Langsung ke konten utama

Kisah Seorang Wanita yang Kematiannya Disambut oleh 70.000 Malaikat ❞

 ՚՚ ִֶָ ⌯ 💐 Some Stories ⌯ ִֶָ ՚՚


❛❛ 

Nusaibah binti Kaab radhiyallahu 'anha.

Yang lebih dikenal dengan Ummu 'Umarah, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan, bahkan kematiannya pun mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya


Hari itu, Nusaibah sedang ada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba diluar terdengar suara gemuruh bagai gunung-gunung batu yang runtuh diluar sana. Nusaibah menebak bahwa itu pasti suara tentara musuh


Nusaibah meninggalkan apa yang sedang ia kerjakan dan segera masuk ke kamar tempat dimana suaminya tidur. Nusaibah berkata ⦂ ❛❛ Suamiku tersayang, aku mendengar pekik suara menuju ke uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang ❞


Said pun segera terbangun dan menggunakan pakaian perangnya. Saat ia sedang menyiapkan kuda, Nusaibah memberikan sebuah pedang kepadanya. ❛❛ Suamiku, bawalah pedang ini. Janganlah pulang sebelum menang ❞


Setelah mendengar perkataan dari istrinya itu, tak pernah ada keraguan dalam diri Said untuk pergi ke medan perang. Ia pun langsung terjun ke tengah medan pertempuran. Di sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya, senyum itu semakin mengobarkan keberanian Said


Sementara itu di rumah, kedua anak Nusaibah, Amar (15 tahun) dan Saad (13 tahun) sedang memperhatikan ibunya dengan pandangan yang cemas. Ketika itu juga, muncul seorang penunggang kuda yang sangat gugup


Penunggang kuda itu berkata ⦂ ❛❛ Ibu, salam dari Rasulullah. Suami ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid... ❞, Nusaibah tertunduk sebentar lalu bergumam, ❛❛ Inna lillah... suamiku telah menang perang, terima kasih Ya Allah ❞


Setelah itu Nusaibah pun memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, lalu berkata ❛❛ Amar, kau lihat ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan bagi para pejuang nabi. Maukah engkau melihat ibu bahagia? ❞


Amar mengangguk. ❛❛ Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama nabi hingga kaum kafir terhapus ❞, ujarnya lagi. ❛❛ Terima kasih ibu, inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu seandainya ibu tidak memberiku peluang kepadaku untuk membela agama Allah ❞, ucap Amar dengan mata yang bersinar


Ia pun segera menaiki kudanya dan mengikuti jejak sang ayah. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri ❛❛ Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur ❞. Rasul pun menjawab sambil memeluknya, ❛❛ Engkau adalah pemuda Islam yang sejati Amar. Allah memberkahimu... ❞


Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan berangkat dari perkemahan menuju rumah Nusaibah. ❛❛ Ada kabar apakah gerangan? Apakah anakku gugur? ❞, serunya gemetar


Utusan itu menunduk sedih, ❛❛ betul... ❞. Nusaibah bergumam kecil sambil menangis, ❛❛ Inna lillah... ❞. ❛❛ Kau berduka ya ummu Amar? ❞, Nusaibah menggeleng. ❛❛ Tidak aku gembira. Hanya saja aku sedih, siapa lagi yang bisa aku berangkatkan? Saad masih anak-anak ❞


Saad yang berada di samping ibunya pun menyela, ❛❛ Ibu jangan remehkan aku. Jika ibu izinkan, akan aku tunjukkan bahwa aku adalah seorang putra ayah yang gagah dan berani ❞


Nusaibah memandang putranya, ❛❛ Kau tidak takut nak? ❞. Saad menggeleng sambil loncat keatas kudanya. Nusaibah pun dengan besar hati melambaikan tangannya


Di area pertempuran, pemuda berusia 13 tahun itu benar-benar menunjukkan kemampuannya, ia telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat dimana sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan ❛❛ Allahuakbar... ❞


Rasulullah pun kembali memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah. Mendengar berita itu, Nusaibah berkata ❛❛ hai utusan ❞, ujarnya. ❛❛ Kau saksikan sendiri, aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu, izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang ❞


❛❛ Tapi engkau wanita, ya ibu... ❞, ❛❛ Engkau meremehkan aku karena aku wanita? Apakah wanita tidak ingin pula masuk surga melalui jihad? ❞. Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada


Tiba disana, Rasululllah mendengarkan perkataan Nusaibah. Lalu beliau berkata dengan senyum, ❛❛ Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur ❞


Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkat ke pasukan yang sedang bertempur. Dirawat olehnya mereka yang luka-luka. Sampai pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaiba menoleh, ternyata seorang tentara Islam telah tewas oleh senjata orang kafir


Nusaibah sangat marah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi ketika ia melihat Rasulullah jatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet oleh anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi menyaksikan semua hal itu


Ia pun bangkit dengan gagah dan berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas dan dinaiki kudanya. Bagaikan singa betina, ia mengamuk. Tentu banyak musuh yang berlari menghindarinya dan puluhan jiwa orang kafir pun tumbang


Hingga ada seseorang kafir yang mengendap dari belakang dan menebas putus lengan kirinya. Nusaibah akhirnya terjatuh dan terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan, medan pertempuran makin menjauh dan tubuh Nusaibah tinggal sendirian


Tiba-tiba Ibnu Ma'sud menunggang kudanya menuju ke arah Nusaibah. Dipercikkannya air ke muka itu. ❛❛ Istri Said kah engkau? ❞. Nusaibah memperhatikan penolongnya, lalu bertanya ⦂ ❛❛ Bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah baginda? ❞. ❛❛ Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun... ❞. ❛❛ Engkau Ibnu Ma'sud bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku... ❞. ❛❛ Tapi engkau masih terluka parah Nusaibah... ❞. ❛❛ Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah? ❞


Ibnu Ma'sud pun terpaksa menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu dan mendekati medan pertempuran. Banyak musuh yang berhasil ditaklukkannya, namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak lama juga lehernya tertebas oleh pedang musuh


Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir, darahnya membasahi tanah. Tiba-tiba langit berubah menjadi mendung, hitam dan kelabu. Padahal tadinya langit cerah dan terang benderang. Pertempuran akhirnya terhenti sebentar


Rasul kemudian berkata pada para sahabatnya ⦂ ❛❛ Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam, bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut arwah Nusaibah, wanita yang perkasa ❞


Chek buku islami menarik lengkap di toko

https://shope.ee/3pi1EfcVNJ


┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈https://www.facebook.com/groups/1016398002204881/permalink/1327137757797569/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat