Langsung ke konten utama

KISAH HIKMAH UWAIS AL-QORNI 

 

#SangPenghuniLangitYangTakTerkenalDiBumi

Musyarofah

Dalam sebuah kisah disebutkan ada seorang pemuda sholeh yg hidup pada jaman Nabi Muhamad SAW. Tapi secara fisik tidak pernah berjumpa maupun bertemu secara langsung dengan Rosululloh SAW.


Dalam sebuah Hadits Riwayat Muslim dikatakan "bahwa sebaik-baik tabi'in atau pengikut adalah seorang laki-laki yang biasa dipanggil Uwais..."


Dia berasal dari Yaman. Seorang pengembala (kambing, unta maupun sapi). Pemuda miskin dan yatim yg tinggal bersama srorang ibu yg sudah tua dan lumpuh. Dia sendiri mempunyai sejenis penyakit sopak (penyakit belang-belang putih pada kulit tubuhnya).


Tapi mengapakah seorang Uwais begitu istimewa menurut Allah SWT dan Rosululloh SAW. Sampai Rosululloh SAW pernah berpesan kepada Sayidina Umar bin Kattab dan Sayidina Ali bin Abi Thalib untuk berwasilah dan minta syafaat agar mendo'akannya serta memintakan ampunan dosa kepada Alloh SWT...


Uwais adalah adalah seorang pemuda sholeh... Sabar...Ulet...serta ikhlas dalam merawat dan memuliakan ibunya walaupun dia sendiri dalam keadaan miskin dan serba kekurangan.


Suatu waktu Uwais meminta ijin kepada ibunya untuk pergi kerumah Rosululloh yg berada jauh diMadinah sana. Dan sang ibu pun mengijinkannya serta menitipkan salamnya kepada Rosul. Setelah beberapa lama menempuh perjalanan yg cukup jauh akhirnya sampailah ia dikota Madinah. Uwais langsung menuju kerumah Rosululloh tapi dia hanya bisa bertemu (Siti Aisyah RA istri Rosul) karena saat itu Rosululloh sedang pergi ke medan perang...

Dalam kebimbanganya apakah harus menunggu kedatangan Rosululloh kembali dari peperangan, Uwais terbayang sang ibu yg sudah tua dan sakit-sakitan dirumah sendirian. Kemudian dia memutuskan berpamitan kepada Umul Mukmin Aisyah RA dan menitipkan salamnya dari sang ibu kepada Baginda Nabi...


Pada suatu hari sang ibu Uwais al-Qarni terbesik ingin sekali menunaikan ibadah haji. Mendengar itu Uwais al-Qarni bingung mensikapinya akan hal itu. Disatu sisi ingin sekali (Birrul Walidain) mengabulkan keinginan sang ibu. Disisi lain dia memikirkan kondisi sang ibu yg sudah tua dan lumpuh. Dengan jarak dari Yaman ke Makkah yg sangat jauh serta melewati medan sulit padang pasir yg tandus dan panas. Orang-orang biasanya pergi ke makkah dengan naik onta dan perbekalan yg banyak. Sementara dia orang miskin dan tidak mempunyai itu semua.


Dengan tetap berzuhud Uwais selalu berdo'a dan bertafakur, setelah dalam beberapa lama akhirnya Uwais al-Qarni menemukan cara ikhtiar jalan keluar solusinya. Dia membeli seekor anak lembu yg masih murah harganya. Lalu membuatkannya kandang yg jauh diatas bukit.

Setiap hari uwais rutin bolak-balik menggendong anak lembu tsb naik turun bukit dengan sabar dan istiqomah...

Orang-orang dan tetangganya pun memandang keanehan yg dilakukan uwais tsb. Bahkan ada pula yg menganggapnya Uwais-al Qarni telah menjadi majnun atau gila.


Hal tersebut dilakukanya kurang lebih sekitar 8 bulanan. Tak terasa akhirnya lembunya sudah besar hingga berbobot skt 100kilogram-an. Badan Uwais pun menjadi kian besar dan berotot karena kebiasaanya menggendong sapinya tsb (seperti ngegym alami).

Dan akhirnya waktu musim haji pun tiba Uwais al-Qarni menggendong sang ibu dari yaman ke makkah untuk menunaikan ibadah haji...


Setelah menempuh perjuangan perjalanan yg cukup jauh dan melelahkan sambil menggendong sang ibu akhirnya sampailah mereka dikota makkah. Sesampainya ditanah suci rangkaian rukun haji pun dilakukan uwais dan ibunya. Uwais dengan sabar menggendong ibunya melakukan wukuf di arofah dan thowaf di ka'bah. 

Didepan ka'bah air mata sang ibu tumpah, kemudian mereka berdua berdo'a. 

#Uwais: Yaa Allah, ampuni semua dosa ibu...

#SangIbu: Bagaimana dengan dosamu??...sang ibu heran mendengar uwais tidak minta ampun akan dosanya sendiri untuk diampuni Allah...

#Uwais: Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga...cukuplah ridho dari ibu yg akan membawaku ke surga...

Setelah itu terjadilah sebuah keajaiban. Atas Berkat Rohmat dan Karunia Allah penyakit sopak/belang ditubuh uwais seketika itu sembuh. Hanya tinggal bulatan putih ditengkuknya...

Sebuah tanda yg pernah disebutkan Rosululloh kepada Sayidina Umar bin Kattab dan Sayidina Ali bin Abi Thalib untuk mengenali ciri fisik Uwais al-Qarni.


Pada akhirnya Umar bin Kattab dan Ali bin Abi Thalib berhasil berjumpa dengan Uwais al-Qarni. Seperti pesan Rosululloh mereka minta syafaat dari Uwais al-Qarni untuk mendo'akan dan memintakan ampunan dosa kepada Allah SWT...


Singkat cerita suatu saat Sayidina Umar bin Kattab dan Sayidina Ali bin Abi Thalib mendengar kabar bahwa Uwais al-Qarni telah wafat. Kemudian mereka berdua ikut bertakziah ke Yaman. Menyaksikan masyarakat yaman ketika itu heran dan takjub (mereka selama ini hanya kenal Uwais al-Qarni sebagai rakyat kecil, seorang pengembala yg miskin dan sederhana) sebab banyak orang yg tidak mereka kenal berebut memandikanya...menshalatkanya...serta menguburkan jenazah Uwais al-Qarni. Dan itu agaknya para Malaikat yg diutus oleh Allah SWT. Para Malaikat yg diturunkan kebumi hanya untuk mengurus jenazah dan pemakaman Uwais al-Qarni...


#SilahturahmiThoriqohhttps://www.facebook.com/100062110632639/posts/362542922492726/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat