Langsung ke konten utama

Cucian Tetangga*

 Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh 


Semangat  Subuh 


*Cucian Tetangga*


Sepasang suami istri muda menempati rumah di sebuah kompleks perumahan. 


Suatu pagi sambil sarapan, si istri menatap keluar melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju. 


Lalu si istri berkata kepada suaminya : "lihat Pa.., cuciannya kelihatan kurang bersih ya; sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."


Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.


Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci bajunya.


Seminggu berlalu...............        


Dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang. 


Lalu si istri berkata kepada suaminya : "Lihat Pa...., sepertinya dia telah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar. 


Pagi ini cuciannya sudah bersih; mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih". 


Lalu si suami berkata : 

"Ma....., Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita".


Si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban suaminya. 


Dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci baju, padahal kaca jendelanya yang kotor.


Begitulah kehidupan.

Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran kita; lewat jendela mana kita memandangnya. 


Jika kaca jendela yang kita pakai kotor sudah pasti apa yang kita lihat didepan akan kotor juga. 


Jika *HATI* kita _bersih_, maka bersih pula *PIKIRAN* kita.


Jika _pikiran_ kita bersih, maka bersih pula *PERKATAAN* kita.


Jika _perkataan_ kita bersih, maka bersih pula *PERBUATAN* kita.


_Hati, pikiran, perkataan_ dan _perbuatan_ kita *mencerminkan hidup* kita.


Itulah sebabnya orang tua kita selalu berpesan : "jaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan"


Yaahh........................ selayaknya kita menjaga itu; sebab seburuk apapun baju yang kita pakai tidak akan melukai orang lain. Tapi lidah dan sudut pandang yang kotor dapat melukai bahkan menghancurkan orang lain !!


Lalu.. apakah kaca jendela kita sudah bersih hari ini ??


Semoga illustrasi ini bermanfaat. Terlebih kadang kita menganggap diri kita selalu lebih baik dari orang lain.



*Robbana Taqobbal Minna*

Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin


https://t.me/semangatsubuh


Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat