Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Emas dan Tanah

 EMAS berkata pada TANAH " Coba lihat pada dirimu suram dan lemah , apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku ??,,, TANAH menjawab. " Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah , bisa menumbuhkan rumput dan pohon , bisa menumbuhkan tanaman dan banyak lagi apakah kamu bisa ?,,, EMAS pun terdiam seribu bahasa....!! Dalam hidup ini banyak orang yang seperti EMAS berharga , menyilaukan tapi tidak bermanfaat bagi sesama. Sukses dalam karir, rupawan dalam paras , tapi sukar dalam membantu apalagi peduli. Tapi ada juga yang seperti tanah , posisi biasa saja , bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapan pun. Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa Bernilainya Diri kita, tetapi seberapa besar bermafaatnya kita bagi orang lain. Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang barulah kita benar-benar Bernilai. Apa gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat kita, keluarga, dan  orang lain. Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhk

AL-KISAH SEORANG PENGEMIS MENGETUK PINTU RUMAH RASULULLAH SAW

  Pengemis itu berkata: "saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullah." Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu". Sayyidah Aisyah pun melaksanakan perintah Rasulullohu shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau, dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar:  "Siapa yang mau membeli baju Rasulullah? ". Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang, dan semua ingin membelinya. Kemudian ada seorang kaya namun buta yang mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya:  “jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka”.  Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi. Alangkah gembiranya si buta tersebut, dengan memegang baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam i

Akhir Hidup Penyembah Berhala yang Mendapatkan Hidayah

  Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika itu kami naik perahu, angin kencang berhembus menerpa perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau itu dan mendapat seorang laki-laki sedang terdiam menyembah patung.” Kami berkata kepadanya, ‘Di antara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan seperti yang kamu perbuat.’ Dia bertanya, ‘Kalau demikian, apa yang kalian sembah?’ Kami menjawab, ‘Kami menyembah Allah.’ Dia bertanya, ‘Siapakah Allah?’ Kami menjawab, ‘Dzat yang memiliki istana di langit dan kekuasaan di muka bumi.’ Dia bertanya, ‘Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?’ Kami jawab, ‘Dzat tersebut mengutus seorang rasul kepada kami dengan membawa mukjizat yang jelas, maka rasul itulah yang menerangkan kepada kami mengenai hal itu.’ Dia bertanya, ‘Apa yang dilakukan rasul kalian?’ Kami menjawab, ‘Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalah-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut ruhnya. Kini utusan itu telah meninggal.’ Dia bertanya, ‘Apakah dia

Kisah Rasullullaoh dan 2 orang

 اللهم صل على سيدنا محمد  Alkisah, suatu hari Nabi Muhammad SAW sedang duduk di dalam masjid Madinah. Ketika itu tampak dua orang yang berpenampilan bersih dan rupa yang tampan datang menghampiri. Mereka memberi Salaam. “Dari mana kalian berasal?” tanya Nabi. "Kami berasal dari masa yang sudah lama berlalu,” jawab mereka. “Sudah lama kami menyembah Allah dan kami telah mendengar untaian kata-kata yang lebih indah dari segala kata yang pernah ada. Dari seluruh Kitab Allah yang ada, untaian kata-kata ini disebutkan sebagai yang terindah, dan untaian kata-kata ini hanya akan muncul di akhir zaman, di dalam Kitab yang paling akhir muncul (yakni Al Qur’an Karim, red.).  Jadi kami kemudian beribadah selama seribu tahun hingga Allah bertanya kepada kami berdua karunia apa yang bisa diberikan-NYA kepada kami.  Kami memohon agar bisa mendengar untaian kata-kata indah itu, yakni surah Al-Faatihah.”  Allah tidak menjawab mereka. Lalu mereka berdua kembali berdoa selama seribu tahun.  Baru Al

Ijazah

 

MEMAHAMI KEADILAN ALLAH*

 ​🇮​🇵​🇳 *♻️🍁I͞k͞a͞t͞a͞n͞ P͞e͞c͞i͞n͞t͞a͞ N͞a͞b͞i͞♻️🍁* *📚السلام عليكم ورحمةالله وبركاته.*      *✶✶✶࿐ཽ༵﷽࿐༵*   ┊┊┊           * Ketika Nabi Musa as. bermunajat di bukit Thursina , ia berdoa ; _"Ya Allah ...Engkau Maha Adil, tunjukkanlah keadilanMu ... "_ Allah pun menjawab ; _"Hai Musa ... Jika Aku menampakkan keadilanKu padamu , engkau tidak akan sabar dan tergesa gesa menyalahkanKu."_ Lalu Musa menjawab : _"Dengan taufikMu, aku akan sabar menerima dan menyaksikan keadilanMu . "_ Allah megijabah permintaan Musa, kemudian berfirman : _"Pergilah engkau ke sebuah mata air, bersembunyilah di dekatnya dan saksikan apa yang akan terjadi... "_ Musa pun pergi ke mata air yang di maksud.  Tak lama kemudian, datanglah seorang penunggang kuda, lalu turun untuk minum air. Saat itu si penunggang kuda sedang membawa sekantong uang. Dengan tergesa gesa, ia pergi sehingga lupa membawa kantong uangnya. Tak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil untuk menga