Minggu, 25 April 2021

JANGAN TERBURU-BURU MENILAI

 Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh 


Semangat Subuh 




Seorang dokter bergegas masuk ke dalam ruang operasi, sesaat ayah dari anak yg akan dioperasi menghampirinya.


“Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tahu, nyawa anak saya terancam jika tidak segera dioperasi!” ujarnya.


Dokter tersebut tersenyum, “Maaf, saya sedang tidak di Rumah Sakit ini tadi, tapi saya secepatnya ke sini setelah di telpon pihak Rumah sakit.”


Kemudian ia menuju ruang operasi.


Setelah beberapa jam, ia keluar dengan senyuman di wajahnya, “Syukurlah keadaan anak anda kini stabil.” helanya.


Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata, “Suster akan membantu anda jika ada yg ingin anda tanyakan.”


Selanjutnya Dokter tersebut berlalu.


“Kenapa dokter itu angkuh sekali? Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!” sang ayah berkata kepada suster.


Sambil menunduk dan meneteskan air mata, suster menjawab, “Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, la sedang menguburkan anaknya saat kami menelponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda telah selamat, ia bisa kembali berkabung.”


Sambil menanggung malu ayah tersebut terdiam.


JANGANLAH TERBURU-BURU MENILAI SESEORANG.


Maklumilah bahwa tiap jiwa di sekeliling kita juga mungkin sekali menyimpan cerita kehidupan yg tak terbayangkan di benak kita.


Mungkin ada air mata di balik setiap senyuman,

Ada kasih sayang di balik setiap amarah.

Ada pengorbanan di balik setiap ketidakpedulian.

Ada harapan di balik setiap kesakitan.

Ada kekecewaan di balik setiap derai tawa.


Sepatutnya kita menjadi manusia dengan rasa maklum yg semakin luas dan bersyukur dengan apa yg telah diberikan Allah dalam hidup ini.


Ingatlah, kita bukan satu-satunya manusia dengan segudang masalah.

Tersenyumlah, karena senyum mampu membasuh setiap luka.

Maafkanlah, karena maaf mampu menyembuhkan semua rasa.

Bersyukurlah dengan apa pun yg kita miliki.


Itu saja


#MuhasabahBiNafsih

Selasa, 06 April 2021

AMALAN SEPERTI EMBER BOCOR

 🔘﷽ 🖊️


Assalamualaikum




Engkau bersedekah, Tapi kemudian engkau mengungkit-ungkit kembali, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau mengerjakan sholat malam, Tapi kemudian engkau ujub di pagi harinya, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau mengenakan hijab, Tapi engkau memakai pakaian yang ketat, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau menjalankan puasa, Tapi engkau tidak meninggalkan berkataan dusta, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau berwudhu dengan sempurna, Tetapi engkau boros dalam memakai air. Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau bersikap ramah kepada orang lain dan memuliakannya saat di hadapannya, Tapi setelah dia pergi engkau merasa dengki dan menggunjingnya, Maka itu seperti ember bocor


Engkau berdoa siang malam dengan penuh khusyu', Tetapi engkau memakan sesuatu yang haram, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau mampu pergi haji dan umroh, Tapi engkau enggan membayar hutang, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau mampu berjuz-juz membaca Al qur'an, Tapi engkau memutuskan tali silaturahim, Maka itu sama seperti ember bocor.


Engkau rajin menjalankan semua ibadah, baik yg wajib dan yg sunah, Tapi engkau mencaci, memamakan harta orang lain, menumpahkan darah, mendzalimi orang lain, hasad, riya, ujub, melakukan kesyirikan, Maka itu semua sama seperti ember bocor.


Dan begitulah pada akhirnya,...


Engkau hanya akan mengumpulkan kebaikanmu seperti dalam sebuah ember yang bocor, satu sisi engkau mengumpulkan dengan susah payah namun kemudian engkau menghilangkannya dengan mudah dari sisi yang lain.


Ya Allah, istiqomahkan kami dalam melakukan amal shalih, luruskan niat kami, jadikanlah kami kedepan menjadi lebih baik lagi dan jauhkan kami dari kebangkrutan pahala serta sikap yang dapat merusak amal shalih...


Aamiin...



Mugia manfaat..🙏🏻🙏🏻🙏🏻

_PENYESALAN SAAT SAKARATUL MAUT_*

 🌴🎋🌴🎋🌴🎋🌴🎋🌴🎋🌴


Sdh disampaikan mushola Al Musyarofah

🌈🌈 *

*Al kisah ada seorang sahabat Nabi saw bernama Sya’ban RA.*


Dia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain.


*Satu kebiasaan yang unik dari beliau iaitu setiap kali masuk masjid sebelum solat berjemaah, dia selalu beritikaf di penjuru depan masjid.*


_Dia mengambil posisi di penjuru bukan kerana mudah bersandar atau tidur, tetapi kerana tidak mahu mengganggu orang lain, lebih-lebih lagi ketika orang lain beribadah._


Kebiasaan ini sudah difahami oleh sahabat bahkan oleh Rasulullah saw,  Sya’ban RA akan berada di posisi yang sama termasuk saat solat berjamaah.


*_Suatu pagi ketika solat subuh berjemaah akan dimulakan Rasulullah saw mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di tempatnya seperti biasa._*


Nabi saw pun bertanya kepada jemaah yang hadir adakah sesiapa yang melihat Sya’ban RA.


Namun tiada seorang pun jemaah yang melihat Sya’ban RA. 


Solat subuh pun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. 


Namun yang ditunggu belum juga datang. 


Bimbang solat subuh kesiangan, Nabi saw memutuskan untuk segera melaksanakan solat subuh berjemaah.


Selesai solat subuh, Nabi saw bertanya ada sesiapa yang mengetahui khabar dari Sya’ban RA.


Namun tiada seorang pun yang menjawab.


_Nabi saw bertanya lagi ada siapa yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA._


*Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui  di mana rumah Sya’ban RA.*


Nabi yang khawatir terjadi sesuatu kpd Sya’ban RA meminta dihantarkan ke rumahnya. 


Perjalanan dengan berjalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi saw dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksudkan.


*Rombongan Nabi saw sampai ke sana ketika waktu afdhal untuk solat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan dari masjid Nabawi).*


Sampai di depan rumah tersebut Nabi saw mengucapkan salam. 


Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam.


“Benarkah ini rumah Sya’ban?” 

Nabi saw bertanya.


“Ya benar, saya isterinya”

jawab wanita tersebut. 

“Bolehkah kami menemui Sya’ban, yang tidak hadir solat subuh di masjid?”


Dengan berlinangan air mata isteri Sya’ban RA menjawab:


“Beliau telah meninggal dunia pagi tadi..."


Innalillahi wainna ilaihirojiun….


Masya Allah, satu-satunya penyebab dia tidak solat subuh berjamaah adalah kerana ajal sudah menjemputnya.


Beberapa saat kemudian isteri Sya’ban bertanya kepada Rasulullah saw.


*“Ya Rasulullah saw ada sesuatu yang menjadi tanda tanya bagi kami semua, iaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan setiap teriakan disertai satu pertanyaan. Kami semua tidak faham apakah maksudnya."*


“Apakah pertanyaan yang diucapkannya?” tanya Rasulullah saw 


Setiap teriakannya dia terucap kalimat:


“Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”


“Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “


“Aduuuh kenapa tidak semua……”


Nabi saw pun bersabda ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 :


*_“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“_*


Saat Sya’ban dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya diulang tayang oleh Allah swt.


*Bukan itu saja, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah.*


Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yg sakaratul maut) tidak dapat dilihat oleh orang lain.


*_Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana sehariannya dia pergi berulang ke masjid untuk solat berjamaah lima waktu._*


Perjalanan sekitar 3 jam berjalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat.


*Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah² nya ke Masjid.*


Dia dapat melihat apakah bentuk syurga ganjarannya.


Saat melihat itu dia berteriak :


“Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”


*Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban , mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya memperolehi pahala yang lebih banyak dan mendapat syurga yang lebih indah.*


_Berikutnya Sya’ban melihat ketika dia akan berangkat solat berjamaah di musim sejuk._


Ketika dia membuka pintu, bertiup angin sejuk yang menusuk tulang.


*Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya.*


Jadi dia memakai dua helai baju.


Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang lama di luar.


Dalam fikirannya jika terkena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar. 


_Sampai di masjid dia boleh membuka baju luar dan solat dengan baju yang lebih baik._


Dalam perjalanan ke masjid dia bertemu seseorang yang terbaring kesejukan dalam keadaan yang sangat lemah.


*_Sya’ban pun hiba, lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama² ke masjid melakukan solat berjamaah._*


Orang itu terselamat dari mati kesejukan dan sempat menunaikan solat berjamaah.


*Sya’ban pun kemudian melihat indahnya syurga sebagai balasan memakaikan baju luarnya kepada orang tersebut.*


Kemudian dia berteriak lagi :


“Aduuuh kenapa tidak yang baru...“


Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban. 


*_Jika dengan baju luar itu saja boleh mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru._*


Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu.


Ketika baru saja hendak memulakan sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberi sedikit roti kerana sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan.


Melihat hal tersebut. 


Sya’ban merasa hiba. 


*Ia kemudian membahagikan dua roti itu sama besar, begitu juga segelas susu itu pun dibahagi dua.*


Kemudian mereka makan bersama² roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu, dengan portion yang sama. 


*Allah swt  kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan syurga yang indah.*


Apabila melihat itu dia pun berteriak lagi:


“Aduuuh kenapa tidak semua……”


Sya’ban kembali menyesal .


Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat syurga yang lebih indah.


*_MashaAllah, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tetapi menyesali mengapa perbuatannya tidak yang terbaik._*


*Sesungguhnya kita semua nanti pada saat sakaratul maut akan menyesal dengan hal yang berbeza, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya kerana pada saat itu barulah terlihat dengan jelas hasil dari semua perbuatannya di dunia.*


*_Mereka meminta untuk ditunda sesaat kerana ingin bersedekah._*


Namun kematian akan datang tepat pada waktunya, tidak dapat dipanjangkan dan tidak dapat diundurkan lagi.


*Sya’ban RA telah menginspirasi kita bagaimana seharusnya kita melihat akan janji Allah swt.*


Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kita pun juga akan menyesal.


Namun penyesalannya bukanlah kerana tidak menjalankan perintah Allah SWT. 


*_Penyesalannya kerana tidak melakukan kebaikan dengan yang terbaik._*


Semoga kita sentiasa boleh memberi kebaikan² yang terbaik di setiap kesempatan. 


*Dunia hanya sementara akhirat kekal selama-lamanya.* 

*Akhirat yang kekal abadi, Aamiin.*


🛡️ *SEMOGA BERMANFAAT*🛡️

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...