Langsung ke konten utama

BERBUAT BAIK MENGHILANGKAN KESEDIHAN

 BERBUAT BAIK MENGHILANGKAN KESEDIHAN


Faisal Kunhi


Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy Rahimahullah berkata,


ومن الأسباب التي تُزيل الهم والغم والقلق: الإحسان إلى الخلق بالقول والفعل.


"Termasuk sebab-sebab yang menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan kegalauan adalah berbuat baik kepada orang lain dengan ucapan dan perbuatan."


PENJELASAN :

1. Jika anda cemas, sedih dan galau itu tanda kurang meluangkan waktu untuk berbuat baik kepada orang lain.


2. Fitrah manusia adalah saling membantu dan menolong, maka jika seseorang menutup dirinya untuk membantu kepada sesama, maka Allah akan memasukkan kepada hatinya kesedihan dan kegalauan.


3. Fitrah manusia itu suka di tolong jika ia berada dalam kesulitan, maka jiwa ini akan terasa lapang ketika ia selesai berzakat atau bersedekah, karenanya Allah berfirman "Ambillah dari harta mereka sedekah yang membersihkan harta mereka dan mensucikan jiwanya." (QS. Attaubah : 103).


4. Jika engkau tidak bisa berbuat baik dengan harta mu maka berbuat baiklah dengan kata–kata mu, seperti : menanyakan kabar kepada sahabat walau hanya melalui media sosial, memberikannya apresiasi ketika ia sukses, mendoakannya ketika ia sakit dan memberikannya semangat ketika ia putus asa.


5. Berbuat baiklah dengan perbuatanmu, seperti tersenyum karena ia adalah sihir yang halal sehingga sahabatmu menjadi tersenyum juga, membuang sampah pada tempatnya karena dengan demikian engkau tidak membuat kerusakan di muka bumi, menahan pintu untuk orang lain yang akan masuk setelahmu karena dengan itu engkau telah membantunya sampai dengan cepat ke tempat tujuannya, mendengarkan orang lain ketika berbicara karena itu artinya engkau telah menghargainya dan lain sebagainya.


6. Ketahuilah ketika kita membahagiakan orang lain sebenarnya kita sedang membahagiakan diri kita sendiri dan ketika ketika bersedekah, maka sebenarnya kita sedang bersedekah kepada diri kita sendiri karena sedekah itu menolak bala dan menyembuhkan penyakit.

sumber"dakwah harian wa,Selasa, 06.10.2020 pukul 04.30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat