Jumat, 22 Oktober 2021

Emas dan Tanah

 EMAS berkata pada TANAH


" Coba lihat pada dirimu suram dan lemah , apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku ??,,,


TANAH menjawab.

" Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah , bisa menumbuhkan rumput dan pohon , bisa menumbuhkan tanaman dan banyak lagi apakah kamu bisa ?,,,

EMAS pun terdiam seribu bahasa....!!


Dalam hidup ini banyak orang yang seperti EMAS berharga , menyilaukan tapi tidak bermanfaat bagi sesama.

Sukses dalam karir, rupawan dalam paras , tapi sukar dalam membantu apalagi peduli.

Tapi ada juga yang seperti tanah , posisi biasa saja , bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapan pun.


Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa Bernilainya Diri kita, tetapi seberapa besar bermafaatnya kita bagi orang lain.

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang barulah kita benar-benar Bernilai.


Apa gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat kita, keluarga, dan 

orang lain.

Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan

Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.

Karena hidup adalah proses ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.


#selfreminder

Sumber:

https://www.facebook.com/100026864083158/posts/882311186007676/

Sabtu, 16 Oktober 2021

AL-KISAH SEORANG PENGEMIS MENGETUK PINTU RUMAH RASULULLAH SAW

 


Pengemis itu berkata: "saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullah."


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu".


Sayyidah Aisyah pun melaksanakan perintah Rasulullohu shallallahu ‘alaihi wasallam.


Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau, dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar: 


"Siapa yang mau membeli baju Rasulullah? ".


Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang, dan semua ingin membelinya.


Kemudian ada seorang kaya namun buta yang mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya:


 “jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka”. 

Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi.


Alangkah gembiranya si buta tersebut, dengan memegang baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu, orang buta tersebut kemudian berdoa dan berkata: 


“Yaa Rabb dengan hak Rasulullah dan berkat baju yg suci ini, kembalikanlah pandanganku... ".


Masyaa Allah...

dengan izin Allah, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.


Keesokan harinya, iapun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh gembira dan berkata:

 "Wahai Rasulullah... pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan baju anda sebagai hadiah dariku.. ".


Sebelumnya orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, padahal biasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam jarang sekali tertawa... 


Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Sayyidah Aisyah: 

"Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan izin dan berkahNya, ia telah mengkayakan orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan budak dan kembali lagi kepada kita."


Masya Allah ...


Al-Imam as-Suyuti menyebutkan dalam salah satu kitabnya bahwa pahala shadaqoh itu ada 5 macam:


Sesungguhnya pahala bersedekah itu ada lima kategori :


1) Satu dibalas sepuluh (1:10) yaitu bersedekah kepada orang yang sehat jasmani.

2) Satu dibalas sembilan puluh (1:90) yaitu bersedekah terhadap orang buta, orang cacat atau tertimpa musibah, termasuk anak yatim dan piatu.

3) Satu dibalas sembilan ratus (1:900) yaitu bersedekah kepada kerabat yang sangat membutuhkan.

4) Satu dibalas seratus ribu (1: 100.000) yaitu sedekah kepada kedua orangtua.

5) Satu dibalas sembilan ratus ribu (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang yg alim atau ahli fiqih.


[Kitab Bughyatul Musytarsyidin].


Wallahu A'lam bish-shawab


Semoga Allah Ta'ala mendekatkan kita hari ini dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya dan memudahkan kita untuk bermurah hati, suka bersedekah dengan ikhlas. Aamiin yaa Rabbal'Aalamiin 🤲

Selasa, 05 Oktober 2021

Akhir Hidup Penyembah Berhala yang Mendapatkan Hidayah

 


Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika itu kami naik perahu, angin kencang berhembus menerpa perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau itu dan mendapat seorang laki-laki sedang terdiam menyembah patung.”


Kami berkata kepadanya, ‘Di antara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan seperti yang kamu perbuat.’


Dia bertanya, ‘Kalau demikian, apa yang kalian sembah?’


Kami menjawab, ‘Kami menyembah Allah.’


Dia bertanya, ‘Siapakah Allah?’


Kami menjawab, ‘Dzat yang memiliki istana di langit dan kekuasaan di muka bumi.’


Dia bertanya, ‘Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?’


Kami jawab, ‘Dzat tersebut mengutus seorang rasul kepada kami dengan membawa mukjizat yang jelas, maka rasul itulah yang menerangkan kepada kami mengenai hal itu.’


Dia bertanya, ‘Apa yang dilakukan rasul kalian?’


Kami menjawab, ‘Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalah-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut ruhnya. Kini utusan itu telah meninggal.’


Dia bertanya, ‘Apakah dia tidak meninggalkan sesuatu tanda kepada kalian?’


Kami menjawab, ‘Dia meninggalkan kitabullah untuk kami.’


Dia berkata, ‘Coba kalian perlihatkan kitab suci itu kepadaku!’


Kemudian kami memberikan mushaf kepadanya. Dia berkata, ‘Alangkah bagusnya bacaan yang terdapat dalam mushaf itu.’ Lalu kami membacakan beberapa ayat untuknya. Tiba-tiba ia menangis, dan berkata, ‘Tidak pantas Dzat yang memiliki firman ini didurhakai.’ Kemudian ia memeluk Islam dan menjadi seorang muslim yang baik.’


Selanjutnya, dia meminta agar diizinkan ikut serta dalam perahu. Kami pun menyetujuinya lalu kami mengajarkan beberapa surat Al-Quran. Ketika malam tiba, sementara kami semua berangkat tidur, tiba-tiba dia bertanya, ‘Wahai kalian, apakah Dzat yang kalian beritahukan kepadaku itu juga tidur?’


Kami menjawab, ‘Dia Hidup terus, Maha Mengawasi dan tidak pernah ngantuk atau tidur.’


Dia berkata, ‘Ketahuilah, adalah termasuk akhlak yang tercela bilamana seorang hamba tidur nyenyak di hadapan tuannya.’ Dia lalu melompat, berdiri untuk mengerjakan shalat. Demikianlah, kemudian ia qiyamullail sambil menangis hingga datang waktu subuh.


Ketika sampai di suatu daerah, aku berkata kepada kawan-kawanku, ‘Laki-laki ini orang asing, dia baru saja memeluk Islam, sangat pantas jika kita membantunya.’ Mereka pun bersedia mengumpulkan beberapa barang untuk diberikan kepadaya, lalu kami menyerahkan bantuan itu kepadanya. Seketika saja ia bertanya, ‘Apakah ini?’


Kami menjawab, ‘Sekadar infak, kami berikan kepadamu.’


Dia berkata, ‘Subhanallah. Kalian telah menunjukkan kepadaku suatu jalan yang kalian sendiri belum mengerti. Selama ini aku hidup di suatu pulau yang dikelilingi lautan, aku menyembah dzat lain (bukan Allah Subhanahu wa Ta’ala). Sekalipun demikian, dia tidak pernah menyia-nyiakan aku…. Maka bagaimana mungkin dan apakah pantas Dzat yang aku sembah sekarang ini, Dzat Yang Maha Mencipta dan Dzat Maha Memberi rezeki akan menelantarkan aku?’


Setelah itu, dia pergi meninggalkan kami. Beberapa hari kemudian, aku mendapat khabar bahwa ia dalam keadaan sakaratul maut. Kami segera menemuinya, dan ia sedang dalam detik-detik kematian. Setiba di sana, aku ucapkan salam kepadanya, lalu bertanya, ‘Apa yang kamu inginkan?’


Dia menjawab, ‘Keinginan dan harapanku telah tercapai pada saat kalian datang ke pulau itu, sementara ketika aku tidak mengerti kepada siapa aku harus menyembah.’


Kemudian aku bersandar pada salah satu ujung kainnya untuk menenangkan hatinya, tiba-tiba saja aku tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi melihat taman yang di atasnya terdapat kubah di sebuah kuburan seorang ahli ibadah. Di bawah kubah terdapat tempat tidur sedang di atasnya tampak seorang gadis sangat cantik. Gadis itu berkata, ‘Demi Allah, segeralah mengurus jenazah ini, aku sangat rindu kepadanya.’ Maka aku terbangun dan aku dapati orang tersebut telah mati. Lalu aku mandikan jenazah itu dan aku kafani.


Pada malam harinya, saat aku tidur, aku memimpikannya lagi. Aku lihat ia sangat berbahagia, didampingi seorang gadis di atas tepat tidur di bawah kubah sambil menyenandungkan firman Allah.


سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“(Sambil mengucapkan), ‘Salamu ‘alaikum bima shabartum.’’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 24) (Al-Mawa’izh wal Majalis, 40).

Senin, 04 Oktober 2021

Kisah Rasullullaoh dan 2 orang

 اللهم صل على سيدنا محمد 


Alkisah, suatu hari Nabi Muhammad SAW sedang duduk di dalam masjid Madinah. Ketika itu tampak dua orang yang berpenampilan bersih dan rupa yang tampan datang menghampiri. Mereka memberi Salaam.


“Dari mana kalian berasal?” tanya Nabi.


"Kami berasal dari masa yang sudah lama berlalu,” jawab mereka.


“Sudah lama kami menyembah Allah dan kami telah mendengar untaian kata-kata yang lebih indah dari segala kata yang pernah ada. Dari seluruh Kitab Allah yang ada, untaian kata-kata ini disebutkan sebagai yang terindah, dan untaian kata-kata ini hanya akan muncul di akhir zaman, di dalam Kitab yang paling akhir muncul (yakni Al Qur’an Karim, red.). 

Jadi kami kemudian beribadah selama seribu tahun hingga Allah bertanya kepada kami berdua karunia apa yang bisa diberikan-NYA kepada kami. 

Kami memohon agar bisa mendengar untaian kata-kata indah itu, yakni surah Al-Faatihah.” 

Allah tidak menjawab mereka. Lalu mereka berdua kembali berdoa selama seribu tahun. 

Baru Allah menjawab mereka. Dia berkata, “Surah ini hanya KU-peruntukkan bagi Kekasih-KU tercinta Muhammad SAW dan umatnya.”


Kedua lelaki itu berdoa selama seribu tahun lagi hingga Allah kembali bertanya kepada mereka karunia apa yang bisa Dia berikan kepada mereka. Mereka menjawab, “Karena kami tak bisa dikaruniai Al-Faatihah mohon agar ijinkan kami berdua hidup berusia panjang agar bisa menjadi bagian dari umat Beliau SAW, menyalami Beliau SAW, dan mendengar pembacaan surah Al-Faatihah, walau hanya sekali saja. Sehingga kami kemudian wafat dalam keadaan puas/ridho.”


Kedua lelaki ini adalah Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS. 


Mereka kemudian ber-Syahadah kepada Nabi SAW yang dengannya mereka merasa puas. Mereka tidak lagi menjadi Nabi tapi “hanyalah” bagian dari Umat Muhammad SAW. Mereka memohon agar Nabi SAW berkenan membacakan Al-Faatihah untuk mereka. Beliau SAW kemudian membacakan surah Al-Faatihah untuk mereka berdua dan kemudian mereka berdua membacanya bersama Beliau SAW. Lalu mereka semua bersama-sama mengucapkan “Amiin” yang artinya “Duhai Allah, mohon terimalah doa kami…”


Mereka kemudian bertanya,


“Duhai Rassulullah, apakah balasannya membaca Al-Faatihah?”


“Jika saja Allah mengaruniaiku kehidupan hingga akhir masa, maka tidaklah cukup untuk mengatakan kepadamu semua manfaatnya (semua kebaikan yang akan kita terima karena membaca surah Al-Faatihah, red.),” jawab Nabi SAW. “


"Jadi, aku akan mengatakan kepadamu manfaat dari mengucapkan Amiin.”


Alif tertulis di kening Israfil AS. 

Mim tertulis di kening Mikail AS. 

Yaa tertulis di kening Jibril AS. 

Nun tertulis di kening Izrail AS. 

Siapa saja yang mengucapkan “Amiin” akan mendapat manfaat dari keempat Malaikat ini.”


“Mohon ceritakan lebih banyak lagi,” kata mereka berdua.


“Alif tertulis di dalam Taurat. 

Mim tertulis didalam Zabur. 

Yaa tertulis didalam Injil. Nun tertulis didalam Qur’an.

Siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam mengucapkan “Amiin” setelah pembacaan al-Faatihah, maka seolah-olah dia telah membaca Keempat Kitab Suci itu.”


“Kalian mau yang lebih lagi?”


“Ya…” jawab mereka.


“Alif tertulis di kening Sayyidina Abu Bakar RA. Mim tertulis di kening Sayyidina Umar RA. 

Yaa tertulis di kening Sayyidina Utsman RA. 

Nun tertulis di kening Sayyidina Ali RA.  

Siapa saja yang mengucapkan “Amiin” akan mendapat manfaat dari Keempat Sahabat ini”.


Kedua lelaki baru saja akan berdoa memohon agar Allah mencabut nyawa mereka sebagaimana yang mereka kehendaki apabila keinginan mereka sudah mereka peroleh, seketika Nabi SAW menghentikan maksud mereka. 

Beliau SAW berkata 


“Allah telah mengaruniai kalian usia yang panjang dan kekuatan khusus. Umatku lemah dan mereka membutuhkan kalian.”


Kemudian Allah mengaruniai mereka usia yang panjang untuk berkhidmat kepada Umat Sayyidina Muhammad SAW. 

Nabi Ilyas AS di daratan, Nabi Khidir AS di lautan.

Lahumul faatihahh... آمين 

(Naskah ini ditulis oleh Hajjah Anne Aminah Adil al-Haqqani, yang tak lain adalah istri dari Maulana Syaikh Naziem Adil Al-Haqqoni).

Jumat, 01 Oktober 2021

MEMAHAMI KEADILAN ALLAH*

 ​🇮​🇵​🇳

*♻️🍁I͞k͞a͞t͞a͞n͞ P͞e͞c͞i͞n͞t͞a͞ N͞a͞b͞i͞♻️🍁*

*📚السلام عليكم ورحمةالله وبركاته.*

     *✶✶✶࿐ཽ༵﷽࿐༵*   ┊┊┊ 

        


*


Ketika Nabi Musa as. bermunajat di bukit Thursina , ia berdoa ;


_"Ya Allah ...Engkau Maha Adil, tunjukkanlah keadilanMu ... "_


Allah pun menjawab ;

_"Hai Musa ... Jika Aku menampakkan keadilanKu padamu , engkau tidak akan sabar dan tergesa gesa menyalahkanKu."_


Lalu Musa menjawab :

_"Dengan taufikMu, aku akan sabar menerima dan menyaksikan keadilanMu . "_


Allah megijabah permintaan Musa, kemudian berfirman :

_"Pergilah engkau ke sebuah mata air, bersembunyilah di dekatnya dan saksikan apa yang akan terjadi... "_


Musa pun pergi ke mata air yang di maksud. 

Tak lama kemudian, datanglah seorang penunggang kuda, lalu turun untuk minum air. Saat itu si penunggang kuda sedang membawa sekantong uang. Dengan tergesa gesa, ia pergi sehingga lupa membawa kantong uangnya.


Tak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil untuk mengambil air. Ia melihat kantong itu lalu bocah itu mengambilnya dan terus pergi. 


Setelah anak itu pergi , datanglah seorang kakek buta. Si kakek buta mengambil air untuk wudhu dan beribadah. 

Selesai beribadah datanglah penunggang kuda tadi yang bermaksud mengambil kantong uangnya, namun ia hanya menemukan Si kakek buta yang sedang berdiri mau beranjak pergi.


_"Wahai kakek tua...kamu pasti mengambil kantongku yang berisi uang !!??"_ bentak si penunggang kuda.


Kagetlah si kakek, lalu berkata :

_"Bagaimana saya bisa mengambil kantong mu, sementara saya ini buta! "_


_"Jangan dusta kamu.!!"_ bentak si penunggang kuda.


Setelah bersitegang, kakek itu pun dibunuhnya. Kemudian penunggang pun menggeledah baju si kakek, namun tidak menemukan apa apa.


Saat melihat kejadian tersebut Nabi Musa protes kepada Allah :


_"Ya Allah... hamba sungguh tidak sabar melihat kejadian ini. Namun hamba yakin Engkau Maha Adil. Mengapa ini bisa terjadi ?"_


Lalu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menjelaskan :


_"Wahai Musa, Allah Maha Mengetahui hal hal ghaib yang tidak engkau ketahui. Anak kecil itu sebenarnya mengambil haknya sendiri._

_Dahulu ayahnya pernah bekerja pada si penunggang kuda, tetapi jerih payahnya tidak dibayarkan. Jumlah yang harus dibayarkan sama persis dengan yang diambil anak itu._ 

_Sementara kakek buta adalah orang yang membunuh ayah anak kecil itu, sebelum ia mengalami kebutaan."_


(Dinukil dari buku: _"Nasihat Al-Ghazali Bagi Penguasa"_)


Betapa pentingnya kita mengenal _(ma'rifah)_ kepada Allah, agar hati kita selalu berprasangka baik padaNya. 

Sering karena keterbatasan, manusia tidak mampu membaca keadilan Allah secara tepat. Manusia menganggap Allah tidak adil karena keputusanNya  dinilai merugikannya.


_"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu"_ 

(QS. Al-Baqarah, 2:216 ) 


Allah Maha Adil dan memberikan sesuatu kepada manusia dengan jalan terbaik menurut perhitunganNya, bukan menurut nafsu atau kepentingan kita.


Jadi tidak ada satu pun ketentuan Allah yang gagal dan buruk. Namun kitalah yang belum mengerti Hakikat kejadian tersebut. 


Subhanallah, Maha kuasa dan maha suci Allah dengan segala perbuatanNya. 


***

Selamat beraktifitas, saudara-riku tercinta...

🙂

*───✒️T͞i͞n͞t͞a͞ h͞a͞t͞i͞ 💚───(⸙ᰰ۪۪᭢*

*#Y͞a͞n͞g͞ t͞e͞r͞i͞n͞d͞a͞h͞ b͞u͞k͞a͞n͞ y͞a͞n͞g͞ m͞e͞n͞y͞a͞m͞p͞a͞i͞k͞a͞n͞ t͞a͞p͞i͞ y͞a͞n͞g͞ m͞a͞m͞p͞u͞ m͞e͞n͞g͞a͞m͞a͞l͞k͞a͞n͞n͞y͞a͞..*

*#J͞a͞g͞a͞ h͞a͞t͞i͞ d͞a͞l͞a͞m͞ k͞e͞t͞a͞a͞t͞a͞n͞ i͞s͞t͞i͞g͞h͞f͞a͞r͞,d͞z͞i͞k͞i͞r͞,s͞h͞o͞l͞a͞w͞a͞t͞ t͞a͞n͞p͞a͞ b͞a͞t͞a͞s͞..*


*۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.۞* 

       

*♻️🍁۪۪۪۫ ۪۪۫ ۪۪۪✍️ 🧕🏻Butiran Air Mata💧~IPN~🇮🇩*

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...