Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria.
Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang waliyullah.
Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya.
"Mau kemana Kalian....?"
Tanya wali tersebut.......!!!!!
"Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus".
Jawabnya.......!!!!
"Seberapa Lama kamu akan tinggal di sana..? Dan kira- kira akan makan seberapa banyak Korban?.
Tanya si-wali itu kembali.
"Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia".
Jawabnya dengan jelas.
Selang dua tahun kemudian,
Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata :
"Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang....?
Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia....? "
Subanallah sangat mengagumkan,
apa jawaban dari sekawanan wabah penyakit ganas tersebut....!!!!
"Kami memang diperitah oleh Allah Swt untuk merenggut seribu korban saja,
Namun sisanya yang empat puluh sembilan ribu korban,
Mereka meninggal dunia karena mereka panik atau sebab khawathir Syadidah (ketakutan yang berlebihan) yang meliputi benak dan pikiran mereka."
Jadi kepanikan dan ketakutan yang berlebihan justru sangat berbahaya melebihi bahaya dari virus yang ganas,
Dimana ia akan melahirkan takdir baru yang belum disetting dalam qodho' Allah Swt Yang Mu'allaq.
Karena kepanikan adalah separuh daripada penyakit,
Ketenangan adalah separuh dari obat,
Dan Kesabaran adalah permulaan kesembuhan.
Dikutip dari kitab Hilyatul auliya,
karya Imam Abu Nu'aim al Ashfani.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنَوِّرُ بِهَا قَلْبِي
وَتَقْضِي لِي بِهَا حَاجَتِيْ فِي الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ
وَعَلَى آلِهٖ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
DIKUTIP DARI GRUP WA"ALQUR'AN DAN HADITS 7"
Sabtu, 27 Juni 2020
SEPENGGAL KISAH DARI CAIRO SEBUAH KOTA INDAH DIPINGGIR SUNGAI NIL*
SEPENGGAL KISAH DARI CAIRO SEBUAH KOTA INDAH DIPINGGIR SUNGAI NIL*
April 15, 2015
Seorang Syekh yang bijak dan alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman…
Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.
Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar:
“Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!”
Syekh yang alim dan bijak itu menjawab:
“Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”.
Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.
Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja. Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata…….uang. Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak percaya dengan penglihatannya.
Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun. Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq :
“Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan.
Mereka belum mendapatkan makanan hari ini.
Engkau telah menyelamatkanku, anak-anak dan istriku dari celaka”.
Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah. Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.
Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya :
“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”
Sang murid menjawab:
“Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku:
“Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil”.
Sang guru melanjutkan pelajarannya.
Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam :
• Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian.
• Mendo’akan temanmu muslim di belakangnya (tanpa sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.
• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian.
• Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.
Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja. jadikanlah semua ini pelajaran.
Sumber: Kajian Kisah dan Sejarah Islam via Status Nasehat
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits7
April 15, 2015
Seorang Syekh yang bijak dan alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman…
Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.
Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar:
“Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!”
Syekh yang alim dan bijak itu menjawab:
“Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”.
Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.
Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja. Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata…….uang. Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak percaya dengan penglihatannya.
Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun. Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq :
“Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan.
Mereka belum mendapatkan makanan hari ini.
Engkau telah menyelamatkanku, anak-anak dan istriku dari celaka”.
Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah. Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.
Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya :
“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”
Sang murid menjawab:
“Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku:
“Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil”.
Sang guru melanjutkan pelajarannya.
Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam :
• Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian.
• Mendo’akan temanmu muslim di belakangnya (tanpa sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.
• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian.
• Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.
Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja. jadikanlah semua ini pelajaran.
Sumber: Kajian Kisah dan Sejarah Islam via Status Nasehat
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits7
Dialog Iblis dengan Fir'aun
Iblis bertanya pada Fir'aun, “Tahukah engkau siapa orang yang paling buruk di bumi daripada engkau ?”
“Siapa ?,” kata Fir'aun
Iblis berkata, “Yang lebih buruk daripada engkau adalah mereka yang di hatinya penuh dengan kedengkian !”
Qami' al-Thugyan
Dikutip dari grup telegram link kitab aswaja
“Siapa ?,” kata Fir'aun
Iblis berkata, “Yang lebih buruk daripada engkau adalah mereka yang di hatinya penuh dengan kedengkian !”
Qami' al-Thugyan
Dikutip dari grup telegram link kitab aswaja
Langganan:
Postingan (Atom)
KRONOLOGI PEMBUNUHAN HABIL
Part 1 Awal munculnya kedengkian Setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniak...
-
Di kitab irsyadul ibad Novi Amanah 19 Juli 2018 AsSAJIDIN.COM — “Ada Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah...
-
Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas yakni Wabah Tho'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria. Di t...
-
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya...