tinggal lagi."

Mereka terus-menerus meminta dengan memohon belas kasihan dan berendah diri kepada Bal'am untuk membujuknya. Akhirnya Bal'am terbujuk. Lalu Bal'am menaiki keledai kendaraannya menuju ke arah sebuah bukit sehingga ia dapat melihat perkemahan pasukan kaum Bani Israil, yaitu Bukit Hasban. Setelah berjalan tidak begitu jauh, keledainya mogok, tidak mau jalan. Maka Bal'am turun dari keledainya dan memukulinya hingga keledainya mau bangkit dan berjalan, lalu Bal'am menaikinya.

Tetapi setelah berjalan tidak jauh, keledainya itu mogok lagi, dan Bal'am memukulinya kembali, lalu menjewer telinganya. Maka secara aneh keledainya dapat berbicara —memprotes tindakannya—seraya mengatakan, "Celakalah kamu. hai Bal’am, ke manakah kamu akan pergi. Tidakkah engkau melihat para malaikat berada di hadapanku menghalang-halangi jalanku? Apakah engkau akan pergi untuk mendoakan buat kehancuran Nabi Allah dan kaum mukminin?" Bal'am tidak menggubris protesnya dan terus memukulinya, maka Allah memberikan jalan kepada keledai itu setelah Bal'am memukuli­nya.

Lalu keledai itu berjalan membawa Bal'am hingga sampailah di atas puncak Bukit Hasban, di atas perkemahan pasukan Nabi Musa dan kaum Bani Israil. Setelah ia sampai di tempat itu, maka ia berdoa untuk kehancuran mereka. Tidak sekali-kali Bal'am mendoakan keburukan untuk Musa dan pasukannya, melainkan Allah memalingkan lisannya hingga berbalik mendoakan keburukan bagi kaumnya.

Dan tidak sekali-kali Bal'am mendoakan kebaikan buat kaumnya, melainkan Allah memalingkan lisannya hingga mendoakan kebaikan buat Bani Israil. Maka kaumnya berkata kepadanya, "Tahukah engkau, hai Bal'am, apakah yang telah kamu lakukan? Sesungguhnya yang kamu doakan hanyalah untuk kemenangan mereka dan kekalahan kami."

Bal'am menjawab, "Ini adalah suatu hal yang tidak saya kuasai, hal ini merupa­kan sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah." Maka ketika itu lidah Bal'am menjulur keluar sampai sebatas dadanya, lalu ia berkata kepada kaumnya, "Kini telah lenyaplah dariku dunia dan akhiratku, dan sekarang tiada jalan lain bagiku kecuali harus melancarkan tipu muslihat dan kilah yang jahat.

Maka aku akan melancarkan tipu muslihat buat kepentingan kalian. Sekarang percantiklah wanita-wanita kalian dan berikanlah kepada mereka berbagai macam barang dagangan. Setelah itu lepaskanlah mereka pergi menuju tempat perkemahan pasukan Bani Israil untuk melakukan jual beli di tempat mereka, dan perintahkanlah kepada kaum wanita kalian agar jangan sekali-kali ada seorang wanita yang menolak bila dirinya diajak berbuat mesum dengan lelaki dari kalangan mereka. Karena sesungguhnya jika ada seseorang dari mereka berbuat zina, maka kalian akan dapat mengalahkan mereka." Lalu kaum Bal'am melakukan apa yang telah diperintahkan.

Ketika kaum wanita itu memasuki perkemahan pasukan Bani Israil seorang wanita dari Kan'an (kaum Bal'am) yang dikenal dengan nama Kusbati, anak perempuan pemimpin kaumnya bersua dengan seorang lelaki dari kalangan pembesar kaum Bani Israil. Lelaki tersebut bernama Zumri ibnu Syalum, pemimpin kabilah Syam'un ibnu Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim. Ketika Zumri melihat Kusbati, ia terpesona oleh kecantikannya. Lalu ia bangkit dan memegang tangan Kusbati, kemudian membawanya menghadap kepada Nabi Musa. Zumri berkata, "Sesungguhnya aku menduga engkau akan mengatakan bahwa ini diharamkan atas dirimu, janganlah kamu mendekatinya." Musa a.s. berkata, "Dia haram bagimu!" Zumri menjawab, "Demi Allah, saya tidak mau tunduk kepada perintahmu dalam hal ini."

Lalu Zumri membawa Kusbati masuk ke dalam kemahnya dan menyetubuhinya. Maka Allah Swt. mengirimkan penyakit ta'un kepada kaum Bani Israil di perkemahan mereka. Pada saat Zumri ibnu Syalum melakukan perbuatan mesum itu Fanhas ibnul Aizar ibnu Harun —pengawal pribadi Musa— sedang tidak ada di tempat. Penyakit ta'un datang melanda mereka, dan tersiarlah berita itu. Lalu Fanhas mengambil tombaknya yang seluruhnya terbuat dari besi, kemudian ia memasuki kemah Zumri yang saat itu sedang berbuat zina, lalu Fanhas menyate keduanya dengan tombaknya. Ia keluar seraya mengangkat keduanya setinggi-tingginya dengan tombaknya.

Tombaknya itu ia jepitkan ke lengannya dengan bertumpu ke bagian pinggangnya, sedangkan batangnya ia sandarkan ke janggutnya. Dia (Fanhas) adalah anak pertama Al-Aizar. Kemudian ia berdoa, "Ya Allah, demikianlah pembalasan yang kami lakukan terhadap orang yang berbuat durhaka kepada Engkau." Maka ketika itu juga penyakit ta'un lenyap. Lalu dihitunglah orang-orang Bani Israil yang mati karena penyakit ta'un sejak Zumri berbuat zina dengan wanita itu hingga Fanhas membunuhnya, ternyata seluruhnya berjumlah tujuh puluh ribu orang.

Sedangkan menurut perhitungan orang yang meminimkan jumlahnya dari kalangan mereka, dua puluh ribu jiwa telah melayang dalam jarak waktu satu jam di siang hari. Sejak saat itulah kaum Bani Israil memberikan kepada anak-anak Fanhas dari setiap korban yang mereka sembelih, yaitu bagian leher, kaki depan, dan janggut korbannya, serta anak yang pertama dari ternak mereka dan yang paling disayangi, karena Fanhas adalah anak pertama dari ayahnya yang bernama Al-Aizura.  Sehubungan dengan Bal'am ibnu Ba'ura ini, kisahnya disebutkan oleh Allah Swt.: dan bacakanlah kepada mereka kisah orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu. ( Al-A' raf: 175) sampai dengan firman-Nya: agar mereka berpikir. (Al-A'raf: 176)

Demikianlah kisah Bal’am, seorang ulama Bani Israel yang menjual agamanya demi dunia. Sebuah kisah yang perlu menjadi ispirasi kita untuk tidak mudah merasa diri paling baik karena ketika Allah menguji/menimpakan sesuatu yang tidak bisa kita elakkan maka hancurlah semua kehebatan kita. Dari itu, hanya kepada Allah kita meyembah dan hanya kepada-Nya pula kita meminta pertolongan dari segala sesuatu yang dapat memalingkan kita dari-Nya. Amiinn.




Rabu, 07 Oktober 2020

KISAH: PRASANGKA BAIK

  KISAH MENAKJUBKAN TENTANG PRASANGKA BAIK


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Al-Imam Al-Mawardi rahimahullah menyebutkan,


وَحُكِيَ عَنْ بِنْتِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُطِيعٍ أَنَّهَا قَالَتْ لِزَوْجِهَا طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ الزُّهْرِيَّ ، وَكَانَ أَجْوَدَ قُرَيْشٍ فِي زَمَانِهِ : مَا رَأَيْت قَوْمًا أَلْأَمَ مِنْ إخْوَانِك ، قَالَ مَهْ وَلِمَ ذَلِكَ ؟ قَالَتْ : أَرَاهُمْ إذَا أَيْسَرْت لَزِمُوك ، وَإِذَا أَعْسَرْت تَرَكُوك . قَالَ : هَذَا وَاَللَّهِ مِنْ كَرَمِهِمْ ، يَأْتُونَنَا فِي حَالِ الْقُوَّةِ بِنَا عَلَيْهِمْ ، وَيَتْرُكُونَنَا فِي حَالِ الضَّعْفِ بِنَا عَنْهُمْ . فَانْظُرْ كَيْفَ تَأَوَّلَ بِكَرْمِهِ هَذَا التَّأْوِيلَ حَتَّى جَعَلَ قَبِيحَ فِعْلِهِمْ حَسَنًا ، وَظَاهِرَ غَدْرِهِمْ وَفَاءً .


"Dan dihikayatkan dari Bintu ‘Abdillah bin Muthi', bahwa ia berkata kepada suaminya Thalhah bin Abdur Rahman bin Auf Az-Zuhri, seorang yang paling dermawan pada suku Qurays di masanya.


Maka suatu hari istrinya berkata kepadanya: Aku tidak melihat suatu kaum yang lebih tercela dari Ikhwanmu. Beliau berkata: Kenapa bisa begitu?


Istrinya berkata: Aku lihat mereka selalu bersamamu saat kamu kaya, dan mereka meninggalkanmu saat kamu miskin.


Beliau berkata: Ini demi Allah termasuk kemuliaan akhlak mereka, karena mereka hanya datang kepada kami saat kami mampu memuliakan mereka, dan mereka meninggalkan kami saat kami tidak mampu menunaikan hak mereka."


(Al-Mawardi rahimahullah mengomentari): "Lihatlah bagaimana beliau melakukan penafsiran ini karena kemuliaan sifat beliau, sehingga ia memandang jeleknya perbuatan mereka sebagai kebaikan dan jelasnya pengkhianatan mereka sebagai kesetiaan.” [Adabud Dunya wad Diin, hal. 193-194]


Sumber: https://sofyanruray.info/15-cara-mengelola-kemarahan/

DIKUTIP DARI TAAWUNDAKWAH.COM TEEGRAM,KAMIS 081020 PUKUL 06.00

Senin, 05 Oktober 2020

Renungan: Ikhlas

 وَقِيلَ لِبَعْضِ الْحُكَمَاءِ: مَنِ الْمُخْلِصُ؟ قَالَ: الْمُخْلِصُ الَّذِي كَتَمَ حَسَنَاتِهِ كَمَا يَكْتُمُ سَيِّئَاتِهِ


Ditanyakan kepada sebagian ulama' ahli hikmah; "siapakah orang yang ikhlas itu?"


Beliau menjawab:

"Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukannya."


وَقِيلَ لِبَعْضِهِمْ: مَا غَايَةُ الْإِخْلَاصِ؟ قَالَ: أَنْ لَا يُحِبَّ مَحْمَدَةَ النَّاسِ.


Ditanyakan kepada sebagian ulama' ahli hikmah; "apa puncak dari ikhlas ?"

Beliau menjawab:

"Puncaknya ikhlas adalah ketidaksukaan terhadap pujian manusia."


وَقِيلَ لِذِي النُّونِ الْمِصْرِيِّ: مَتَى يَعْلَمُ الرَّجُلُ أَنَّهُ مِنْ صَفْوَةِ اللَّهِ تَعَالَى؟ يَعْنِي مِنْ خَوَاصِّهِ الَّذِينَ اصْطَفَاهُمُ اللَّهُ تَعَالَى، قَالَ: يعرف ذَلِكَ بِأَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ: إِذَا خَلَعَ الرَّاحَةَ، يَعْنِي تَركَ الرَّاحَةَ، وَأَعْطَى مِنَ الْمَوْجُودِ، يَعْنِي يُعْطِي مِنَ الْقَلِيلِ الَّذِي عِنْدَهُ، وَأَحَبَّ سُقُوطَ الْمَنْزِلَةِ، وَاسْتَوَتْ عِنْدَهُ الْمَحْمَدَةُ وَالْمَذَمَّةُ


Ditayakan kepada imām Dzun Nun al-Misriy; "kapan seseorang bisa mengetahui bahwa dirinya adalah termasuk sebagian dari pilihan Allāh? Yakni sebagian dari orang² khusus yang dipilih oleh Allāh Ta'ālā?"


Beliau menjawab: 

"Hal itu bisa diketahui dengan empat hal;

• ketika ia mencabut kesenangan, maksudnya meninggalkan kesenangan,

• ketika ia mau memberikan yang ada padanya, maksudnya memberikan dari yang sedikit yang ada padanya.

• ketika ia suka terhadap hilangnya kedudukan di mata manusia,

• ketika sama baginya antara pujian dan celaan".

Sumber link aswaja telegram selasa 061020 pukul 13.48

kisah:lebih dari cukup

 LEBIH DARI CUKUP


Alkisah suatu ketika MOBIL pengangkut BERAS tiba di sebuah toko. Orang2 datang  berebut untuk membelinya.


Terjadilah antrian panjang di toko pedagang BERAS.


Tibalah giliran seorang WANITA TUA miskin, dengan tangan gemetar ia menyodorkan gelas yang dibawanya kepada si PENJUAL BERAS.


WANITA TUA berkata : "Aku tidak mampu membeli BERAS mu, sudikah engkau bersedekah untukku dengan segelas BERAS saja.?"


PENJUAL BERAS :"Tidak, aku tidak bisa memberimu segelas BERAS"


Tetapi kemudian PENJUAL BERAS itu menyuruh pembantunya untuk membawa sekarung BERAS dan mengantarkannya ke rumah WANITA TUA itu.


WANITA TUA tersebut menerima-nya dengan mata berkaca-kaca karena tidak percaya apa yang telah terjadi.


Air mata bahagia mengalir deras di pipi keriput-nya.


Seorang LAKI LAKI pembeli yang tadinya antri di belakang WANITA TUA bertanya pada si PENJUAL BERAS : "Pak..bukankah yang diminta wanita tua itu hanya segelas BERAS, mengapa bapak memberinya sekarung BERAS..?"


PENJUAL BERAS :"Itu karena dia meminta sesuai dengan KEBUTUHANNYA, sedangkan aku memberi sesuai KEMAMPUANKU."


"Aku melakukan itu karena begitu pula lah yang ALLAH lakukan kepadaku selama ini."


"Setiap kali aku MEMINTA kepadaNYA apa yang kuinginkan, Ia selalu MEMBERIKU berdasarkan KEINGINAN-NYA."


"Dan pemberian-NYA bukan hanya sekedar cukup, melainkan SELALU LEBIH dari cukup."


"ALLAH memberi apa yang aku BUTUHKAN, LEBIH dari sekedar apa yang aku INGINKAN."


"Maka ALLAH akan mencurahkan RAHMATNYA sesuai dengan KAPASITASNYA"


ALLAH Ya Arhamar Rohimin..


Wallahu'alam

sumber:alqur'an dan hadits 7,selasa 06.10.20 pukul 09.02

motivasi: JANGAN MENYESALI WAKTU YANG BERLALU:

 JANGAN SIBUK MENYESALI WAKTU YANG BERLALU


الإشتغال بالندم على الوقت الفائت تضييع الوقت الحاضر 

" Sibuk menyesali waktu yang telah lewat hanya menyia-nyiakan waktu yang sedang di hadapi 

(Ibnu Qayyim Al Jauziah ) 


Penjelasan :


1. Waktu itu ada tiga ,hari kemarin jadikanlah ia sebagai pelajaran ,hari ini hadapilah dan hari esok persiapkanlah 


2. Hari –hari lalu yang kelam sengaja Allah lupakan dari ingatanmu agar engkau semangat dan optmis dalam menghadapi hidup 


3. Tidak usah engkau tangisi waktu yang telah berlalu karena ia tidak akan pernah kembali 


4. Hari yang lalu bagaikan kaca spion dalam sebuah kendaraan ,yang tidak harus kita lihat setiap saat karena itu akan membuat kita takut melangkah dan membuat kita tertabrak lalu akhirnya kehilangan arah 


5. Janganlah takut melangkah karena masa lalumu yang kelam , karena setiap waktu punya cerita sendiri , yang harus engkau lakukan adalah ambillah pelajaran dari masa lalu dan buatlah perencanan yang lebih baik untuk masa depanmu agar engkau tidak masuk ke lubang yang sama dua kali, sebab gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan . 


FAISAL KUNHI

sumber :dakwah harian,grup wa,selasa 06.10.20 pukul 04.41

DO'A

 Doa Agar Kaum Muslimin Disatukan Hatinya, Diberi Petunjuk Dan Keselamatan, Dijauhkan Dari Perbuatan Keji, Diberkahi Diri Dan Keluarga, Diterima Taubat Dan Dijadikan Hamba Yang Bersyukur


اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا قَابِلِيهَا، وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا


Allaahumma allif baina quluubinaa, wa ashlih dzaata baininaa, wahdinaa subulas-salaam, wa najjinaa minazh-zhulumaati ilan-nuur, wa jannibnal fawaahisya maa zhoharo minhaa wa maa bathon, wa baarik lanaa fii asmaa'inaa, wa ab-shoorinaa, wa quluubinaa, wa azwaajinaa, wa dzurriyyaatinaa, wa tub 'alainaa, innaka antat-tawwaabur-rohiim, waj'alnaa syaakiriina lini'matik, muts-niina bihaa qoobiliihaa, wa atimmahaa 'alainaa.


Ya Allah, satukanlah hati kami. Perbaikilah keadaan kami. Tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan (menuju surga). Selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya. Jauhkanlah kami dari perbuatan keji yang nampak maupun tersembunyi. Berkahilah pendengaran, penglihatan, hati, istri-istri dan keturunan kami.


 Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jadikanlah kami hamba yang bersyukur atas nikmat-Mu, terus memuji-Mu dan menerima nikmat tersebut, dan sempurnakanlah nikmat tersebut pada kami.

HR. Abu Daud no. 969, dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini juga dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Qadha’ wa Al-Qadr dari hadits Abu Daud, asalnya dikeluarkan oleh Tirmidzi.


 Kesimpulannya, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.


Aamiin Ya Robb 


Semoga bisa kita perbanyak doa ini


Barakallahu fiikum 

Tono Esfandiar

SUMBER:DAKWAH HARIAN,GRUP WA,SELASA 06.10.20 PUKUL.04.34

BERBUAT BAIK MENGHILANGKAN KESEDIHAN

 BERBUAT BAIK MENGHILANGKAN KESEDIHAN


Faisal Kunhi


Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy Rahimahullah berkata,


ومن الأسباب التي تُزيل الهم والغم والقلق: الإحسان إلى الخلق بالقول والفعل.


"Termasuk sebab-sebab yang menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan kegalauan adalah berbuat baik kepada orang lain dengan ucapan dan perbuatan."


PENJELASAN :

1. Jika anda cemas, sedih dan galau itu tanda kurang meluangkan waktu untuk berbuat baik kepada orang lain.


2. Fitrah manusia adalah saling membantu dan menolong, maka jika seseorang menutup dirinya untuk membantu kepada sesama, maka Allah akan memasukkan kepada hatinya kesedihan dan kegalauan.


3. Fitrah manusia itu suka di tolong jika ia berada dalam kesulitan, maka jiwa ini akan terasa lapang ketika ia selesai berzakat atau bersedekah, karenanya Allah berfirman "Ambillah dari harta mereka sedekah yang membersihkan harta mereka dan mensucikan jiwanya." (QS. Attaubah : 103).


4. Jika engkau tidak bisa berbuat baik dengan harta mu maka berbuat baiklah dengan kata–kata mu, seperti : menanyakan kabar kepada sahabat walau hanya melalui media sosial, memberikannya apresiasi ketika ia sukses, mendoakannya ketika ia sakit dan memberikannya semangat ketika ia putus asa.


5. Berbuat baiklah dengan perbuatanmu, seperti tersenyum karena ia adalah sihir yang halal sehingga sahabatmu menjadi tersenyum juga, membuang sampah pada tempatnya karena dengan demikian engkau tidak membuat kerusakan di muka bumi, menahan pintu untuk orang lain yang akan masuk setelahmu karena dengan itu engkau telah membantunya sampai dengan cepat ke tempat tujuannya, mendengarkan orang lain ketika berbicara karena itu artinya engkau telah menghargainya dan lain sebagainya.


6. Ketahuilah ketika kita membahagiakan orang lain sebenarnya kita sedang membahagiakan diri kita sendiri dan ketika ketika bersedekah, maka sebenarnya kita sedang bersedekah kepada diri kita sendiri karena sedekah itu menolak bala dan menyembuhkan penyakit.

sumber"dakwah harian wa,Selasa, 06.10.2020 pukul 04.30

hati sakit dan sehat

 HATI SAKIT & SEHAT


@emefrahmanen


Al-'Allamah Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin Rahimahullah menuturkan :


1) Jika kamu menyaksikan bahwa hatimu tidak lagi mengingkari yang mungkar, tidak pula kokoh & tenang terhadap kebaikan, maka ketahuilah, pada hatimu ada penyakit, berusahalah untuk memperbaikinya.


2) "Jika kamu menyaksikan bahwa hatimu gembira terhadap kebaikan & mengamalkan kebaikan tersebut, serta membimbing kepadanya, kemudian benci terhadap kemungkaran & menjauh darinya, maka ketahuilah, itu adalah hati yang selamat (sehat)."


Syarh Shahih Muslim

sumber:dakwah harian,senin 5 oktober 2020 puku 16.39

lezatnya beribadah itu tanda ia diterima

 Lezatnya Beribadah itu Tanda Ia Diterima


Jika engkau tidak menikmati lezatnya ibadah, yakinlah bahwa ibadah itu ditolak karena Allah Swt. Maha membalas kebaikan, pasti akan membalasmu dengan lezatnya ibadah. (Ibnu Qayyim Al Jauziah)


Di antara manusia ada yang menjalankan ibadah hanya sekadar gugur kewajiban saja, sehingga ia tidak merasakan ruh dan spirit dari ibadah tersebut. Yang ia rasakan hanya kelelahan saja.


Jika engkau menjadikan ibadah itu sebagai kebutuhan dan tamasya rohani, maka engkau mendapatkan kelezatan di dalamnya.


Seseorang yang merasakan lezatnya ibadah maka ia tidak pernah puas dalam melakukan kebaikan sampai surga yang menjadi cita-citanya tercapai.


Orang beruntung adalah orang yang tidak yakin bahwa amal ibadahnya diterima dan ia juga tidak yakin dosanya diampuni, sehingga Ia terus beramal dan memohon ampun sebagai bekal bertemu dengan Allah nanti.


Sedangkan ciri orang yang celaka adalah mereka yang yakin dosanya diampuni dan amalnya diterima, sehingga membuatnya malas beramal.


Imam Ahmad berkata bahwa orang mukmin itu tidak pernah merasakan tenang sampai ia meletakkan salah satu kakinya di surga.


Judul buku: Jalan Perindu Surga

Penulis: Faisal Kunhi

sumber: dakwah harian senin 5 oktober 2020 pukul 16.35


ajal dan rizki adaah saudara

 🥦AJAL DAN RIZQI ADALAH SAUDARA


وَالخَلْقُ مَيِّتُوْنَ بِآجاَلِهِمْ عِنْدَ نَفَادِ أَرْزَاقِهِمْ وَانْقِطَاعِ آثَارِهِمْ

“Makhluk itu akan mati dan punya ajal masing-masing. Bila ajal tiba berarti rezekinya telah habis dan amalannya telah berakhir.”

( Imam al Muzani ) 


PENJELASAN :

1. Rizqi dan ajal itu satu paket karenanya rizqi seseorang tidak akan habis jika ajalnya belum selesai 


2. Ibnul Qayyim berkata,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.


3. Lihatlah bayi ketika ia masih di dalam perut ibunya ,ia hanya mendapatkan rizqi dari tali pusat yang menyambung ke rahim ibunya ,dan setelah ia keluar dari rahim ibunya ,ia mendapatkan rizqi yang lebih banyak yaitu berupa makanan dan minuman yang mengalir dari kedua payu dara ibunya ,dan setelah proses penyusuan selesai , ia mendapatkan lebih banyak lagi beraneka ragam rizqi 


4. Di ceritakan ada seseorang yang tercebur ke sumur ,kemudian ada orang yang menyelamatkannya ,namun setelah selamat ia meminum segelas susu ,kemudian ia tercebur lagi dan meninggal dunia , lalu ada seorang ulama berkomentar “ Orang itu selamat dari sumur dan meminum segelas susu kemudian ia tercebur lagi dan wafat karena rizqinya belum habis



5. Rizqi dan ajal sudah pasti datangnya karenanya jangan pernah khawatir ,yang harus di khawatirkan adalah apakah rizqi yang kita dapatkan halal atau tidak ,dan apakan kita akan wafat dalam keadaan husnul khatimah atau tidak ?


Faisal Kunhi

sumber :grup wa dakwah harian,senin 5 oktober 2020,pukul 16.32

cara Allah menyayangimu

   👉Cara Allah Menyayangimu


Cara Allah menyayangimu bukan dengan meringankan masalahmu, tapi dengan menguatkan jiwamu sehingga sehebat apapun masalahmu kau tetap bertahan dan tak menyerah.


Cara Allah menyayangimu bukan dengan mengurangi beban yang kau pikul, tapi dengan mengokohkan pundakmu, sehingga kau mampu memikul amanah yang diberikan kepadamu 


Cara Allah menyayangimu mungkin tdk dengan memudahkan jalanmu menuju sukses, tapi dengan kesulitan yang kelak baru kau sadari bahwa kesulitan itu yang akan membuatmu semakin berkesan dan istimewa


Hidup itu …

Butuh masalah supaya kita punya kekuatan

Butuh pengorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras

Butuh air mata supaya kita tahu merendahkan hati

Butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara menghargai

Butuh tertawa supaya kita tahu mengucap syukur

Butuh senyum supaya tahu kita punya cinta

Butuh orang lain supaya tahu kita tidak sendiri


Beberapa luka tidak diciptakan untuk sembuh, tidak pula untuk menetap, Jika ia berakhir dengan ke ikhlasan, ia akan lahir menjadi cahaya yang itu adalah hadiah terindah dari Allah.


Berbahagialah pada taqdir dengan penerimaan yang tulus.


Sungguh mengajari hati berbaik sangka itu Indah.


🖊 @neng__nurull 

sumber: grup wa dakwah harian,senin,5 oktober 2020

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...