Jumat, 19 Maret 2021

Ali Imran (keluarga Imran)

 

Mushola al Musyarofah,dalam kajian sabtu pagi,20 Maret 2021

Siapakah Keluarga Imran?

 Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Quran Ali Imran: 33-34].

Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin al-Azar bin al-Yud… bin Sulaiman bin Daud ‘alaihissalam. Nasabnya tersambung hingga ke Nabi Daud ‘alaihissalam. Dalam bahasa Ibrani Imran disebut dengan Imram. Dalam buku-buku Nasrani namanya disebut dengan Yuhaqim.

Keluarga Imran adalah turunan (cabang) terakhir orang-orang beriman dari turunan Bani Israil. Namun antara mereka dengan Nabi Ya’qub terpisah beberapa qurun lamanya.

Anggota Keluarga Imran

Istri Imran

Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah. Sebagaimana kisahnya dalam Alquran.

إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Quran Ali Imran: 35]

Anak-anaknya

Pertama: Asy-ya’

Asy-ya’ adalah putri sulung Imran. Ia dinikahi oleh Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Dan merupakan ibu dari Nabi Yahya ‘alaihissalam. Ada juga mengatakan ia adalah bibinya Maryam. Bukan saudara perempuannya.

Kedua: Maryam

"‘Imran dan Hanna memiliki seorang bayi perempuan nan cantik jelita, bernama Maryam. Saat itu ‘Imran berusia lanjut sedangkan istrinya adalah wanita mandul. Hanna terus berdoa kepada Allah memohon agar diberikan seorang anak. Allah mewahyuhkan pada ‘Imran bahwa ia akan diberikan anak. Kemudian ‘Imran mengabarkan pada istrinya. Hanna senang mendengar kabar itu dan segera ia pergi ke tempat suci dan bernazar kepada Allah bahwa kelak anak yang dilahirkan akan menjadi hamba shaleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis.Kala itu, di tempat suci (kuil), ada Nabi Zakaria. Ia begitu senang mendengar hal itu. Kemudian ia masuk mihrab dan berdoa kepada Allah dan pergi ke sebuah toko di pasar. Hari pun berlalu hingga ‘Imran pun wafat sebelum ia melihat wajah anaknya kelak. Hanna berharap Allah memberinya anak laki-laki, tapi Allah memberinya bayi perempuan. Hanna pun bingung bagaiman memenuhi nazarnya dan apa mungkin seorang perempuan menjadi pelayan di tempat suci.Orang-orang ingin merawat Maryam karena ayahnya adalah orang baik serta dirinya sendiri orang saleh. Karena itu pula, orang-orang sepakat untuk menagadakan undian dan dimenangkan oleh Zakaria, paman Maryam. Zakaria begitu mencintai Maryam karena ia tahu bahwa kelak Maryam akan menjadi wanita mulia dan diberkahi. Ia pun merawat dan membesarkan Maryam dengan penuh kasih sayang.(https://islami.co/kisah-keluarga-imran/)"

Maryam adalah wanita ahli ibadah dan suci. Ia merupakan ibu dari kalimat Allah, Nabi Isa ‘alaihissalam. Putri Imran yang satu ini adalah wanita terbaik dan tersempurna. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

كَمَلَ مِنَ الرِّجالِ كَثِيرٌ، ولَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّساءِ إلَّا مَرْيَمُ بنْتُ عِمْرانَ، وآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وفَضْلُ عائِشَةَ علَى النِّساءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سائِرِ الطَّعامِ

”Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain ‎Maryam bintu Imran dan Asiyah istri Firaun. Dan keutamaan Aisyah dibandingkan ‎wanita lainnya, sebagaimana keutamaan ats-Tsarid dibandingkan makanan lainnya.” ‎‎(HR. Bukhari 5418 dan Muslim 2431).

Orang-orang Yahudi menuduhnya melakukan zina. Tuduhan itu mereka lontarkan saat Maryam masih hidup maupun setelah wafatnya. Sementara Alquran telah menyucikan Maryam dari tuduhan keji ini. Tidak hanya satu ayat, bahkan di banyak ayat. Allah menyebut orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang kufur karena menuduh Maryam berzina. Sebagaimana firman-Nya,

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.

“Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina).” [Quran An-Nisa: 156].

Demikian juga dengan firman-Nya,

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ

“dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” [Quran At-Tahrim:12].

Dan firman-Nya,

وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آَيَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” [Quran Al-Anbiya: 91]

Cucu-cucunya

Pertama: Nabi Isa ‘alaihissalam.

Nabi Isa adalah rasulullah dan kalimat Allah yang Dia sampaikan pada Maryam. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ

“Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.” [Quran An-Nisa: 171]

Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israil. Mendakwahi mereka kepada tauhid. Menyembah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. [Quran Ash-Shaf: 6].

Dan firman-Nya,

وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرائيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [Quran Al-Maidah: 72]

Kita kaum muslimin berkeyakinan bahwa Nabi Isa belum wafat. Ia diangkat Allah di sisi-Nya, ruh dan jasad. Beliau hidup di langit. Bukan dibunuh atau disalib. Allah Ta’ala memberikan pengajaran akidah demikian kepada kita dengan firman-Nya,

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا * بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Quran An-Nisa: 157-158].

Dan di menjelang hari kiamat kelak Nabi Isa akan turun. Beliau membunuh Dajjal dan menyebarkan keadilan. Sebagaimana kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا)

“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’: 159)” (HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati fisik Nabi Isa ‘alaihissalam dengan sabdanya,

لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ -يَعْنِي عِيسَى- وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلىَ الْإِسْلَامِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الْإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

“Tidak ada nabi antara aku dengan Nabi Isa– dan dia pasti turun, dan bila kamu melihatnya maka kenalilah dia. Seorang lelaki yang tingginya sedang, agak putih kemerahan, dengan dua pakaian yang berwarna agak kuning, seakan-akan kepalanya meneteskan air, walaupun tidak basah. Lalu ia memerangi manusia agar masuk Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, menghilangkan jizyah, dan pada masanya, Allah hancurkan agama-agama seluruhnya kecuali Islam, dan dia membunuh Al-Masih Ad-Dajjal, lalu dia tinggal di bumi selama 40 tahun. Kemudian dia wafat lalu kaum muslimin menyalatinya.” (HR. Ahmad 9270, Abu Dawud 4324, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Kedua: Yahya ‘alaihissalam

Nabi Yahya adalah hamba dan utusan Allah. Beliau putra dari Nabi Zakariya ‘alaihissalam. Beliau adalah doa Nabi Zakariya yang terkabul. Serta kabar gembira untuknya setelah mencapi usia yang tua. Allah Ta’ala berfirman,

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء (38) فَنَادَتْهُ الْمَلآئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَـى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ الصَّالِحِينَ

“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. [Quran Ali Imran: 38-39]

Di antara keistimewaannya adalah tak ada seorang pun sebelum beliau bernama Yahya.

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” [Quran Maryam: 7].

Nabi Yahya adalah seorang pemuda yang cerdas. Allah memberi keistimewaan pada akalnya. Menganugerahkannya hikmah di usia beliau. Dan kegemaran dalam beribadah. Beliau senantiasa duduk di mihrab-mihrab ilmu. Senang mengkaji Taurat. Berilmu dan mengamalkan kandungan kitab suci itu. Beliau berbicara dengan kebenaran. Dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Dan ancaman orang-orang yang zalim.

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji Nabi Yahya dengan sabdanya,

لا ينبغي لأحدٍ أن يقول: أنا خيرٌ من يحيى بن زكريا. قلنا: يا رسول الله، ومن أين ذاك؟ قال: أَمَا سمعتم اللهَ كيف وَصَفَه في القرآن، فقال: {يَايَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا} [مريم: 12]، فقرأ حتى بلغ: {وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ} [آل عمران: 39]، لم يعمل سيئةً قط، ولم يَهُمَّ بها

“Tidak pantas bagi siapapun untuk mengatakan bahwa aku lebih baik dari Yahya bin Zakariya.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa demikian?” Beliau menjawab, “Tidakkah kalian mendengar bagaimana Allah menyebutknya di dalam Alquran. “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.” [Quran 19:12]. Beliau membaca hingga firman Allah: “menjadi panutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. [Quran Ali Imran: 39]. Ia tidak pernah berbuat buruk sedikit pun. Dan tidak juga berkeinginan melakukannya.” (HR. ath-Thabrani di dalam al-Kabir dan al-Bazzar).

Wafatnya Yahya

Para ulama berbeda pendapat tentang bagaimana kejadian wafatnya Nabi Yahya ‘alaihissalam. Banyak riwayat bercerita tentang kisah wafatnya, tapi umumnya israiliyat. Di antara riwayat yang paling shahih adalah

ما قتل يحيى بن زكريا إلا في امرأة بغي قالت لصاحبها لا أرضى عنك حتى تأتيني برأسه، فذهب فأتاها برأسه في طست

“Yahya terbunuh gara-gara seorang wanita pelacur. Ia berkata kepada pasangannya, ‘Saya tidak ridha padamu sampai engkau datangkan kepala Yahya padaku’. Laki-laki itu pergi dan membawa kepala Nabi Yahya dalam suatu wadah.”

Demikian juga riwayat dari Abdullah bin az-Zubair. Ia berkata,

قتل يحيى بن زكريا في زانية كانت جارية

“Yahya bin Zakariya terbunuh gara-gara seorang wanita pelacur. Ia adalah seorang budak.”

Dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menyebutkan secara rinci tentang berita ini. Beliau menyebut bahwa ada seorang raja di Damaskus ingin menikahi seorang wanita. Atau menikahi seorang perempuan yang tak halal ia nikahi. Nabi Yahya pun melarang hal itu. Hingga muncul kemarahan si perempuan pada Nabi Yahya. Karena si raja dan perempuan itu tidak menyukai sikap Yahya, perempuan itu kirim seseorang untuk membunuhnya. 


sumber:

Read more https://kisahmuslim.com/6281-siapakah-ali-imran-keluarga-imran.html


Imran dan istrinya Hanna menjadi salah satu contoh dari orang tua yang berhasil mewujudkan cita-cita membangun sebuah keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan ketakwaan kepada Allah. Hingga ke mudian melahirkan generasi yang mulia dan memiliki peran besar bagi umat manusia.

Baca Juga

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, Imran dan Hanna telah menyiapkan generasi terbaik, bahkan dengan perencanaan yang dibuat sebelum Hanna mengandung. Keduanya sudah merencanakan agar keturunannya selalu dekat dengan Allah, menjadi generasi yang mulia dunia dan akhirat, serta menjadi kebanggaan keluarga besarnya. 

Begitu pun ketika mengandung, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan istri Imran terus memohon dan bernazar pada Allah agar anaknya itu menjadi hamba terpilih, taat, mengabdi, dan mendapatkan bimbingan serta penjagaan dari Allah.

Lebih lanjut Ustaz Adi menjelaskan, saat bayinya telah lahir, Imran dan Hanna memberikan nama sesuai dengan perencanaan dan harapan mereka, yakni agar menjadi manusia yang taat dan mendekatkan diri kepada Allah. Keduanya memberikan nama terbaik bagi putrinya, yakni Maryam, disertai doa agar terhindar dari godaan setan.

"Imran dan Hanna tak sekadar mencukupkan harapan pada sebuah doa yang dibangun ketika bayinya baru lahir dengan cita-cita yang tinggi. Namun, keduanya kompak menyiapkan tempat terbaik, bagaimana Hanna bisa menyiapkan anak perempuannya Maryam agar terkonsentrasi, bisa mendekat kepada Allah dengan cita-cita yang telah disepakati dengan suami yang sangat dicintai. Mihrab menjadi tempat pilihan," kata Ustaz Adi Hidayat dalam kajian daring dengan tema "Cara Mendidik Anak, Inspirasi Keluarga Imran" beberapa hari lalu.

Tak berhenti di situ, Ustaz Adi mengatakan untuk mewujudkan generasi yang mulia, Imran dan Hanna pun memilih pembimbing yang pintar, bijak, dan saleh bagi putrinya itu. Imran dan Hanna meminta Nabi Zakaria agar membimbing Maryam menjadi manusia yang dekat dengan Allah.

Ikhtiar yang dilakukan Imran dan Hanna dari fase perencanaan, memohon, memberi nama terbaik, menyiapkan tempat yang se suai, dan memilihkan pembimbing yang te pat akhrinya memperoleh keridhaan Allah. 

Ustaz Adi menjelaskan, Allah menerima ikhtiar Imran dan Hanna dengan memberi perhatian, mencukupi kebutuhan, membimbing, dan memberikan penjagaan dalam kehidupan Maryam.

"Maryam bukan nabi bukan rasul, Imran bukan nabi bukan rasul, pun demikian Hanna. Keluarga ini manusia seperti kita, namun mendapatkan keistimewaan dari Allah karena mereka membangun tarbiyah usariyah, tarbiyah keluarga yang bercita-cita mendekatkan diri pada Allah," kata Ustaz Adi Hidayat.

Menurut Ustadz Adi, dalam kisah keluarga Imran yang dapat ditemukan dalam surat Al Imran dari ayat 33-37 itu seolah memberikan pesan bagi setiap orang tua untuk menyiapkan generasi terbaik dengan perencanaan sejak dini. 

Mengambil pelajaran dari Imran dan Hanna, Ustaz Adi mengajak agar setiap orang tua mulai membangun cita-cita mulia terhadap anak-anaknya, bahkan ketika seorang istri belum mengandung. Setelah itu, Ustaz Adi menjelaskan orang tua pun harus memberikan nama terbaik. Akan lebih baik bila memberikan nama pada anak sesuai dengan apa yang dicita-citakan orang tuanya.

"Berikan nama sesuai harapan, cita-cita orang tua. Misal ingin jadi ahli Quran, be ri kan nama Muhammad Ahlul Quran. Ingin paham hadits berikan Muhammad Fahmil Hadits, ingin ahli fikih berikan Muhammad Faqihul Islam. Seperti Hanna dan Imran memberikan nama Maryam sesuai dengan cita-citanya," kata dia. 

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, orang tua berperan memberikan fasilitas yang baik dan tepat agar dapat mendekatkan anak dengan cita-cita yang diharapkan. Semisal mengharapkan anak menjadi seorang ahli Alquran, menurut Ustaz Adi, orang tua harus menyiapkan segala hal yang dapat mendekatkan dan menghantarkan anak menjadi seoang ahli Alquran. Setelah itu, orang tua juga perlu menemukan pembimbing terbaik bagi anaknya agar bisa mengarahkan anak sesuai cita-cita yang diharapkan. 

"Bila ikhtiar ini telah sempurna, biarkan firman Allah yang bicara, biarkan takdir Allah yang berjalan, dan biarkan kekuasaan Allah yang meneruskan seluruh ikhtiar kita untuk menyempurnakan dari apa yang dijanjikan. Allah berjanji akan menerima, merawat, memperhatikan, dan memberikan segala yang dibutuhkan dalam setiap generasi yang dicita-citakan," kata dia.  

SUMBER:https://republika.co.id/berita/qkpz1m320/mengapa-keluarga-imran-istimewa-hingga-diabadikan-alquran

Untuk mengungkap rahasia kehebatan keluarga manusia biasa tetapi disejajarkan dengan kemuliaan keluarga Nabi, kita harus membuka langsung Surat Ali Imron. Pasti kita akan mendapatkan petunjuknya di sana.Pembahasan tentang keluarga Imron dalam Surat Ali Imron, ternyata dimulai pembahasan tentang istri. Lihatlah ayat 35 dan seterusnya. Ini menjadi pelajaran pertama sebelum yang lainnya, betapa peran seorang istri yang kelak menjadi seorang ibu adalah peran sentral. Menyiapkan dengan baik seorang ibu berarti menyiapkan satugenerasi istimewa. Yang artinya, gagal dan mengabaikan penyiapan seorang wanita yang kelak menjadi istri dan ibu adalah merupakan kegagalan lahirnya generasi yang baik.

Pembicaraan tentang keluarga Imron dimulai dari ayat ini:

إِذْقَالَتِامْرَأَةُعِمْرَانَرَبِّإِنِّينَذَرْتُلَكَمَافِيبَطْنِيمُحَرَّرًافَتَقَبَّلْمِنِّيإِنَّكَأَنْتَالسَّمِيعُالْعَلِيمُ

(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (35)

Dalam ayat ini dibahas tentang kehamilan. Sebuah fase yang sangat penting. Mengabaikannya berarti kehilangan sebuah fase penting.Ayat ini mengajarkan kepada setiap keluarga muslim agar para istri banyak menyematkan harapan mulia bagi janin. Harapan semulia istri Imron. Sekaligus banyak mendoakan bagi calon jabang bayi agar kelak menjadi orang yang baik dan mulia.

SUMBER:https://www.eramuslim.com/alquran/hikmah-keluarga-imran-tercatat-abadi-dalam-quran.htm#.YFUMbdIzbIU

Al-Qur'an menyebutkan doa Istri Imran saat melahirkan bayi perempuannya -yang diberi nama Maryam- dengan doa perlindungan dari gangguan syetan.

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk."” (QS. Ali Imran: 36)

Dengan sebab doa ini, Allah menjaga Maryam dan keturunannya dari gangguan syetan, sehingga Maryam tumbuh dengan sitimewa secara fisik, karekater, dan akhlak.

sumber:http://www.voa-islam.com/read/doa/2017/08/25/52818/doa-perlindungan-untuk-bayi-dari-gangguan-syetan/#sthash.qbvMEpxt.dpbs

  

Rabu, 17 Maret 2021

Cucian Tetangga*

 Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh 


Semangat  Subuh 


*Cucian Tetangga*


Sepasang suami istri muda menempati rumah di sebuah kompleks perumahan. 


Suatu pagi sambil sarapan, si istri menatap keluar melalui jendela kaca dan melihat tetangganya sedang menjemur baju. 


Lalu si istri berkata kepada suaminya : "lihat Pa.., cuciannya kelihatan kurang bersih ya; sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."


Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.


Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur baju, selalu saja si istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci bajunya.


Seminggu berlalu...............        


Dipagi yang sama si istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat bersih cemerlang. 


Lalu si istri berkata kepada suaminya : "Lihat Pa...., sepertinya dia telah belajar bagaimana cara mencuci dengan benar. 


Pagi ini cuciannya sudah bersih; mungkin dia melihat hasil cucianku yang bersih". 


Lalu si suami berkata : 

"Ma....., Papa bangun lebih pagi hari ini untuk membersihkan jendela kaca kita".


Si isteri terkejut dan sangat malu mendengar jawaban suaminya. 


Dia malu telah mencerca tetangganya selama ini tidak bersih mencuci baju, padahal kaca jendelanya yang kotor.


Begitulah kehidupan.

Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran kita; lewat jendela mana kita memandangnya. 


Jika kaca jendela yang kita pakai kotor sudah pasti apa yang kita lihat didepan akan kotor juga. 


Jika *HATI* kita _bersih_, maka bersih pula *PIKIRAN* kita.


Jika _pikiran_ kita bersih, maka bersih pula *PERKATAAN* kita.


Jika _perkataan_ kita bersih, maka bersih pula *PERBUATAN* kita.


_Hati, pikiran, perkataan_ dan _perbuatan_ kita *mencerminkan hidup* kita.


Itulah sebabnya orang tua kita selalu berpesan : "jaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan"


Yaahh........................ selayaknya kita menjaga itu; sebab seburuk apapun baju yang kita pakai tidak akan melukai orang lain. Tapi lidah dan sudut pandang yang kotor dapat melukai bahkan menghancurkan orang lain !!


Lalu.. apakah kaca jendela kita sudah bersih hari ini ??


Semoga illustrasi ini bermanfaat. Terlebih kadang kita menganggap diri kita selalu lebih baik dari orang lain.



*Robbana Taqobbal Minna*

Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin


https://t.me/semangatsubuh


Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin

Senin, 15 Maret 2021

MAKHLUK PALING HINA :dialog santri dan kyainya

 


   .اَلسّٰلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّٰهِ وَ بَرَكَاتُهُ


❤️اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ 

 


✅✅✅


Di sebuah pondok pesantren, terdapat seorang Santri yang tengah menuntut ilmu pada seorang Kyai. Sudah bertahun-tahun lamanya si Santri belajar. Hingga tibalah saat dimana dia akan diperbolehkan pulang untuk mengabdi kepada masyarakat.


Sebelum Santri pulang, Kyai memberikan sebuah ujian padanya. 


🔸Pak Kyai berkata pada santrinya ;


" Sebelum kamu pulang, dalam tiga hari ini, aku ingin meminta kamu mencarikan seorang atau makhluk yang lebih hina dan buruk dari kamu. " 

ujar sang Kyai.


🔸Dengan percaya diri Santri menjawab ;


" Tiga hari itu terlalu lama Kyai, hari ini saya bisa menemukan banyak orang atau makhluk yang lebih buruk daripada saya ” 


Sang Kyai tersenyum seraya mempersilakan muridnya membawa seseorang atau makhluk itu kehadapannya. Santri keluar dari ruangan Kyai dengan semangat, karena menganggap begitu mudah ujian itu.


Hari itu juga si Santri berjalan menyusuri jalanan. Ditengah jalan, dia menemukan seorang #Pemabuk berat. Menurut pemilik warung yang dijumpainya, orang tersebut selalu mabuk-mabukan setiap hari. Pikiran si Santri sedikit tenang. 


🔸Dalam hatinya dia berkata.,


“ Pasti dia orang yang lebih buruk dariku. Setiap hari dia habiskan hanya untuk mabuk-mabukan, sementara aku selalu rajin beribadah. ”


🔸Namun dalam perjalanan pulang si Santri kembali berpikir.


" Sepertinya si pemabuk itu belum tentu lebih buruk dariku. Sekarang dia mabuk-mabukan, tapi siapa yang tahu di akhir hayatnya Allah ﷻ justru mendatangkan hidayah hingga dia bisa husnul khotimah? Sedangkan aku yang sekarang rajin ibadah, kalau diakhir hayatku Allah ﷻ justru menghendaki suúl khotimah, bagaimana? Berarti pemabuk itu belum tentu lebih jelek dariku,” 

ujarnya bimbang.


Santri itu pun kemudian kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang atau makhluk yang lebih buruk darinya.


Di tengah perjalanan, dia menemukan seekor #Anjing yang menjijikkan. Karena selain bulunya kusut dan bau, anjing tersebut juga menderita kudisan.


🔸Si Santri berkata ;


“Akhirnya ketemu juga makhluk yang lebih jelek dari aku. Anjing ini tidak hanya haram, tapi juga kudisan dan menjijikkan” 

teriak Santri dengan girang.


Dengan menggunakan karung beras, si Santri kemudian membungkus anjing tersebut untuk dibawa ke Pesantren.


🔸Namun ditengah jalan, tiba-tiba dia kembali berpikir,


“ Anjing ini memang buruk rupa dan kudisan. Namun benarkah dia lebih buruk dari aku? Oh tidak, kalau anjing ini meninggal, maka dia tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukannya di dunia. Sedangkan aku harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama di dunia dan bisa jadi aku akan masuk ke neraka."


Akhirnya si santri menyadari bahwa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut.


Hari semakin sore. Si Santri masih mencoba kembali mencari orang atau makluk yang lebih jelek darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak jua menemukannya.. 

Lama sekali dia berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke pesantren dan menemui sang Kyai.


🔸Kyai bertanya ; 


" Bagaimana anakku, apakah kamu sudah menemukannya?" 


🔸Jawab Santri dengan tertunduk ;


"Sudah, Kyai," 

" Ternyata diantara orang atau makluk yang menurut saya sangat buruk, saya tetap paling buruk dari mereka," 

ujarnya perlahan.


🔸Mendengar jawaban sang murid, Kyai tersenyum lega,


"Alhamdulillah.. kamu dinyatakan lulus dari pondok pesantren ini, anakku," 

ujar Kyai terharu.


🔸Kemudian Kyai berkata,


" Selama kita hidup di dunia, jangan pernah bersikap sombong dan merasa lebih baik atau mulia dari orang ataupun makhluk lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir hidup yang akan kita jalani. Bisa jadi sekarang kita baik dan mulia, tapi diakhir hayat justru menjadi makhluk yang seburuk-buruknya. Bisa jadi pula sekarang kita beriman, tapi di akhir hayat, setan berhasil memalingkan wajah kita hingga melupakanNya,"


🔶Rasulullah SAW bersabda,


" Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun sebesar biji sawi.


 (HR. Muslim nomor 91).


Semoga sedikit ilmu yang di titipkan Allah ﷻ di hati kita tidak menjadikan kita sombong dalam segala urusan.


 Semoga kisah hikmah ini bisa  bermanfaat bagi kita semua.

Dan semoga di sisa umur yang Allah ﷻ berikan, kita dapat mempergunakannya sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal saleh dan bukan hanya disibukkan dengan urusan duniawi belaka. Dan kita akan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. 


  .      ﺁﻣــــــــــﻴﻦ ﻳَﺎﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِـــــــﻴْﻦ

          .⊶ ─═हई✮❤️✮ईह═─⊶


#TiadaHariTanpaNgaji

Kisah Wanita AS, Dulu Benci dan Sebar Kebohongan tentang Islam, Kini Mualaf

 


Islampos / Eneng Susanti / 3 jam yang lalu

SEORANG mualaf wanita kelahiran Amerika Serikat (AS) berusia 43 tahun mengaku bahwa dulu dirinya adalah orang yang begitu sentimen terhadap islam.

“Saya adalah salah satu (orang yang) Islamofobia terbesar di planet ini. Mengapa? Nah, saya lahir dan besar di Amerika. Ketika 9/11 terjadi, saya berusia 23 tahun dan saya belum pernah mendengar tentang Islam atau bahkan kata Muslim,” kata dia dilansir dari laman About Islam pada Ahad (14/3/2021).

Dia mengaku ketakutan dengan peristiwa tersebut, dan akhirnya memilih untuk menjadi seorang Kristen. Dia juga mengajak anak-anaknya, yang berusia masing-masing tiga dan enam tahun untuk ikut dalam pilihannya.

BACA JUGA: Kisah Perjuangan Mualaf AS: Ibu Merobek Alquranku

Di samping itu, dia juga mendukung dengan lantang perang dengan Irak. Padahal, dia bahkan tidak mengetahui di mana letak Timur Tengah, yang ia tahu, itu bisa terjadi di Jerman.

“Saya bahkan menyuruh anak-anak saya duduk di pangkuan saya, pada malam kami mengebom Afghanistan, menontonnya dan memberi tahu mereka bahwa adalah hal yang baik kami melakukan ini,” kata dia.

“Saya tidak tahu apa-apa tentang Irak, Iran, Afghanistan, Palestina, tidak ada apa-apa. Tapi, saya menghabiskan waktu bertahun-tahun menyebarkan kebencian, dan kebohongan buruk tentang orang, tempat, dan agama, saya tidak tahu apa-apa tentang itu dan senang melihat mereka dibom,” lanjutnya.

Kemudian pada saat Obama mencalonkan diri sebagai Presiden AS untuk pertama kalinya, dia bersumpah tidak akan membiarkannya terjadi. Hal ini karena dia menganggap Obama ‘Muslim’, seperti yang dikatakan kebanyakan orang.

Dia kemudian mencari dan membaca Alquran untuk mencari kesalahan di dalamnya. Namun ternyata Alquran mengubah hatinya.

“Alquran mengubah hati saya, dan seluruh hidup saya. Saya menyadari bahwa Alquran tidak mengajarkan kebencian seperti yang selama ini saya percayai,” kata dia.

Selanjutnya ia mulai belajar dan mencari tahu lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi di Timur Tengah. Dia juga mencari tahu bagaimana agama lainnya datang.

BACA JUGA: Penyanyi Jazz Mualaf AS, DellaMiles: Saya Diberkati menjadi Seorang Muslim

“Ketika saya mempelajari kebenaran, terutama keterlibatan saya dengan pemerintah, dan betapa manipulatifnya berita kami, saya sakit selama berhari-hari. Saya menangis begitu banyak, saya hampir dehidrasi,” paparnya.

Dia mengaku tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Namun dia juga mulai menyadari semua hal, dia pun memilih untuk mulai menyebarkan kebenaran, dan berharap orang lain akan turut sadar.

Dia ingin orang lain mengetahui bahwa mereka telah dibohongi, dan dituntun untuk membenci yang bukan menjadi musuh yang sebenarnya.

“Saya berdoa untuk menjangkau lebih banyak orang dengan kebenaran, daripada yang pernah saya lakukan dengan kebohongan,” kata dia. []

SUMBER: ABOUT ISLAM

Musa bin Nushair Sang Penakluk Maghrib dan Andalusia

 Musa bin Nushair Sang Penakluk Maghrib dan Andalusia

Ikhwati fillah, dalam tulisan ini saya mengajak Anda untuk menyimak biografi singkat Al Imam Al Kabir, Musa bin Nushair Sang Penakluk Andalusia.


Pernahkah Anda mendengar tentangnya? Jika belum, marilah kita simak biografi singkatnya sebagai berikut.


Dialah Musa bin Nushair yang lahir tahun 19 H.Seorang panglima yang disegani, ahli siasat dan lelaki yang bertekad bulat. Beliaulah yang memimpin armada laut kaum muslimin di zaman Mu’awiyah tahun 27 H untuk menaklukkan Cyprus, dan setelah berhasil menguasainya, beliau membangun berbagai benteng pertahanan di dalamnya.


Al-Baghawi menceritakan bahwa Musa menjabat sebagai wali (gubernur) wilayah Afrika pada tahun 79 H, dan berhasil menaklukkan kota-kota dan daerah yang sangat banyak di sana. Beliau juga lah yang berhasil menaklukkan negeri Andalusia, sebuah negeri di wilayah Spanyol yang memiliki banyak kota, desa dan perkebunan. Seiring dengan masuknya Andalusia ke pangkuan Islam, beliau menawan sejumlah besar musuh dan mendapat ghanimah yang tak terhitung banyaknya, dari emas dan permata yang tak ternilai.


Adapun alat-alat, perkakas dan hewan ternak,sungguh di luar logika… demikian pula dengan anak-anak dan wanita cantik yang jatuh sebagai tawanan, demikian banyak jumlahnya. Belum pernah sejarah mencatat kaum muslimin mendapat tawanan yang demikian banyaknya.


Selain penakluk, Musa juga seorang da’i ulung.Berkat jasanyalah penduduk Maghrib (Afrika Utara) masuk Islam. Beliau juga mengajari mereka tentang Al Qur’an. Konon tiap kali pasukannya bergerak, mereka membawa ghanimah di atas punggung sapi, saking banyaknya dan tidak mampu lagi diangkat oleh kendaraan.


Selama penaklukannya, Musa tergolong panglima yang bernasib baik. Konon dikisahkan bahwa tatkala menaklukkan Andalusia, ada seseorang yang berkata kepadanya: “Utuslah sejumlah pasukan bersamaku, niscaya akan kutunjukkan kepadamu harta karun yang agung”. Maka Musa mengutus sejumlah pasukan bersama orang tersebut ke suatu tempat. Sesampainya di sana, orang itu memerintahkan mereka agar menggali, maka mereka pun menggali hingga menemukan sebuah ruangan besar yang berisi permata, yakut, zabarjud yang membuat mereka terbelalak. Adapun emas maka tak bisa lagi diceritakan banyaknya.


Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa ketika Musa berkunjung ke Damaskus, Umar bin Abdul Aziz bertanya kepadanya tentang kejadian paling ajaib yang pernah dialaminya selama berperang di lautan. Maka Musa mengisahkan sebagai

berikut:


“Suatu ketika, kami sampai di sebuah pulau. Di sana kami mendapati ada 16 buah kendi yang disegel dan dicap oleh Sulaiman bin Dawud ‘alaihissalam. Maka kuperintahkan agar mengambil empat daripadanya dan melubangi salah satunya. Maka muncullah sosok syaithan yang menepuk-nepuk kepalanya seraya berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku takkan berbuat kerusakan lagi di muka bumi”, kemudian syaithan tadi melihat-lihat dan berkata: “Mengapa aku tidak mendapati kemegahan Sulaiman dan kerajaannya?” lalu sesaat kemudian menghilang. Maka kuperintahkan agar ketiga kendi sisanya dikembalikan ke tempat semula” lanjut Musa.


Selain seorang panglima hebat, Musa bin Nushair juga seorang yang shalih dan penuh tawakkal kepada Allah. Ketika Afrika mengalami paceklik, beliau memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan shalat istisqa’, yaitu pada tahun 93 H. Usai shalat, beliau keluar menemui orang-orang dan memisahkan antara yang muslim dan yang kafir dzimmi, demikian pula antara induk binatang dengan anaknya, lalu memerintahkan agar orang-orang meratap dan menangis keras, sembari ia terus berdoa kepada Allah hingga menjelang siang, baru kemudian turun dari mimbar, maka seseorang pun berkata: “Tidakkah engkau berdoa untuk Amirul Mukminin?”, maka jawab Musa: “Di tempat seperti ini, yang layak disebut hanyalah Allah ‘azzawajalla” maka Allah pun menurunkan hujan usai Musa mengucapkan kata-kata tersebut.


Di akhir pemerintahan Al Walid bin Abdil Malik,Musa berkunjung ke Damaskus, ibukota Daulah Bani Umayyah. Ia masuk ke sana pada hari Jum’at tatkala Walid sedang berkhutbah di atas mimbar. Saat itu Musa mengenakan pakaian yang indah dan tampil dengan sosok yang indah pula. Tatkala ia masuk mesjid, masuk pula bersamanya tiga puluh anak, putera para Raja yang berhasil ditawannya, beserta sejumlah orang Spanyol. Musa memakaikan mahkota di atas kepala mereka, yang diiringi dengan sejumlah dayang, khadam dan persiapan yang megah. Ketika Walid menyaksikan hal tersebut di tengah-tengah khutbahnya, ia pun diam tercengang, yaitu saat melihat pakaian sutera dan perhiasan permata yang dikenakan para putera Raja tersebut. Lalu datanglah Musa bin Nushair seraya mengucap salam kepada Walid,sedang ia tetap di atas mimbarnya. Lalu Musa memerintahkan mereka agar berdiri di kanan-kiri mimbar. Maka Walid pun menghaturkan puji syukur kepada Allah atas karunia dan pertolongan-Nya hingga memberinya kekuasaannya yang sedemikian luas. Ia berdoa dengan panjang diselangi puji syukur hingga waktu jum’at pun berlalu. Maka ia turun dari mimbar dan shalat bersama kaum muslimin.


Usai shalat, ia memanggil Musa bin Nushair dan memberinya penghargaan besar dan harta yang melimpah, demikian pula Musa, ia datang dengan membawa harta yang melimpah pula, yang diantaranya ialah meja makan Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihissalam. Konon di atas meja itulah Nabi Sulaiman makan. Ia terbuat dari campuran emas dan perak yang bertatahkan tiga lapis mutiara dan permata, sesuatu yang tak pernah dilihat sebelumnya. Musa mendapatkan meja tersebut di kota Toledo, sebuah kota tua di Andalusia Spanyol.


Konon dikisahkan bahwa Musa pernah mengutus anaknya yang bernama Marwan dengan sejumlah pasukan hingga mereka berhasil menawan seratus ribu orang, lalu mengutus keponakannya dengan sejumlah pasukan lain dan berhasil menawan seratus ribu orang lagi dari suku Bar Bar. Maka ketika ia menulis surat laporannya kepada Khalifah Walid dan menyebutkan di sana bahwa seperlima dari ghanimahnya ialah 40 ribu orang tawanan, orang-orang berkomentar: “Bodoh sekali dia, bagaimana mungkin seperlimanya adalah 40 ribu orang?” lalu omongan itupun sampai kepada Musa, maka ia mengirimkan 40 ribu orang tawanan yang merupakan seperlima dari seluruh tawanannya. Sungguh, belum pernah terdengar dalam sejarah Islam jumlah tawanan sebesar yang didapat Musa bin Nushair.


Selama penaklukan Andalusia, Musa banyak menyaksikan keajaiban. Ia mengatakan: “Andai saja orang-orang menurut kepadaku, niscaya akan kupimpin mereka untuk menaklukan kota Rumiya -yaitu kota terbesar di Eropa-hingga Allah menaklukkannya lewat tanganku insya Allah.


Dalam kunjungan lainnya kepada Khalifah Walid, Musa membawa bersamanya tiga puluh ribu orang tawanan, selain yang kita sebutkan tadi. Dan itu adalah ghanimah dari peperangan terakhirnya di wilayah Maghrib. Saat itu ia datang membawa harta, pusaka, mutiara dan permata yang tak terhingga dan tak terlukiskan.


Semenjak itu, Musa tetap tinggal di Damaskus hingga Walid wafat dan digantikan oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Akan tetapi Sulaiman justeru mengkritik Musa dan memenjarakannya di Istana, sembari menuntut sejumlah besar harta darinya.


Musa tetap berada dalam tahanan Sulaiman hingga Sulaiman berangkat haji dengan orang-orang di tahun 98 H dan membawa Musa bersamanya. Maka Musa akhirnya wafat di Madinah, atau di Wadil Qura dalam usia mendekati 80 tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa ia wafat di tahun berikutnya, wallaahu a’lam. Semoga Allah merahmati dan memaafkannya dengan kasih sayang-Nya,Aamien.


Demikianlah ikhwati fillah, sekelumit tentang biografi Musa bin Nushair, Sang Penakluk Agung… semoga Allah memunculkan kembali orang-orang sepertinya dari generasi kita, dan mengembalikan kejayaan kaum muslimin di tangan mereka, Allahumma Aamien…


Diringkas Dari: Al-Bidayah wan Nihayah (9/194-197) – Ibnu Katsir Rahimahullah

Penulis: Abu Hudzaifah Al-Atsary As-Salafy, Lc.


Sumber: Assunnah-qatar.com


Publish ulang oleh KisahMuslim.com

Senin, 08 Maret 2021

DIALOG ALLAH DENGAN HAMBANYA*

 *


Allah : *"Hambaku, bangunlah ! Lakukan Shalat Malam 11 Rakaat !"*

Hamba : *"Illaahi, aku lelah, tidak sanggup rasanya."*

Allah : *"Hambaku, lakukan 2 rakaat saja dan 1 rakaat witir saja!"*

Hamba : *"Illaahi, aku lelah dan rasanya sulit bagiku untuk bangun di tengah malam."*

Allah : *"Hambaku shalat witir saja.."*

Hamba : *"Illaahi, hari ini capek sekali, apa tidak ada cara lain?"*

Allah : *"Hambaku, Wudhulah sebelum tidur lalu menatap ke langit katakan Ya, Allah......"*

Hamba : *"Illaahi, aku sudah ngantuk kalau aku bangun nanti ngantuknya hilang."*

Allah : *"hambaku, tayammum saja di tempat tidur mu dan katakan Ya, Allah....."*

Hamba : *"Illaahi, udara terasa dingin sekali, aku tak sanggup mengeluarkan tanganku dari dalam selimut."*

Allah : *"Hambaku, kalau begitu sebut saja dalam hati ya Allah dan akan kami hitung itu sebagai Shalat malam."*

Sampai disini si hamba sudah tidak peduli karena tertidur pulas.

Allah : *"Lihatlah wahai Malaikatku, bagaimana telah aku mudahkan semua baginya, akan tetapi dia pergi dariku dan tidur tanpa meninggalkan apapun..!*

*Bila datang waktu Subuh bangunkan dia agar dia bermunajat padaku, Karena aku merindukan suaranya."*

Malaikat : *"Ya Ilaahi, telah kami bangunkan dia tapi dia kembali tidur."*

Allah : *"Bisikkan di telinganya bahwa aku menantinya."*

Malaikat : *"Ilaahi, dia tetap tidur."*

Allah : *"katakan, sudah adzan sebentar lagi matahari terbit. Bangunlah sebelum habis waktu subuh."*

Malaikat : *"Ilaahi, apa Engkau tidak ingin marah padanya ?"*

Allah : *"Hambaku tidak memiliki siapapun selain Aku, semoga suatu saat dia bertobat., ketika engkau Shalat aku menyimak dan memandangmu, seakan aku tidak memiliki hamba selainmu...*

*Namun engkau lalai seakan kau memiliki ratusan Tuhan.."*

Betapa Penyayangnya Engkau Ya Raab....

Betapa Pengampunnya Engkau Ya Allah....

Betapa Agungnya Engkau Ya Ilaahi....

Ampuni kami hambaMu yang lemah ini.

*(Penjabaran dari QS. Al- Muzzamil ayat 1-7 ).*


*Wallahu A'lam Bishawab*

KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL

  Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...