Langsung ke konten utama

Kisah hikmah:_Suatu hari, ada seorang datang kepada Imam Ja’far As-Shodiq as._*

*

Ia berkata, “ Wahai Imam,
aku ingin pergi berlayar untuk bekerja,
tolong lakukan istikharah untukku
agar aku tau apakah baik
jika aku berangkat kali ini.”

Sesaat kemudian Imam melakukan
istikharah dan memberi jawaban,

“Tidak baik untukmu jika berlayar saat ini.”

Setelah mendapat jawaban,
orang ini pulang dengan raut wajah gelisah.
Mana mungkin istikhoroh itu buruk
padahal saat ini waktu yang
sangat tepat untuk berniaga.

Kegelisahannya tak kunjung hilang
hingga dia memutuskan untuk tetap berlayar.

Tak disangka-sangka,
ternyata perjalanannya membuahkan hasil.

Ia mendapat untung berkali lipat dari biasanya.
Dia menemukan semuanya dlm keadaan baik
dan hampir tdk menemui masalah sedikitpun.

Sampai akhirnya dia pulang
dengan rasa puas dan gembira.

Ketika sampai di kotanya,
dia merasa bingung.

Kenapa istikharahnya buruk
tapi hasilnya amat baik.

Bahkan dia belum pernah
mendapat untung sebesar ini.

Akhirnya,
dia pun memutuskan untuk
menghadap kepada Imam Ja’far As-Shodiq.

Dia bertanya, “Wahai Imam,
kemarin aku meminta tolong kepadamu
untuk istikharah namun hasilnya buruk.

Tapi aku tetap berangkat
dan ternyata mendapatkan
hasil yang berlipat ganda.”

Imam tersenyum mendengarnya,
beliau pun menjawab,

“Ingatkah engkau ketika hendak pulang
ke kotamu, setelah melaksanakan sholat
maghrib dan isya’ kau duduk bersama
rekan-rekan untuk membicarakan hasil
perdagangan yang memuaskan.”

“Iya benar” Jawabnya.

“Kau makan dan minum hingga
larut malam kemudian tidur.
Dan ketika hendak melaksanakan
sholat subuh, ternyata matahari telah terbit.”

“Iya benar wahai Imam”

Kemudian Imam berkata :

“Andaikan Allah swt memberimu dunia
dan seisinya engkau tidak akan bisa
membayar kerugian itu”

Orang itu terperangah dan menyesal,
dan berkata *"Shodaqta Ya Imam*,
engkau benar aku lalai dalam hal itu dan sungguh kali ini aku benar2 telah merugi"

*Saudaraku...*

Betapa besar kerugian orang yang
melewatkan waktu sholatnya.

Berulang kali Rasulullah saw menekankan untuk memperhatikan waktu sholat.

Tidak meremehkannya dengan
menunda-nunda waktunya.

Tidak mendahulukan urusan dunia
dihadapan amalan yang paling dicintai
Allah ini. Adakah yang lebih penting dari sholat..?

*Rasulullah saw bersabda :*

*“Kelak tidak akan mendapat syafa'atku, orang yang meremehkan (waktu) sholat”*

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ -٤- الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ -٥

*"Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.”*

(Al-Ma’un 4-5)

*Saudaraku..*

Mulai sekarang mari kita semua
lebih menjaga waktu sholat.
Sehingga urusan dunia kita untung
dan akhirat kita selamat.
Jangan lupa selalu sampaikan
pujian dan juga sholawat.
Agar kelak Rasulallah SAW
berkenan memberi kita syafaat.

🌸 *اللهم صل على محمد وآل محمد الطيبين الطاهرين* 🌸
Dikutip dari grup wa mushola al musyarofah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Orang Kaya Naik Haji yang Menitipkan Uang

Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM   — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tsb. Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang tersebut telah wafat.   Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun tidak satupun diantara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?   Orang kaya itupun mendatangi seorang alim di kota Mekkah, lalu menceritakan tentang uangnya tersebut.   Orang alim itu berkata : “Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zam-Zam, panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, dibibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik , dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, dimanakah ia menyimpan uangmu”.   Pada akhir malam, orang kaya itupun

GARAM DAN TELAGA* 

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk d

Dialog Waliyullah dengan virus wabah penyakit

Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah. Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya. "Mau kemana Kalian....?" Tanya wali tersebut.......!!!!! "Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus". Jawabnya.......!!!! "Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?. Tanya si-wali itu kembali. "Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia". Jawabnya dengan jelas. Selang dua tahun kemudian, Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata : "Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....? Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? " Subanallah sangat