Langsung ke konten utama

MAKHLUK PALING HINA :dialog santri dan kyainya

 


   .اَلسّٰلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّٰهِ وَ بَرَكَاتُهُ


❤️اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ 

 


✅✅✅


Di sebuah pondok pesantren, terdapat seorang Santri yang tengah menuntut ilmu pada seorang Kyai. Sudah bertahun-tahun lamanya si Santri belajar. Hingga tibalah saat dimana dia akan diperbolehkan pulang untuk mengabdi kepada masyarakat.


Sebelum Santri pulang, Kyai memberikan sebuah ujian padanya. 


🔸Pak Kyai berkata pada santrinya ;


" Sebelum kamu pulang, dalam tiga hari ini, aku ingin meminta kamu mencarikan seorang atau makhluk yang lebih hina dan buruk dari kamu. " 

ujar sang Kyai.


🔸Dengan percaya diri Santri menjawab ;


" Tiga hari itu terlalu lama Kyai, hari ini saya bisa menemukan banyak orang atau makhluk yang lebih buruk daripada saya ” 


Sang Kyai tersenyum seraya mempersilakan muridnya membawa seseorang atau makhluk itu kehadapannya. Santri keluar dari ruangan Kyai dengan semangat, karena menganggap begitu mudah ujian itu.


Hari itu juga si Santri berjalan menyusuri jalanan. Ditengah jalan, dia menemukan seorang #Pemabuk berat. Menurut pemilik warung yang dijumpainya, orang tersebut selalu mabuk-mabukan setiap hari. Pikiran si Santri sedikit tenang. 


🔸Dalam hatinya dia berkata.,


“ Pasti dia orang yang lebih buruk dariku. Setiap hari dia habiskan hanya untuk mabuk-mabukan, sementara aku selalu rajin beribadah. ”


🔸Namun dalam perjalanan pulang si Santri kembali berpikir.


" Sepertinya si pemabuk itu belum tentu lebih buruk dariku. Sekarang dia mabuk-mabukan, tapi siapa yang tahu di akhir hayatnya Allah ﷻ justru mendatangkan hidayah hingga dia bisa husnul khotimah? Sedangkan aku yang sekarang rajin ibadah, kalau diakhir hayatku Allah ﷻ justru menghendaki suúl khotimah, bagaimana? Berarti pemabuk itu belum tentu lebih jelek dariku,” 

ujarnya bimbang.


Santri itu pun kemudian kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang atau makhluk yang lebih buruk darinya.


Di tengah perjalanan, dia menemukan seekor #Anjing yang menjijikkan. Karena selain bulunya kusut dan bau, anjing tersebut juga menderita kudisan.


🔸Si Santri berkata ;


“Akhirnya ketemu juga makhluk yang lebih jelek dari aku. Anjing ini tidak hanya haram, tapi juga kudisan dan menjijikkan” 

teriak Santri dengan girang.


Dengan menggunakan karung beras, si Santri kemudian membungkus anjing tersebut untuk dibawa ke Pesantren.


🔸Namun ditengah jalan, tiba-tiba dia kembali berpikir,


“ Anjing ini memang buruk rupa dan kudisan. Namun benarkah dia lebih buruk dari aku? Oh tidak, kalau anjing ini meninggal, maka dia tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukannya di dunia. Sedangkan aku harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama di dunia dan bisa jadi aku akan masuk ke neraka."


Akhirnya si santri menyadari bahwa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut.


Hari semakin sore. Si Santri masih mencoba kembali mencari orang atau makluk yang lebih jelek darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak jua menemukannya.. 

Lama sekali dia berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke pesantren dan menemui sang Kyai.


🔸Kyai bertanya ; 


" Bagaimana anakku, apakah kamu sudah menemukannya?" 


🔸Jawab Santri dengan tertunduk ;


"Sudah, Kyai," 

" Ternyata diantara orang atau makluk yang menurut saya sangat buruk, saya tetap paling buruk dari mereka," 

ujarnya perlahan.


🔸Mendengar jawaban sang murid, Kyai tersenyum lega,


"Alhamdulillah.. kamu dinyatakan lulus dari pondok pesantren ini, anakku," 

ujar Kyai terharu.


🔸Kemudian Kyai berkata,


" Selama kita hidup di dunia, jangan pernah bersikap sombong dan merasa lebih baik atau mulia dari orang ataupun makhluk lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir hidup yang akan kita jalani. Bisa jadi sekarang kita baik dan mulia, tapi diakhir hayat justru menjadi makhluk yang seburuk-buruknya. Bisa jadi pula sekarang kita beriman, tapi di akhir hayat, setan berhasil memalingkan wajah kita hingga melupakanNya,"


🔶Rasulullah SAW bersabda,


" Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun sebesar biji sawi.


 (HR. Muslim nomor 91).


Semoga sedikit ilmu yang di titipkan Allah ﷻ di hati kita tidak menjadikan kita sombong dalam segala urusan.


 Semoga kisah hikmah ini bisa  bermanfaat bagi kita semua.

Dan semoga di sisa umur yang Allah ﷻ berikan, kita dapat mempergunakannya sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal saleh dan bukan hanya disibukkan dengan urusan duniawi belaka. Dan kita akan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. 


  .      ﺁﻣــــــــــﻴﻦ ﻳَﺎﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِـــــــﻴْﻦ

          .⊶ ─═हई✮❤️✮ईह═─⊶


#TiadaHariTanpaNgaji

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat