Langsung ke konten utama

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

 

Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?

 

Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.

 

Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.

 

Pada akhir malam, orang kaya itupun pergi mendatangi Sumur Zam-Zam. Di bibir Sumur ia memanggil nama temannya yang ia titipi uang, hingga 3 kali ia panggil, namun tidak ada jawaban sama sekali.

Orang kaya itu pun kembali mendatangi orang Alim tersebut, lalu menceritakannya. Orang Alim itu kaget dan berkata : “Innaa Lillahi Wa Inna ilaihi Rooji’uun”, jika memang temanmu tidak menjawab, aku takut dia termasuk golongan Ahli Neraka.

 

Jika memang demikian pergilah kamu ke Yaman, disana ada sebuah Sumur yang bernama “Barhut”, dikatakan bahwa Sumur itu adalah bibir dari Neraka Jahannam…Datangilah di sepertiga malam akhir, dan panggillah nama temanmu itu”.

Orang kaya itu pun pergi ke Yaman, lalu mendatangi Sumur Barhut di sepertiga malam akhir. Ia pun memanggil nama temannya yg ia titipi uang: “Yaa Fulan !” Baru sekali panggilan, tiba-tiba terdengar jawaban dari dalam Sumur.

Orang kaya itu pun merasa prihatin dengan keadaan temannya tersebut, lalu bertanya : “Dimanakah engkau menyimpan uangku?”.

Dari dalam Sumur terdengar jawaban : “Aku menyimpan uangmu di sini dan di sini, di dalam rumahku, pergilah dan katakan kepada anak-anakku. Kamu akan mendapati uangmu kembali”.

Orang kaya itupun bertanya : “Bagaimana bisa engkau tergolong sebagai orang yang ahli Neraka? Bukankah kau adalah orang yang baik dan memiliki sifat amanah?”.

Orang itupun bercerita : “Sesungguhnya aku mempunyai seorang saudari perempuan yang faqir, lama kami tidak saling tegur sapa, sampai aku meninggal. Inilah yang menyebabkan aku tergolong sebagai ahli Neraka.

JIka kau mau menolongku, datangilah saudariku tersebut, dan mintakan maaf kepadanya, dan ceritakan padanya, bagaimana keadaanku sekarang ini yang merasakan siksaan, karena putus tali silaturrahim dengannya”.

Orang kaya itupun segera pergi ke rumah ahli waris temannya itu, lalu menceritakan dimana ayahnya meletakkan harta titipannya. Dan ternyata memang benar, uang tersebut masih utuh. Setelah itu, ia bertanya kepada anak-anak temannya itu, dimanakah rumah bibi mereka?

Setelah tahu alamatnya, iapun segera pergi ke rumah saudari perempuan temennya tersebut. Setelah bertemu, ia pun menceritakan apa yang di alami saudaranya di Alam Kubur.

Mendengar cerita orang kaya itu, perempuan itupun menangis dan memaafkan saudaranya, lalu ia memohon ampun dan mulai menyambung tali silaturrahim dengan anak-anak saudaranya”.

Catatan :

Rosulullah Saw bersabda : “Tidak akan masuk Surga orang yang putus tali silaturrahim “.

Diriwayat yg lain : “Orang yang putus tali silaturrahim akan mendapat laknat dari Allah , walaupun dia mati didepan Ka’bah”.

Rosulullah Saw bersabda : “Tidak akan turun Rahmat Allah, kepada satu kaum, jika didalam kaum tersebut terdapat satu saja orang yang putus tali silaturrahim”.

Orang yang putus tali silaturrahim, berarti telah putus hubungan dengan Alloh Swt…Berarti shalatnya bukan untuk Allah, puasanya bukan untuk Allah, dzikirnya, dan ibadah-ibadah lainnya bukan untuk Allah Swt. Allahumma Shalli ‘Alaa Muhammad Wa ‘Alaa Aali Muhammad.(*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat