Senin, 28 Maret 2022

KISAH  IMAM  HASAN AL BASRI DAN  SEPASANG  MATA SEORANG GADIS.

 

Salah satu kisah tentang Imam Hasan Al- Basri. Kisah ini bukan hanya menceritakan taubatnya seorang pemuda yang kemudian menjadi wali ALLAH melainkan seorang gadis yang mungkin tidak akan dijumpai lagi pada zaman sekarang ini. 


                       Jawahirul Bukhari menerangkan bahwa Hasan basri sewaktu mudanya adalah seorang yang sangat tampan. Beliau sangat suka memakai pakaian yang bagus-bagus dan suka berjalan disekitar kota Basrah. Pada suatu hari, sedang berjalan-jalan dia melihat seorang wanita berpurdah. Mata wanita itu sangat cantik dan menarik perhatiannya. Lalu dia mengikuti gadis itu dari belakang.


Wanita itu yang baru menyadari diikuti lalu menoleh ke belakang lalu berkata, 


“Wahai orang muda, apakah kamu tidak malu?”


“Kepada siapa aku harus malu?” Tanya Hasan Basri kembali.


“Malulah kepada Allah S.w.t Yang Maha Mengetahui mata yang berkhianat dan mengetahui apa sahaja yang ada dalam hati” jawab wanita cantik itu.


Hasan Basri semakin tertarik kepada wanita tersebut dan timbullah rasa cinta dalam hatinya serta tidak dapat menahan nafsu. Lalu dia terus sahaja mengikuti wanita tersebut berjalan.


Melihat dia terus diikuti, wanita itu berkata lagi, “Mengapa kamu terus mengikutiku?”


Hasan Basri berkata,”Sebenarnya aku terpesona dengan matamu yang cantik itu.”


Mendengar jawaban itu wanita ini berkata, “Baiklah, karena kamu menyukai mataku ini,tunggu sebentar disini. Aku akan beri apa yang kamu inginkan”. Kemudian dia berlalu pergi.


Hasan Basri sangat gembira dan menunggu-nunggu kedatangan wanita tersebut.


Tidak lama kemudian, datanglah seorang pembantu menghampiri Hasan Basri dan menyerahkan sebuah kotak yang tertutup rapat. Lalu hasan Basri membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya Hasan Basri melihat isi kotak tersebut ternyata sepasang biji mata!


“Tuan puteriku berkata dia tidak memerlukan mata yang menyebabkan terpesonanya seseorang seperti tuan”, kata pembantu itu.


Gemetarlah seluruh tubuh Hasan basri dan berdiri bulu romanya saat mendengar kata-kata pembantu itu, lalu iapun memegang jantungnya sendiri dan berbisik, “Celaka betul kamu ini, sudah berjanggut tapi tak punya rasa malu!”


Setelah menyadari kesalahannya itu, maka dia pulang ke rumah dan menangis semalaman karena menyesali segala perbuatannya itu. Keesokan hari Hasan Basri pergi ke rumah wanita itu untuk meminta maaf. Tetapi ketika sampai dia mendengar suara wanita-wanita menangis, dan bertanya apa yang terjadi. Dan diberitahu bahwa wanita tersebut meninggal karena mencongkel kedua matanya.


Hasan Basri kembali ke rumah dan menangis selama 3 hari 3 malam dan menyesali segala perbuatan dan kelemahan imannya. Dia bertaubat kepada Allah untuk tidak lagi menjadi lelaki yang tidak sopan.


Pada malam yang ke-3, Hasan Basri bermimpi bertemu dengan wanita tersebut, dan melihat wanita itu telah berada di syurga. Lalu Hasan Basri berkata,”wahai wanita solehah, maafkan kesalahanku terhadapmu” Wanita itu menjawab,”sebetulnya aku telah memaafkan kamu sejak dulu dan aku telah mendapat kebaikan yang banyak dari Allah S.w.t disebabkan kamu.”


Setelah Hasan Basri mendengar pengakuan dari wanita itu, dia memohon nasihat yang baik.


“Dengarlah nasihatku ini; Apabila kamu sendirian hendaklah kamu berzikir kepada Allah S.w.t setiap pagi dan petang, mohon ampun dan bertaubatlah kepada-Nya.


Akhirnya Hasan Basri melaksanakan segala nasihat wanita itu, sehingga dia masyhur dengan ketaqwaannya dan ketaatannya kepada Allah serta mendapat darjat yang mulia di sisi Allah serta menjadi wali kekasih Allah.https://www.facebook.com/100072771880674/posts/155226460246416/

Sabtu, 26 Maret 2022

Kisah Jenazah pembeli miras dan selalu mendatangi tempat pelacur setiap malamnya...ok

 •┈┈••✾•◆◆❀◆◆•✾••┈┈•

Musyarofah

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞


#

Ketika ia mati jenazahnya disholati oleh sultan😢


Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kegalauan yang sangat. Ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yg dirasakannya.


Sultan pun mengajak kepala pengawal untuk keluar istana sejenak. Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara menyamar. Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yg sempit.


Tiba², mereka menemukan seorang laki² tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal. Namun orang² yg lalu lalang di sekitarnya sedikitpun tak memperdulikannya.


Kemudian Sultan memanggil mereka. Orang² tersebut tak menyadari kalo orang tersebut adalah Sultan.


"Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satupun di antara kalian yg mau mengangkat jenazahnya? tanya Sultan.

Siapa dia? Dimana keluarganya?" tanya Sultan lagi.


Salah seorang di antara orang² itu menjawab, ”orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzina !"


"Tapi, bukankah ia termasuk umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam ? sergah sang Sultan.


Sejenak orang² itu terdiam. Sesaat kemudian, mereka pun bergerak mengangkat jenazah untuk di bawa ke rumahnya.


Melihat suaminya meninggal, sang istri pun menangis. Orang² yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.


Dalam tangisnya sang istri berucap pada jenazah suaminya, "Semoga Allah merahmatimu wahai Wali Allah. Aku bersaksi bahwa Engkau termasuk orang yang Sholeh."


Mendengar hal itu, Sultan kaget lalu bertanya, "Bagaimana mungkin dia termasuk Wali Allah, sementara orang² membicarakan tentang keburukan dia begini dan begitu, sampai²  dia meninggalpun mereka tidak memperdulikannya ?"


Sang istri menjawab, "Sudah kuduga pasti akan begini..."

"Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko² minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yg ia mampu. Kemudian minuman² itu di bawa kerumah lalu di tumpakannya ke dalam toilet, sambil berkata, "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin," kisahnya.


Ia kemudian melanjutkan, "Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka uang dan berkata, "malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi".


"Kemudia ia pulang kerumah, dan berkata kepadaku,  Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda² Islam"


"Orang² pun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir.


Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku, “kalau kamu begini terus dan tidak peduli dengan  omongan orang, bisa bisa nanti kalau kamu mati  tidak akan ada kaum muslimin yg akan mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu. Ia hanya tertawa dan berkata,     "jangan takut, bila aku mati, aku akan di sholati oleh Sultan nya kaum muslimin, para ulama dan para Wali", tutup sang istri.


Mendengar itu semua... Sultan Murad pun menangis... Ia kemudian berkata, "Benar, Demi Allah... akulah Sultan Murad dan besok pagi kita akan memandikannya, mensholatkannya dan menguburkannya".


Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki² itu di hadiri oleh Sultan, para ulama, para Wali Alla dan seluruh masyarakat.


Sebuah Pelajaran Berharga...


Jangan pernah mengharapkan penilaian manusia, fokus pada perbuatan baik yg kita lakukan, karena yg kita harapkan adalah ridho Allah, bukan ridho manusia..


Jangan pernah menilai orang dari luar atau kulitnya, karena sesungguhnya kulit atau bungkus hanya sebagai penglihatan semu semata..


Semoga bermanfaat 🙏https://www.facebook.com/groups/263617174966261/permalink/673301687331139/

Sabtu, 05 Maret 2022

Kisah Bani Umayyah: Tragedi Karbala, Ketika Pembunuhan dan Pemerkosaan Nodai Madinah

https://www.facebook.com/groups/1016398002204881/permalink/1280912909086721/ 

sindo newsFeb 19, 2022 11:49 AM


Kisah Bani Umayyah: Tragedi Karbala, Ketika Pembunuhan dan Pemerkosaan Nodai Madinah

Pascatragedi Karbala, pemberontakan menentang Dinasti Umayyah berkecamuk di berbagai daerah. (Foto/Ilustrasi: Ist)

Sejak peristiwa pembunuhan cucu Rasulullah SAW , Husein bin Ali bin Abu Thalib dan keluarganya, kursi kekhalifahan Bani Umayyah tidak pernah lagi stabil. Pemberontakan demi pemberontakan meletus di berbagai daerah, termasuk di Madinah dan Mekkah. Penanganan pemberontakan amat brutal.Pemerkosaan, penjarahan dan pembunuhan berlangsung tanpa henti. Banyak tabi’in yang wafat dalam peristiwa ini.


Kisah tentang peristiwa Karbala tersiar demikian cepat ke seluruh wilayah kekuasaan dinasti Umayyah. Meskipun masyarakat umumnya tahu ada banyak faksi politik dalam dunia Islam, namun untuk berbuat sejauh itu, jelas tidak ada dalam bayangan semua kaum Muslimin.


Mereka mengutuk perbuatan tersebut, dan menarik baiatnya dari Yazid. Selain Irak dan Iran yang memang merupakan basis pendukung Ali bin Abi Thalib , wilayah yang segera menarik bai’atnya sesaat setelah mendengar pembataian di Karbala, adalah Madinah dan Mekkah.

l

Kala itu, di dua tanah suci ini, masih cukup banyak berkumpul para tabi’in yang sangat berpengaruh, salah satunya adalah Abdullah bin Zubair yang merupakan buronan paling dicari oleh Yazid setelah Husein bin Ali.


Setelah mencabut bai’atnya dari Yazid, orang-orang di Madinah dan Mekkah secara aklamasi mengangkat Abdullah bin Zubair sebagai khalifah kaum Muslimin.


Di kalangan masyarakat saat itu, ia termasuk orang ternama. Ayahnya, Zubair bin Awwam, sedangkan ibunya adalah Asma’ binti Abu Bakar . Abdullah bin Zubair mendapat dukungan dari Hijaz, Yaman dan Arabia Selatan.


Terkait diangkatnya Abdullah bin Zubair ini beberapa sejarawan ada yang memasukkannya dalam urutan khalifah kaum Muslimin, tapi ada juga yang menganggap ini sebagai bentuk pemberontakan sehingga tidak dihitung sebagai khalifah.


Lagi pula, tak lama berselang dari diangkatnya Abdullah bin Zubair sebagai khalifah, Yazid langsung melancarkan serangan brutal kepada dua kota suci ini.


Yazid mengirim pasukan yang dipimpin oleh Muslim bin Uqba untuk mengambil kembali bai’at dari penduduk dua kota suci ini. Pesan Yazid kepada Muslim bin Uqbah dalam misi ini begitu dikenal sejarah, “Berangkatlah menuju Madinah. Jika mereka melakukan perlawanan, perangi! Jika kau menang, izinkan tentaramu berbuat sekehendak hati selama tiga hari. Setelah itu berangkatlah ke Mekkah dan perangilah Abdullah bin Zubair!”.


Ali Audah dalam bukunya berjudul "Ali bin Abi Thalib; Sampai kepada Hasan dan Husain" memaparkan kengerian dan kebejatan yang tak tertanggungkan terjadi. Sejarah mencatat, bahwa apa yang terjadi dalam tiga hari ini adalah sebuah bencana besar dan penodaan terbesar dalam sejarah kota Madinah. Pemerkosaan, penjarahan dan pembunuhan berlangsung tanpa henti. Banyak tabi’in yang wafat dalam peristiwa ini. Di antara mereka ada nama-nama seperti Zubair bin Abdurrahman bin Auf, Fuzail bin Abbas bin Abdul Muthalib, dan Abdullah bin Nufail bin Harist bin Abdul Muthalib.


Peristiwa mengerikan ini terjadi pada tanggal 27 Dzulhijjah 63 H. Sedikit catatan, di hari yang sama juga lahir Muhammad bin Abdullah bin Abbad bin Abdul Muthalib, yang kelak akan menjadi pendiri dan juga khalifah pertama Dinasti Abbasiyah.


Setelah berhasil menaklukkan Madinah dan pasukannya melakukan ibahat selama tiga hari, Muslim bin Uqbah melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Dalam perjalanan inilah ia tiba-tiba menderita sakit yang sangat parah dan akhirnya meninggal di tempat yang bernama Abwa.


Sebelum meninggal, ia mengamanatkan agar pimpinan pasukan diambil alih Al Hushain bin Numair Al Sakuni. Setelah menguburkan Muslim bin Uqbah, pasukan ini melanjutkan misinya untuk menaklukkan kota Mekkah dan memadamkan pemberontakan Abdullah bin Zubair.


Menurut Al Waqidi, Al Hushain bin Numair tiba di Mekkah pada tanggal 24 Muharram 64 H. Ia langsung melakukan pengepungan terhadap kota Mekkah. Pasukan ini sempat mendapat perlawanan yang cukup dari Abdullah bin Zubair, sehingga durasi pengepungan ini berlangsung selama sekitar 60 hari.


Hingga akhirnya, pasukan Damaskus berhasil mengunci pasukan Abdullah bin Zubair di dalam kota Mekkah. Mereka menghujani seisi kota dengan batu api yang dilontarkan dari ketapel. Akibatnya tidak hanya rumah penduduk, tapi juga Kakbah terbakar dan sebagian dindingnya hancur.


Peristiwa terbakarnya Kakbah ini terjadi pada 3 Rabi’ al-Awwal 64 H. Tapi tidak berhenti sampai di situ, pasukan Damaskus ini terus datang bergelombang ke Mekkah. Bahkan di saat-saat akan berakhirnya pertempuran, sebanyak 5000 pasukan masih didatangkan dari Damaskus.


Tidak jelas bagaimana hasil dari pertempuran ini, tapi pengepungan ini baru berakhir setelah berita tentang kematian Yazid datang dari Damaskus pada 2 Rabi’ al-Akhir 64 H. Yazid sendiri wafat di Damaskus pada tanggal 14 Rabi’ al-Awwal 64 H.


Ini artinya dibutuhkan waktu hampir 20 hari bagi kurir untuk menyampaikan berita duka ini pada pasukan Damaskus di Mekkah. Sebuah durasi waktu yang terlalu lama untuk jarak tempuh sejauh 1600 Km (Damaskus-Mekkah).


Anehnya lagi, menurut Akbar Shah Najeebabadi, pasukan Damaskus pertama kali mengetahui berita tentang kematian Yazid justru dari Abdullah bin Zubair. Ketika mendengar berita ini, Abdullah bin Zubair langsung berseru kepada pasukan Damaskus, “Wahai orang-orang yang tidak beruntung.., mengapa kalian masih bertempur? Pemimpin kalian sudah tiada!”


Ketika mendengar berita ini, gempuranpun dihentikan. Pasukan Damaskus akhirnya bersedia untuk melakukan perundingan damai dengan Abdullah bin Zubair.


Yazid bin Muawiyah meninggal dunia dalam usia 38 tahun. Masa pemerintahannya hanya berlangsung selama tiga tahun enam bulan. Tapi luka sejarah yang ditorehkan selama masa pemerintahannya masih berbekas hingga hari ini.


Setelah mendengar berita tentang wafatnya Yazid bin Muawiyah, pasukan Damaskus yang dipimpin oleh Hushain bin Numair bersedia melakukan perjanjian damai dengan Abdullah bin Zubair.


Setelah itu, Hushain bin Numair memimpin pasukan tersebut kembali ke Damaskus. Dalam perjalanan mereka melewati kembali Madinah yang beberapa bulan sebelumnya mereka aniaya penduduknya dan mereka menjarah hartanya.


Setelah puas melakukan ibahat selama tiga hari, mereka pergi meninggalkan penduduk Madinah dengan mendudukan seorang gubernur untuk wilayah itu.


Sekarang ketika mereka kembali, gubernur yang mereka tempatkan di sana sudah diusir oleh masyarakat Madinah. Situasi politik mendadak berubah total sejak kabar tentang kematian Yazid tersebar ke segala penjuru negeri Muslim. Legitimasi dinasti Umayyah jatuh hingga ke titik nadir.

Kisah Azazil (Iblis)


Musyarofah

Diceritakan...sebelum kewujudan manusia, bumi kita ini dulunya telah didiami oleh golongan jin. Mereka diciptakan daripada api yang sangat panas. Golongan jin juga sama seperti manusia, berakal dan bernafsu serta mengamalkan hidup yang lebih kurang sama seperti manusia sehinggalah pada satu tahap golongan jin ini telah melakukan banyak kerosakan dan kemungkaran di muka bumi.

وَٱلْجَآنَّ خَلَقْنَٰهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ

Referensi: https://tafsirweb.com/4177-surat-al-hijr-ayat-27.html

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.

Referensi: https://tafsirweb.com/4177-surat-al-hijr-ayat-27.html

Dan jin pula, Kami jadikan dia sebelum itu, dari angin api yang panasnya menyerap ke liang bulu roma. (al-Hijr:27)

Allah swt telah memerintahkan para malaikat untuk memerangi kaum jin yang kufur padaNya di bumi. Malaikat juga diperintahkan supaya membawa seorang dari golongan jin ini yang bernama Azazil naik ke langit.

Setelah sekian lama, Azazil tekun dan khusyu' beribadat pada Allah swt dan diangkat darjatnya untuk menjadi penghulu kepada para malaikat di syurga. Hinggalah pada suatu ketika, Allah swt menghimpunkan para malaikat dan memberi tahu pada mereka tentang kehendakNya menciptakan pemimpin di muka bumi.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً

Referensi: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html

"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."(Al Baqarah:30)

Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.

قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html

"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau."(Al Baqarah:30)

Allah menjawab pada para malaikat,

Kamis, 03 Maret 2022

OK KISAH ANAK KECIL   (Yang Menumbangkan  Ulama Sombong dan Tersesat)

https://www.facebook.com/100070139460498/posts/235650845449563/ 

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh 




Di masa Imam Abu Hanifah masih kecil, sekitar umur 7 tahun, terdapatlah seorang ulama yang yang memiliki ilmu luas dan tiada bandingannya pada waktu itu namanya Dahriyyah.


Seluruh ulama pada waktu itu tak mampu menandinginya disaat berdebat, terutama dalam bab tauhid, oleh karena dialah yang merasa pintar, 


maka muncullah sifat kesombongannya bahkan na’udzubillah akhirnya ia berani mengatakan bahwa ALLAH itu tidak ada, sayangnya para ulamapun tak mampu mengalahkan dia dalam berdebat,


lalu pada suatu pagi dikumpulkanlah para ulama disuatu majlis milik Syaikh Himad guru Imam Abu Hanifah, dan hari itu Abu Hanifah yang masih kecil hadir dimajlis itu. 

Maka Dahriyyah naik kemimbar dan berkata dengan sombongnya.


Dahriyah : 

Siapakah diantara kalian hai para ulama yang akan sanggup menjawab pertanyaanku?


Sejenak suasana hening, para ulama semua diam, namun tiba-tiba berdirilah Abu Hanifah dan berkata,


Abu Hanifah : 

Omongan apa ini ? maka barang siapa tahu pasti ia akan menjawab pertanyaanmu.


Dahriyyah : 

Siapa kamu hai anak ingusan, berani kamu bicara denganku, tidakkah kamu tahu, bahwa banyak yang berumur tua, bersorban besar, para pejabat, para pemilik jubah kebesaran mereka semua kalah dan diam dari pertanyaanku, kamu masih ingusan dan kecil badan berani menantangku!


Abu Hanifah : 

ALLAH tidak menyimpan kemuliaan dan keagungan kepada pemilik sorban yang besar dan para pejabat, dan para pembesar, tetapi kemuliaan hanya diberikan kepada Al Ulama.


Dahriyah :

 Apakah kamu akan menjawab pertanyanku?


Abu Hanifah : 

Ya aku akan menjawab pertanyaanmu dengan taufiq ALLAH.


Dahriyyah : 

Apakah ALLAH itu ada?


Abu Hanifah : 

Ya ada.


Dahriyyah : 

Dimana Dia?


Abu Hanifah : 

Dia, tiada tempat bagi Dia.


Dahriyyah :

 Bagaimana bisa disebut ada bila Dia tak punya tempat?


Abu Hanifah : 

Dalilnya ada dibadan kamu yaitu ruh, saya tanya, kalau kamu yakin ruh itu ada, maka dimana tempatnya? Dikepalamu, diperutmu atau dikakimu?


Dahriah diam seribu bahasa dengan muka malu.


 Lalu Abu Hanifah minta air susu pada gurunya Syaikh Himad, dan ia bertanya pada Dahriyyah.


Abu Hanifah : 

Apakah kamu yakin didalam susu ini ada manis?


Dahriyyah : 

Ya saya yakin disusu itu ada manis.


Abu Hanifah : 

Kalau kamu yakin ada manisnya, saya tanya apakah manisnya ada di bawah, atau ditengah, atau di atas?


lagi lagi Dahriyyah diam dengan rasa malu,


 lalu Abu Hanifah menjelaskan : 

seperti ruh atau manis yang tidak memiliki tempat, maka seperti itu pula tidak akan ditemukan bagi ALLAH tempat di alam ini baik di arsy atau dunia ini. 


Lalu Dahriyyah bertanya lagi.


Dahriyyah : 

Sebelum ALLAH itu apa dan setelah ALLAH itu apa?


Abu Hanifah : 

Tidak ada apa-apa sebelum ALLAH dan sesudahnya tidak ada apa-apa.


Dahriyyah : 

Bagaimana bisa dijelaskan bila sebelum dan sesudahnya tak ada apa-apa?


Abu Hanifah : 

Dalilnya ada di jari tangan kamu, apakah sebelum jempol dan apakah setelah kelingking? Dan apakah kamu akan bisa menerangkan jempol duluan atau kelingking duluan?


 Demikianlah sifat ALLAH. Ada sebelum semuanya ada dan tetap ada bila semua tiada. Itulah makna kalimat Ada bagi hak ALLOH.


Lagi-lagi Dahriyyah dipermalukan, lalu ia berkata,


Dahriyyah : 

Satu lagi pertanyaanku yaitu, apa perbuatan ALLAH sekarang ini?


Abu Hanifah : 

Kamu telah membalikan fakta, seharusnya yang bertanya itu di bawah mimbar dan yang di tanya di atas mimbar. 

Akhirnya Dahriyyah turun dari mimbar dan Abu Hanifah naik ke atas mimbar.


Dahriyyah : 

Apa perbuatan ALLAH sekarang?


Abu Hanifah : 

Perbuatan ALLAH sekarang adalah menjatuhkan orang yang tersesat seperti kamu kebawah jurang neraka dan menaikan yang benar seperti aku keatas mimbar keagungan.


Maha suci ALLOH yang telah menyelamatka Aqidah ahli sunnah wal jamaah melalui anak kecil.


Sumber : 📖

 Kitab Fathul Majid karya Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Banteniy Al Jawi Asy Syafi’i.

Rabu, 02 Maret 2022

AGAR KITA DIKENAL RASULULLAH SAW

 


   Dikisahkan, ada seorang lelaki yang tidak pernah membaca shalawat Nabi. Suatu ketika dia bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Tapi yang mengherankan, Rasulullah justru berpaling muka darinya.


   Heran atas apa yang dilihatnya, lelaki itu memberanikan diri bertanya, “Wahai Rasulullah. Apakah anda marah kepadaku?”


   “Tidak.”


   “Mengapa Anda tidak memandang ke arah saya?”


   “Karena aku tidak mengenalmu.”


   “Bagaimana bisa? Aku adalah salah satu dari umat anda. Ulama meriwayatkan bahwa anda mengenal umat anda seperti seorang ibu pada anak kandungnya.”


   “Para ulama benar. Tetapi kamu tidak pernah menyebutku dalam shalawat. Aku mengenal umatku sesuai jumlah shalawat yang mereka baca untukku.”


   Lelaki itu tiba-tiba terbangun. Dia berjanji pada dirinya, mulai hari itu akan membaca shalawat Nabi seratus kali dalam sehari. Dan akhirnya dia bisa menjalankan janjinya itu.


   Dalam kesempatan lain, lelaki itu bermimpi lagi bertemu Rasulullah. Beliau bersabda, “Sekarang aku mengenalmu dan kelak akan memberikan syafaat kepadamu.”


   Bahagia lelaki itu mendengarkan kata-kata dari orang yang sangat dicintainya itu.

.

[ Dikutip dari _Mukasyafatul Qulub_ ]


اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمدhttps://www.facebook.com/100055332505230/posts/482351183619294/

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...