Langsung ke konten utama

Mencari-cari aib dan kesalahan

الحبيب أحمد بن حسن العطاس : الدنيا مثل بيت الخلاء لا تطهر. و إن طهرتها أنت جاء غيرك فنجسها. ولكن أدخلها وقت الحاجة، واخرج منها مع عدمها

(تذكيرالناس : ٤٩)

Al Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthas :
"Dunia ibarat kamar mandi yang tidak bisa suci. Walaupun kau telah bersihkan akan datang orang lain yang akan mengotorinya. Akan tetapi masuklah ke kamar mandi seperlunya dan keluarlah jika telah selesai."

عن عبد الله بن احمد المؤذن رحمه الله قال: كنت اطوف حول الكعبة و اذا برجل متعلق باستارها و هو يقول: اللهم اخرجني من الدنيا مسلما لا يزيد على ذلك شيئا فقلت له: الا تزيد على هذا من الدعاء شيئا
 فقال: لو علمت قصتي - فقلت له: و ما قصتك

قال: كان لي اخوان و كان الاكبر منهما مؤذنا اذن اربعين سنة احتسابا فلما حضره الموت دعا بالمصحف فظننا انه يريد التبرك به فاخذه بيده و اشهد على نفسه انه برئ مما فيه فمات من فوره فلما دفناه اذن اخي الاخر ثلاثين سنة فلما حضرته الوفاة فعل كاخيه الاكبر _نعوذ بالله من مكر الله_ فانا ادعو الله ان يحفظ علي ديني

قلت: فما كان ذنبهما

قال: كانا يتابعان عورات النساء و ينظران الى الشباب

Mencari-cari aib dan kesalahan

Alkisah:

Syu'aib alHuraifisy berkata, "dari 'Abdullah bin Ahmad  alMuadzdzin berkata, "ketika kami sedang thawaf di sekitar ka'bah, ada seorang lelaki yang bergelantungan pada kelambu ka'bah dia berdoa ( ya Allah wafatkan kami dalam keadaan islam ) dia tidak menambah apapun dalam doanya."

Lalu saya bertanya, "kenapa kamu tidak menambah sesuatu dalam doamu ?"

Dia menjawab,  "andai kamu mengerti apa yang saya alami, pasti kamu tidak akan bertanya"

Saya bertanya lagi padanya, "apa yang kamu alami ?"

Dia bercerita, "Saya punya dua saudara, yang tertua menjadi muadzdzin selama 40 tahun, ketika dia sekarat, dia meminta al qur'an, kami mengira dia ingin mengharap barakahnya atau mau membacanya beberapa ayat,  lalu dia mengambil alQur'an dengan tangannya dan minta disaksikan pada orang yang hadir pada waktu itu, bahwa dia sudah bebas dari alQur'an, dia berpindah agama dan meninggal dengan beragama nasrani. Setelah dia dikubur saudaraku yang kedua yang menjadi muadzdzin selama 30 tahun, nasibnya pun sama dengan yang tertua, (mati beragama nasrani) semoga kami diselamatkan oleh Allah dari tipu dayaNya,  saya takut nasibku seperti saudara-saudaraku. Dan saya berdoa agar Allah menjaga agamaku."

Saya bertanya, "apa dosa yang dilakukan saudaramu itu ?"

Dia menjawab, "mereka selalu mencari dan meneliti kesalahan dan aib orang lain".

a'adzana Allahu min dzalik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat