Kamis, 28 April 2022

Qabishah Bin Mukhariq Ra




Qabishah bin Mukhariq, atau dikenal dengan nama kunyahnya Abu Bisyr, adalah seorang sahabat yang hidupnya dalam kekurangan, sementara anggota keluarganya cukup banyak. Suatu ketika ia merasakan beban yang ditanggungnya begitu berat sehingga ia tak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, yang sebenarnya tidak begitu banyak. Karena itu ia datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, kami mohon bantuan untuk meringankan beban kehidupan kami…!!"


Karena saat itu Nabi SAW sedang tidak memiliki apapun untuk diberikan, beliau berkata, "Tunggulah sampai ada zakat datang kesini, nanti akan kami suruh si Amil untuk memberikan bagian kepadamu…!!"


Setelah mengucapkan terima kasih dan pamit, Abu Bisyr melangkah untuk pulang. Tetapi baru beberapa langkah, Nabi SAW memanggilnya kembali. Abu Bisyr kembali menghadap Nabi SAW dan beliau bersabda, "Wahai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta itu tidak diperbolehkan kecuali karena tiga alasan…."


Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan dengan terinci siapa saja yang dibolehkan meminta-minta, dan batasan- batasannya, yakni :


1. Seseorang yang menanggung beban kehidupan sangat berat, ia boleh meminta-minta untuk memperingan beban kehidupannya. Jika telah terasa ringan, ia harus mengekang/menahan diri dari meminta-minta.


2. Seseorang yang ditimpa musibah atau kecelakaan sehingga seluruh hartanya habis, ia boleh meminta-minta sehingga ia memperoleh kehidupan yang layak.


3. Seseorang yang sangat miskin, sehingga setidaknya ada tiga orang bijaksana di antara kaumnya yang berkata tentang dirinya, "Si fulan ini benar-benar miskin", maka ia boleh meminta-minta sehingga ia memperoleh kehidupan yang layak.


Artinya, terlarang meminta-minta sampai melebihi kebutuhan standar kehidupan layak, apalagi sampai menjadikansimpanan atau tabungan.


Setelah menjabarkan panjang lebar seperti itu, Nabi SAW bersabda lagi, "Wahai Qabishah, meminta-minta selain karena tiga sebab tersebut adalah usaha yang terlarang, dan orang yang memakannya berarti memakan barang yang haram…!!"



Dikutip dari grup Wa

Senin, 25 April 2022

KISAH HIKMAH UWAIS AL-QORNI 

 

#SangPenghuniLangitYangTakTerkenalDiBumi

Musyarofah

Dalam sebuah kisah disebutkan ada seorang pemuda sholeh yg hidup pada jaman Nabi Muhamad SAW. Tapi secara fisik tidak pernah berjumpa maupun bertemu secara langsung dengan Rosululloh SAW.


Dalam sebuah Hadits Riwayat Muslim dikatakan "bahwa sebaik-baik tabi'in atau pengikut adalah seorang laki-laki yang biasa dipanggil Uwais..."


Dia berasal dari Yaman. Seorang pengembala (kambing, unta maupun sapi). Pemuda miskin dan yatim yg tinggal bersama srorang ibu yg sudah tua dan lumpuh. Dia sendiri mempunyai sejenis penyakit sopak (penyakit belang-belang putih pada kulit tubuhnya).


Tapi mengapakah seorang Uwais begitu istimewa menurut Allah SWT dan Rosululloh SAW. Sampai Rosululloh SAW pernah berpesan kepada Sayidina Umar bin Kattab dan Sayidina Ali bin Abi Thalib untuk berwasilah dan minta syafaat agar mendo'akannya serta memintakan ampunan dosa kepada Alloh SWT...


Uwais adalah adalah seorang pemuda sholeh... Sabar...Ulet...serta ikhlas dalam merawat dan memuliakan ibunya walaupun dia sendiri dalam keadaan miskin dan serba kekurangan.


Suatu waktu Uwais meminta ijin kepada ibunya untuk pergi kerumah Rosululloh yg berada jauh diMadinah sana. Dan sang ibu pun mengijinkannya serta menitipkan salamnya kepada Rosul. Setelah beberapa lama menempuh perjalanan yg cukup jauh akhirnya sampailah ia dikota Madinah. Uwais langsung menuju kerumah Rosululloh tapi dia hanya bisa bertemu (Siti Aisyah RA istri Rosul) karena saat itu Rosululloh sedang pergi ke medan perang...

Dalam kebimbanganya apakah harus menunggu kedatangan Rosululloh kembali dari peperangan, Uwais terbayang sang ibu yg sudah tua dan sakit-sakitan dirumah sendirian. Kemudian dia memutuskan berpamitan kepada Umul Mukmin Aisyah RA dan menitipkan salamnya dari sang ibu kepada Baginda Nabi...


Pada suatu hari sang ibu Uwais al-Qarni terbesik ingin sekali menunaikan ibadah haji. Mendengar itu Uwais al-Qarni bingung mensikapinya akan hal itu. Disatu sisi ingin sekali (Birrul Walidain) mengabulkan keinginan sang ibu. Disisi lain dia memikirkan kondisi sang ibu yg sudah tua dan lumpuh. Dengan jarak dari Yaman ke Makkah yg sangat jauh serta melewati medan sulit padang pasir yg tandus dan panas. Orang-orang biasanya pergi ke makkah dengan naik onta dan perbekalan yg banyak. Sementara dia orang miskin dan tidak mempunyai itu semua.


Dengan tetap berzuhud Uwais selalu berdo'a dan bertafakur, setelah dalam beberapa lama akhirnya Uwais al-Qarni menemukan cara ikhtiar jalan keluar solusinya. Dia membeli seekor anak lembu yg masih murah harganya. Lalu membuatkannya kandang yg jauh diatas bukit.

Setiap hari uwais rutin bolak-balik menggendong anak lembu tsb naik turun bukit dengan sabar dan istiqomah...

Orang-orang dan tetangganya pun memandang keanehan yg dilakukan uwais tsb. Bahkan ada pula yg menganggapnya Uwais-al Qarni telah menjadi majnun atau gila.


Hal tersebut dilakukanya kurang lebih sekitar 8 bulanan. Tak terasa akhirnya lembunya sudah besar hingga berbobot skt 100kilogram-an. Badan Uwais pun menjadi kian besar dan berotot karena kebiasaanya menggendong sapinya tsb (seperti ngegym alami).

Dan akhirnya waktu musim haji pun tiba Uwais al-Qarni menggendong sang ibu dari yaman ke makkah untuk menunaikan ibadah haji...


Setelah menempuh perjuangan perjalanan yg cukup jauh dan melelahkan sambil menggendong sang ibu akhirnya sampailah mereka dikota makkah. Sesampainya ditanah suci rangkaian rukun haji pun dilakukan uwais dan ibunya. Uwais dengan sabar menggendong ibunya melakukan wukuf di arofah dan thowaf di ka'bah. 

Didepan ka'bah air mata sang ibu tumpah, kemudian mereka berdua berdo'a. 

#Uwais: Yaa Allah, ampuni semua dosa ibu...

#SangIbu: Bagaimana dengan dosamu??...sang ibu heran mendengar uwais tidak minta ampun akan dosanya sendiri untuk diampuni Allah...

#Uwais: Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga...cukuplah ridho dari ibu yg akan membawaku ke surga...

Setelah itu terjadilah sebuah keajaiban. Atas Berkat Rohmat dan Karunia Allah penyakit sopak/belang ditubuh uwais seketika itu sembuh. Hanya tinggal bulatan putih ditengkuknya...

Sebuah tanda yg pernah disebutkan Rosululloh kepada Sayidina Umar bin Kattab dan Sayidina Ali bin Abi Thalib untuk mengenali ciri fisik Uwais al-Qarni.


Pada akhirnya Umar bin Kattab dan Ali bin Abi Thalib berhasil berjumpa dengan Uwais al-Qarni. Seperti pesan Rosululloh mereka minta syafaat dari Uwais al-Qarni untuk mendo'akan dan memintakan ampunan dosa kepada Allah SWT...


Singkat cerita suatu saat Sayidina Umar bin Kattab dan Sayidina Ali bin Abi Thalib mendengar kabar bahwa Uwais al-Qarni telah wafat. Kemudian mereka berdua ikut bertakziah ke Yaman. Menyaksikan masyarakat yaman ketika itu heran dan takjub (mereka selama ini hanya kenal Uwais al-Qarni sebagai rakyat kecil, seorang pengembala yg miskin dan sederhana) sebab banyak orang yg tidak mereka kenal berebut memandikanya...menshalatkanya...serta menguburkan jenazah Uwais al-Qarni. Dan itu agaknya para Malaikat yg diutus oleh Allah SWT. Para Malaikat yg diturunkan kebumi hanya untuk mengurus jenazah dan pemakaman Uwais al-Qarni...


#SilahturahmiThoriqohhttps://www.facebook.com/100062110632639/posts/362542922492726/

Selasa, 05 April 2022

KETIKA SYEKH ABDUL QADIR BERSUJUD KARENA PERTANYAAN SORANG PEMABUK*

 *

Musyarofah

Saat perjalanan bersama murid-muridnya, 

mereka berpapasan dengan seorang pemabuk yang sedang mabuk berat.


Tak disangka, pemabuk tersebut menghentikan langkah rombongan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani dan mengutarakan 3 pertanyaan yg membuat beliau kaget.


*“Wahai Syekh, apakah Allah mampu mengubah pemabuk sepertiku menjadi ahli taat?”*


Syekh Abdul Qadir Al-Jalani menjawabnya: 

“Tentu mampu, 

Allah Maha Kuasa”


Kemudian si pemabuk bertanya lagi : 

*“Apakah Allah mampu mengubah ahli maksiat sepertiku menjadi ahli taat setingkat dirimu?”*


Dengan penuh kasih sayang Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani Menjawabnya : 

“Sangat Mampu, 

Allah Maha Kuasa Atas segala sesuatu.”


Si pemabuk bertanya kembali : 

*“Apakah Allah mampu mengubah dirimu menjadi ahli maksiat sepertiku?”*


Mendengar pertanyaan ke-3, seketika itu Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menangis tersungkur dan bersujud kepada Allah.


Murid-murid Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani pun penasaran dan kebingungan.


Lalu mereka memberanikan diri untuk bertanya, 

“wahai Tuan Syekh, apa gerangan yg membuat mu menangis?"


Kemudian Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menjawab pertanyaan muridnya dg penuh perhatian dan Hati Tergetar, 


*“Betul sekali si pemabuk itu, Pertanyaan terakhir yang menyebabkanku menangis karena takut kepada Allah, Kapan saja Allah mampu mengubah nasib seseorang termasuk diriku.*


Siapa yg bisa menjamin diriku bernasib baik, meninggal dalam keadaan husnul khotimah.


Pertanyaan itu pula yg mendorongku 

untuk bersujud dan berdoa kepada Allah agar tidak menjadikanku merasa aman terhadap rencana Allah. 


Semoga Allah memelihara ahlaq-ku, kesehatanku dan menutupi aibku.”


Pelajaran penting yg bisa dipetik dari kisah ini adalah agar kita tidak tertipu dg kedudukan, amal perbuatan dan ilmu yang kita miliki.


Maha Suci Dzat yg mampu mengubah seseorang kapan saja dia kehendaki.


Dalam sujud ketika shalat, senantiasalah kita berdoa 

*; يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك* 

“Wahai Dzat yg membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.”


Demikian kisah pertemuan Syekh Abdul Qadir dengan seorang pemabuk, Sekelas beliau saja sangat khawatir dengan dirinya dan tidak pernah bangga dengan maqom kewaliannya.


Bagaimana dengan kita yg belum jelas kedudukannya di sisi Allah😭


*رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ*


“Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami dari Islam setelah Engkau beri hidayah kepada kami. 


Limpahkanlah keimanan kepada kami dari sisi-Mu. 


Engkau Maha Pemberi rahmat kepada orang-orang  mukmin.

Sumber: dikutip dari GRUP WA IPA MGMP JP 1,TNA ABANG,6 APRIL 2022

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...